Dua Puluh Enam

399 45 3
                                    

Tokk... Tokk... Tokk...

Tak ada jawaban dari ketukan empat orang dewasa itu. Berkali-kali tangan mereka beradu dengan kayu pada pintu tak membuahkan hasil apapun. Mencoba menghubungi sang pemilik rumah pun tak ada hasil. Semua nihil.

"Coba hubungi Abang aja. Bener ini adek sama Manda di rumah? Jangan-jangan mereka pergi" Ucap Adit pada sang istri.

Azwin yang sejak tadi mengamati setiap sudut rumah masih beranggapan bahwa dua wanita yang mereka cari masih berada di dalam rumah "mereka gak pergi. Ini mobil Hawa di rumah, motor Manda pun di rumah" Ucap Azwin melihat garasi di samping rumah.

Disana memang masih ada mobil Alif yang biasanya Hawa gunakan untuk pergi bekerja serta motor matic Manda bertengger. Sebenarnya Hawa sudah memiliki mobil sendiri hadiah dari sang papi, tapi karena Manda tak bisa mengendarai mobil abang nya, ia meminta Hawa saja yang mengurus semua harta Alif. Hanya rumah ini lah yang masih ada campur tangan Manda karena perempuan itu masih tinggal di dalamnya bersama nenek Iroh.

"Jangan-jangan adek tidur? Bukannya tadi bilang dinas malem ya hari ini?" Tanya Bunda Aisyah pada semuanya.

Membenarkan spekulasi tersebut. Akhirnya ke empat memilih untuk menunggu Manda atau Hawa keluar dengan sendirinya. Untungnya pagar halaman rumah ini cukup tinggi dan ada kursi kayu di depan teras rumah, sehingga cahaya mata hari tak begitu masuk ke dalam sana.

Hingga sampai sepuluh menit setelah itu, suara pintu mulai terbuka. Di depan pintu itu tampak Manda dengan wajah cukup terkejut melihat kedatangan keluarga suaminya itu, terlebih para orang tua itu sudah melantai dan duduk santai di teras rumahnya

Manda menepuk kening nya pelan, saat dirinya mengingat ucapan Arion yang tadi pagi mengatakan bahwa kedua orang tua nya akan datang berkunjung sebelum akhirnya kembali ke ibukota.

"Astaghfirullah Tante, Om maaf..." Ujar Manda cukup menyesal.

Andai tadi ia tak salah tingkah dan berakhir hanya dengan berguling-guling di dalam kamar dan tertidur, pasti Manda tak akan membuat mertua nya itu menunggu.

Semua karena ulah Arion yang membuatnya seperti ayam kampung tak bertulang. Niatnya hanya ingin mencoba usul Hawa yang memintanya agar lebih berusaha agar rumah tangganya dengan Arion baik-baik saja, tak tahu nya Arion malah memberinya serangan balik lebih dasyat.

Mungkin sebagian orang menganggap perlakuan Arion biasa saja karena memang menjadi hal wajar apa bila suami mencium tangan dan kening istri nya. Yang menjadi masalah disini adalah tidak adanya kedekatan antara Manda dan Arion sehingga perlakuan romantis Arion itu membuat jantung Manda tidak dalam kondisi aman, detaknya terlalu cepat untuk manusia pada umumnya.

Hal itu lah yang akhirnya membuatnya mengurung diri di kamar karena ia tak ingin Hawa tahu bahwa ia salah tingkah karena kakak sahabatnya itu.
Sehingga saat keluarga suaminya datang, ia tak mendengarnya karena tertidur dan kelelahan akibat jantungnya tak normal.

"Gak papa Sayang. Yuk masuk aja" Jawab Maya sambil mulai membimbing menantunya untuk masuk kembali ke dalam rumah.

Memasuki rumah Alif yang cukup sepi siang hari itu, membuat Maya paham mengapa ketikan pintunya gak membuahkan hasil. Anak, menantu dan nenek iroh sepertinya sedang istirahat siang.

Mengikuti Maya dan Manda dari belakang, tiga orang tua lainnya malah sibuk menenteng beberapa paper bag dengan nama brand yang cukup terkenal, menduga bahwa itu semua adalah kado untuknya dari keluarga Arion.

"Sebentar Tante, Manda bikinin minum dulu" Ucap Manda meninggalkan ke empat orang tua barunya tersebut untuk masuk lebih dalam ke rumah.

Es jeruk segar di tambah dengan hitamnya biji selasih menjadi pilihan Manda untuk tamu nya kali ini, ada juga beberapa toples cemilan yang menjadi tambahannya.
Namun, saat dirinya hampir sampai di ruang tamu, langkah kakinya terhenti sesaat. Disana Manda melihat beberapa orang lain yang menggunakan baju berwarna hitam sibuk wira-wiri keluar masuk ke dalam rumahnya membawa kotak hantaran lengkap dengan isinya.

'Apalagi ini' batinnya dalam hati.

Mencoba untuk bersikap biasa saja, Manda dengan sok santainya meneruskan kakinya untuk melangkah lalu menghidangkan minuman yang ia buat untuk disajikan di depan para mertua nya itu. Walaupun begitu, ekor matanya masih menatap box-box yang di letakkan orang suruhan Adit di ruang tamu. Manda sampai tak bisa menghitungnya saking banyaknya kotak-kotak itu.

"Hawa mau dinikahkan Mi?" Tanya Manda frontal setelah meletakkan nampan di dapur. Mertuanya itu selalu mengeluarkan ide -ide yang benar-benar di luar nalar kadang, sehingga Manda langsung bisa menyimpulkan bahwa ini semua untuk Hawa karena hanya Hawa lah yang kini sedang sendiri belum bersuami.

Maya ingin terbahak namun perempuan itu mencoba menyembunyikan nya. Ia paham kemana arah pembicaraan menantunya itu. Beruntung saja orang yang sedang mereka bicarakan tak mendengar ucapannya yang spontan itu, karena apabila Hawa mendengar sudah bisa di prediksi bahwa akan ada perang dunia jilid tiga yang akan terjadi.

"Ishh... Adek mu belum punya calon" Jawab Maya gemas.

"Terus ini?" Tanya Manda lagi sambil memandang pernak pernik yang di bungkus indah pada kotak hantaran. Disana banyak kebutuhan yang perempuan butuhkan dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Ini buat Manda, Sayang" Jawab Bunda Aisyah santai.
Keadaan seketika berbalik. Manda yang tadinya santai kini berubah terkejut, panik dan gelisah setelah mendengar penuturan istri Azwin tersebut.

"Bu-buat Manda? Untuk apa Tante?" Berkali-kali kepala menggeleng,menolak fakta yang Maya beri tahu kan, namun tetap saja itu tak mengubah keadaan. Karena jawaban ke dua perempuan yang berjasa untuk hidup Arion disana, tetap sama yaitu semua ini untuk Manda. Bahkan Maya sempat mengatakan "kami tidak melamar mu secara baik Sayang, jadi sebagai gantinya ini kami siapkan hantaran"

"Kan gak perlu sebanyak ini Mi.."

"Gak papa terima aja Oke?"

Akhirnya mau tak mau Manda mengiyakan pemberian barang hantaran itu. Baginya hal ini tidak terlalu penting, mengingat pernikahan mereka cukup mendadak. Manda harusnya berterima kasih pada keluarga Arion yang sudah mau bersusah payah untuk mengurus semua masalah yang di sebabkan Dean.

"Selamat datang di keluarga kami, Sayang. Terima kasih sudah mau menerima anak Mami. Mami titip Abang ya, jangan biarkan dia sendiri ya Nak" Ujar Maya berkaca-kaca.

Petuah yang Maya tutur kan membuat Manda sedih dan bingung secara bersamaan. Maya tentu mengatakan hal tersebut karena ada sebabnya, tapi apakah selama ini Arion sendiri? Sedangkan keluarganya bagi Manda bisa di sebut keluarga impian setiap anak. Keluarga yang tak banyak menuntut dan selalu membebaskan apapun yang anak-anak mereka lakukan selama hal itu baik.

"InsyaAllah Manda upayakan Mi" Jawab Manda pelan.

"Jangan membebankan apapun pada Manda Mi karena itu harusnya tugas Abang sebagai suami disini. Tolong biar kan Manda menjadi dirinya sendiri, jangan tuntut apapun dari pernikahan kami, ataupun dari Manda. Biarkan semua mengalir seperti air. Karena sebagai kepala keluarga, Abang lah yang harus menjaganya dan memastikan istri Abang bahagia" Ucap Arion tiba-tiba. Lelaki itu ternyata sudah berdiri di depan pintu dan mendengarkan semua percakapan ibu dan istrinya.

.
.
.

01022024

Borahe 💙

Maaf ya gess tadi ke publish tpi ketikan belum selesai jadi ku batalkan, sekarang udah bisa kok di baca... Makasih banyak ya💗

KARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang