Tiga Puluh Tiga

439 46 5
                                    

Rembulan perlahan menghilang menggantikan mentari yang mulai menyingsing pagi ini. Sejak subuh berkumandang, suasana rumah sakit yang semula sepi berubah menjadi hidup kembali. Beberapa perawat sibuk berjalan kesana kemari untuk menyiapkan segala keperluan pasien di pagi hari, mulai dari air untuk mandi, makanan sampai obat-obatan, termasuk untuk Arion.

Klek...

Seorang perawat perempuan masuk ke dalam ruang perawatan Arion. Awalnya perawat tersebut tak menganggap kesunyian di kamar Arion menjadi sesuatu yang berarti sebab memang masih terlalu pagi untuk pasien beraktifitas, namun langkahnya terhenti begitu ia membelokkan badan dan menatap pada ranjang pesakitan anak pemilik rumah sakit ini.

Di ranjang perawatan itu, perawat melihat pasiennya tengah memberi kode padanya dengan menempelkan jari telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkan bahwa tidak boleh ada banyak suara yang tercipta karena ada orang lain yang masih tidur nyenyak dalam dekapannya yaitu Manda, sang istri.

Dengan anggukan mantap, perawat itu melangkah mendekat tanpa suara sedikitpun. Dengan pelan pula, si perawat menyuntikkan obat yang memang harus diberikan pada Arion subuh ini. Setelahnya dengan anggukan pula, perawat tersebut menghilang, membuat Arion menghela nafas lega meskipun ia tahu betul setelah ini akan ada gosip panas tentang nya di rumah sakit ini.

Sebagai kakak Hawa dan anak Maya tentu banyak yang sudah mengenal Arion di rumah sakit ini. Terlebih hampir selalu Arion lah yang mengawal ibu nya itu, saat akan melakukan audit pelayanan dan administrasi rumah sakit mereka. Bahkan beberapa kali adiknya sempat mengenalkan dokter seangkatannya yang bekerja untuk di jadikan calon kakak iparnya. Sudah bisa di pastikan nama Arion bukan lah nama asing di sini.

Dengan track record nya yang seakan tak suka pada perempuan, jelas keadaannya yang tengah berpelukan dengan Manda seranjang pasti akan membuat heboh suasana rumah sakit. Kalau semalam para perawat hanya menganggap Manda sebagai sodara terdekat keluarga Adit, kini cerita nya sudah berubah. Tanpa diberitahukan pun mereka sudah tahu jenis hubungan apa yang tengah Arion lakoni dengan perempuan bercadar itu.

Pria yang dikenal dingin tanpa senyum itu tengah memeluk perempuan yang terlelap dalam ranjang sempit rumah sakit.

Memikirkan itu, membuat Arion akhirnya memandang Manda dengan seksama. Perempuan dalam pelukannya itu, hanya memperlihatkan matanya pada Arion. Manda masih setia memakai cadar untuk menutupi wajahnya meskipun percakapan mereka tadi bisa di simpulkan sebagai proses membuka diri tapi ternyata butuh waktu lebih bagi Manda akhirnya yakin untuk memperlihatkan wajahnya pada Arion.

Mungkin bisa saja bagi Arion, untuk mengintip atau bahkan membuka nya kain kecil itu dari wajah Manda. Akan tetapi, janjinya untuk memberi waktu pada Manda mengalahkan keinginannya itu karena sejujurnya berdekatan dengan Manda seintim ini sungguh membuatnya panas dingin. Jarak yang dulu sempat ia bentangkan luas-luas pada perempuan-perempuan di luaran sana, sudah berusaha ia buang karena sahabat adiknya ini.

Tak ingin terlarut dengan banyaknya pemikiran yang sudah keluar jalur, Arion membuat gerakan kecil dengan mengelus pelan kepala Manda, membangunkan istrinya untuk segera melaksanakan ibadah pagi mereka.

Merasakan usapan di atas kepalanya membuat Manda melenguh pelan, namun bukan untuk membuka matanya melainkan semakin membuat wanita itu mencari posisi ternyaman nya. Ia bahkan tak sadar sudah menenpelkan wajahnya pada dada Arion, mengalungkan tangannya pada perut ramping kakak Hawa itu serta menempatkan kakinya di atas paha suaminya.

Gerakan tiba-tiba Manda jelas seketika membuat Arion melotot sempurna. Lelaki itu menatap selimut yang menutupi mereka dengan tatapan nanar. Sebagai laki-laki normal  tentu posisi Manda saat ini sudah menyulut gairah yang ada dalam dirinya, terlebih tubuh bagian bawahnya lumrah bereaksi saat bangun tidur.

Arion sedikit mengeram, mencoba menahan gejolak dalam dirinya. Setelah dirinya mampu mengendalikan tubuh nya, Arion kembali mencoba membangunkan Manda "Sayang... Bangun, sudah subuh" Panggil Arion pelan namun tepat di telinga sang istri, membuat sang empunya mulai membuka matanya perlahan.

Dan kemudian...

Kembali jatuh pada pelukan Arion.

Tau bukan apa yang coba Manda lakukan?
Ya, perempuan itu mencoba untuk berlari menjauhi Arion, sampai-sampai ia tak ingat dimana ia sekarang. Untung saja, tangan Arion bergerak cepat menahan pergerakan Manda tersebut, membuat perempuan itu tak harus terjatuh dan beradu badan dengan ubin rumah sakit.

"Bangun pelan-pelan Manda" Ujar Arion sambil mulai melonggarkan pelukannya, memberi kesempatan bagi Manda untuk lepas darinya dan duduk di kursi yang ada di samping ranjangnya.

"Maaf Mas" Cicit Manda pelan tapi masih bisa di dengar Arion. Perempuan itu mengutuki dirinya sendiri karena tingkahnya yang benar-benar di luar perkiraan. Harusnya ia ingat bahwa semalam dirinya lah yang meminta ijin Arion untuk di perbolehkan merawat suaminya itu selama di rumah sakit, namun nyatanya ia lupa, saat Manda terbangun dengan posisi sudah memeluk Arion. Tentu itu bukan salah Arion, sebab dilihat dari kondisi nya, Manda lah yang tengah memeluk suaminya itu.

Kembali mengingat kejadian memalukan yang baru saja terjadi, Manda dengan segera menyentuh cadar yang menutupi wajahnya dan kemudian menghela nafas lega. Tingkah Manda itu tak luput dari pengamatan Arion, seolah tahu apa yang Manda khawatirkan Arion akhirnya kembali membuka suara "saya kan sudah janji"

"Maaf Mas tapi aku masih butuh waktu lagi" Jawab Manda sedikit tak enak hati.

"Gak perlu di bahas lagi. Ayo sholat subuh. Saya minta tolong panggilkan perawat laki-laki ya"

Manda menganggukkan kepalanya, lalu beranjak dari tempat duduknya kemudian menghilang di balik pintu, menyisakan Arion yang merasa lega. Bagaimana tidak, posisi Manda saat Arion memeluknya membuat laki-laki itu semakin blingsatan. Tubuh istrinya itu meski di tutupi dengan baju kurung lebar dan berlapis banyak lain, tetap saja begitu terasa olehnya. Belum lagi pinggul ramping Manda yang sempat Arion tahan agar tidak terjatuh, membuat Arion semakin berpikir yang tidak-tidak. Untung saja, selimut yang mereka gunakan semalam masih menutupi perutnya sampai kaki, kalau tidak, respon pusat tubuhnya sudah bisa dipastikan akan mengotori mata Manda.

Setelah kejadian tak terduga itu, bahkan ibadah sholat subuh serta makan bersama, keduanya masih terlihat canggung. Merasa saling tidak enak hati dan tidak nyaman karena kejadian memalukan tadi. Sampai akhirnya Arion mengingat pembicaraan mereka semalam, yang sempat ia utarakan pada Manda bahwa laki-laki itu akan mencoba menerima Manda secara 'ugal-ugalan'.

"Kamu gak ngajar hari ini?" Tanya Arion mulai membuka obrolan.

Manda yang sedari tadi sibuk dengan telepon genggamnya, seketika itu mendongakkan kepalanya dan menatap Arion "ini lagi ijin libur" Jawabnya.

"Kenapa libur?"

"Mau jaga Mas lah"

"Ngajar aja"

"Mas gak mau aku tungguin ya karena kejadian tadi? Mas gak nyaman ya?"

"Ehhh... Bukan gitu maksud saya, saya cuma takut kamu bosen aja. Lagian biasanya Kevin bakalan dateng dan nyuruh saya kerja disini"

"NO!! Gak ada kerja-kerjaan ya Mas! Mas itu sakit jadi hanya boleh istirahat aja, titik!"

"Ehh..." Arion cukup terkejut mendengar Manda yang tiba-tiba seperti seorang istri yang sedang menceramahi suaminya begini.

"Mas dengerin aku gak sih?!"

"Iya Sayang, Mas dengerin kamu. Udah sini duduk disini, jangan jauh-jauhan. Sekalinya jauh kok ya ngomel. Mending kesini deh, gandengan kayak kemarin"

"Mas!!"

.
.
.

18022024

Borahe 💙

KARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang