Dua Belas

376 40 0
                                    

"Abang belum pulang Mas?" Tanya Maya begitu melihat suaminya hanya sendiri duduk di meja makan.

Harusnya malam ini menjadi malam pertama mereka hanya makan bertiga, namun sepertinya hal itu tak pernah terwujud karena sudah hampir seminggu ini Arion selalu menghilang setiap malam pasca Hawa keluar dari rumah sakit.

Memikirkan kedua anaknya yang percintaan nya tidak mulus secara bersamaan membuat Adit tak tahu harus berbuat apa, selain diam dan melihat cara kedua anaknya meluapkan kesedihan mereka. Hawa yang belum selesai dengan kesedihannya ditinggal suami, di tambah dengan Arion yang ditolak dengan perempuan pertama yang laki-laki itu ajak berumah tangga.

"Belum Sayang" Hanya itu jawaban Adit setiap hari. Pasalnya, berkali-kali Adit memberi intruksi agar Arion tetap di rumah dan tidak lagi mengunjungi Hawa dikarenakan sudah ter wakilkan oleh Maya setiap harinya, anak sulungnya itu tak pernah nurut. Padahal Adit jelas tahu, untuk datang ke rumah Alif itu putranya pasti menyiapkan mental yang main-main.

Ditolaknya proposal pernikahan yang Arion ajukan pada Manda, jelas membuat Arion tidak baik-baik saja. Hawa lah yang saat ini menjadikannya laki-laki itu tak punya malu, hanya untuk memastikan adik perempuan nya tersebut tak lagi bersedih, Arion rela untuk mengesampingkan harga dirinya. Arion menjadikan kebahagiaan Hawa menjadi priositasnya kali ini walaupun pada kenyataannya kesedihan Hawa selalu menemaninya saat diri perempuan itu sendiri.

Kegiatan berkunjung nya Arion terus berlanjut sampai Hawa benar-benar menyelesaikan masa iddah nya meskipun Alif belum menyentuhnya sama sekali.

"Yakin mau kerja besok?" Tanya Arion ketika ia dan Hawa duduk di teras depan rumah Alif. Selama empat bulan ini, hanya sebatas di teras saja lah Arion bisa berinteraksi dengan adiknya tersebut. Tentu, keberadaan Manda lah yang membatasi ruang gerak Arion, membuat Arion tak bisa masuk ke dalam rumah Alif karena harus menjaga marwah Manda, dan juga ini merupakan cara agar Arion bisa melupakan rasa sakit yang perempuan itu beri meskipun bayangan Manda masih sering tertawa di pikirannya.

Tak ada bahasan yang Hawa angkat tentang Manda selama Arion berkunjung. Siapa laki-laki yang lebih dulu melamar Manda tak pernah Hawa beritahukan, bahkan kapan acara pernikahan Manda pun Arion tak tahu. Namun bisa di pastikan, acara yang menyangkut perempuan yang sudah menolaknya tersebut belum terselenggara, terbukti tak ada keramaian di rumah Alif tersebut.

Tidak ada nya pagelaran pernikahan Manda tidak membuat Arion berpikir perempuan itu sendiri, fakta bahwa ada laki-laki lain yang sudah mengikat Manda tak bisa ia abaikan begitu saja. Sepertinya perempuan itu hanya sengaja menunda pernikahan nya karena kedukaan kehilangan kakak kandungnya.

"Sampai kapan Abang cuti?" Tanya Hawa balik.
Bukannya tak ingin menjawab pertanyaan sang kakak, hanya saja Hawa sudah tak ingin berdebat lagi mengenai keputusan nya untuk kembali bekerja. Banyak alasan yang Arion dan Adit takutkan apabila Hawa sudah memulai lagi kegiatannya. Berinterkasi dengan banyak orang, tak menutup kemungkinan akan dibahasnya kembali tentang kematian Alif, dan hal itu jelas akan membuat Hawa kembali mengingat suaminya tersbeut dan menangis. Hanya Maya saja lah yang mendukung dan merestui keputusan Hawa untuk kembali bekerja agar Hawa bisa menyibukkan diri dengan banyaknya kegiatan di luaran.

"Mungkin sepuluh hari. Abang sebelumnya mau mampir ke makam Ibu Sella dulu" Jawab Arion enteng. Ia memang sudah merencanakan jauh-jauh hari untuk pergi di pergantian tahun ini. Arion paham, dirinya butuh waktu sendiri untuk melupakan banyak kenangan pahit yang terjadi di tahun ini.

"Sampai tanggal berapa?"

"Mungkin tanggal 7 kalau gak ada halangan, kenapa?" Tanya Arion sambil mengelus puncak kepala Hawa.

"Sebenernya adek pingin ikut tapi gak bisa" Cicit Hawa sedih.

Arion yang melihat itu, langsung menggesar tubuhnya guna memeluk adik kecilnya "kenapa? Karena kerjaan? Atau yang lain? Kalau adek mau Abang bisa minta Kevin ngurus semuanya sekarang" Kata Arion.

"Walaupun adek mau tapi adek tetep gak bisa pergi Bang karena... " Sebelum melanjutkan ucapannya Hawa lebih dulu menghela nafas dalam "... Karena Manda bakalan menikah tanggal 7 itu" Imbuh Hawa.

Seketika elusan di atas kepala Hawa terhenti. Setelah berbulan-bulan nama Manda tak pernah disebut, tiba-tiba malam ini nama perempuan itu di sebut di hadapannya dengan berita yang cukup membuat jantung Arion berdetak kencang.

Menikah. Iya Manda menikah, tepat di hari kepulangannya umroh.

Sungguh Allah benar-benar menguji hatinya di ujung tahun ini.

Haruskah ia kecewa dan bersedih kembali?
Bayangkan saja, Arion memilih kota haram untuk tempat refleksi nya tentu dengan pertimbangan yang panjang, dengan harapan setelah ini ia tak lagi terganggu dengan nama Manda yang mungkin akan selalu menjadi bayangan di hidupnya karena posisinya yang sebagai sahabat Hawa. Akan tetapi ternyata rencana yang Arion susun tak semulus itu, lelaki itu bahkan pulang di saat Manda mengikrarkan janji suci dengan lelaki pilihannya tersebut.

"Bang, oke?" Tanya Hawa begitu ia merasakan kekakuan pada tubuh Arion yang sedang memeluk nya tersebut.

Mendapat pertanyaan seperti itu, membuat nyawa Arion kembali tertarik pada tubuhnya. Harusnya respon yang fisiknya berikan tak perlu berlebihan, belum lagi detak jantung nya yang berdetak kencang, apabila memang hatinya tak lagi mengharapkan Manda. Tak pernah menyukai perempuan sebelumnya dan membatasi sekali hubungan dengan lawan jenis menjadi alibi Arion pada respon tubuhnya kali ini "Abang gak papa kok tapi maaf sepertinya Abang gak bisa bantu apa-apa karena Abang belum tahu sampai jam berapa nanti"

"Iya gak papa Bang, cukup doakan adek dan Manda dari sana dan jangan lupa berdoa untuk diri sendiri agar secepatnya di pertemukan dengan perempuan baik lainnya" Doa Hawa tulus. Adik Arion itu sejak awal sudah beranggapan, sang kakak sudah menerima keputusan Manda dengan lapang dada tanpa mempermasalahkan apapun, sehingga mulutnya tak berat untuk meminta Arion untuk mendoakan sahabatnya tersebut.

"Iya jangan khawatir. Nama adek nanti paling banyak Abang doakan disana"

"Jangan cuma adek aja dibilangin, Abang juga harus berdoa buat Abang sendiri, paham?" Rengek Hawa sambil mulai melepaskan diri dari delapan Arion "kalau perlu bawa istri nanti pas pulang kesini. Hehe" Tambah Hawa guyon.

"Gak usah ngada-ngada deh Dek. Mana bisa Abang nikah disana" Ujar Arion dengan memutar bola matanya.

"Bisa lah asal ada calonnya, Abang gimana sih. Lagian bayangin nikah di depan Ka'bah pasti sweet banget"

"Gak usah ngebayangin. Pokoknya enggak"

"Kenapa?"

"Ya karena calonnya disini"

"Eh gimana, gimana? Calonnya disini? Abang udah punya calon baru?"

"Enggak, mantan calon istri maksudnya"

"Maksudnya Manda?"

.
.
.

19012024

Borahe 💙

KARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang