"Dar udah selesai semua? " Tanyanya sambil memasukkan barang barangnya ke dalam mobil dan hanya dibalas deheman kecil oleh Adara "hmm"
"Bang apa harus ya kita pindah rumah berarti harus pindah sekolah juga dong" Gerutu Adara sedari tadi sedangkan kedua orang tuanya hanya menyaksikan perdebatan kecil anak pertama dan kedua nya.
"Ara sayang, maaf ya kamu jadi harus pindah sekolah baru karna pekerjaan ayah yang mendadak dan mungkin kita akan menetap disana terus" Fatir yang baru membuka suara untuk Adara bisa memahami situasi nya sekarang ini.
"Iya sayang bunda sama ayah udah siapin semua termasuk sekolah baru kamu, dan rumah nya juga udah disesuaikan keinginan kamu sayang" Sambung Salma yang juga berusaha membujuk Adara untuk bisa menerima nya
"Iya bun ara gpp kalau mau pindah tapi kalau mendadak gini kan repot" Ucap Adara yang merasa bersalah "iya sayang maaf ya" Pinta Fatir pada sang putrinya itu
"Oh ya ra abang ada hadiah lo" Rasya memang dingin tapi ketika dengan keluarganya kulkas nya itu bisa mencair seketika menjadi manja, cerewet bahkan suka ngadu kala Adara jail atau menggangu aktivitas nya
"Kesambet apa lo bang ngasih hadiah ke gue"
"Karna bisnis yang abang jalani berhasil dan sekarang juga mendapatkan investor besar" Jawabnya sambil tersenyum songong lah ya tapi ya gitu lah Rasya jika didekatkan dengan Adara
"Yaudah yok berangkat keburu malam loh"
"Let's Goo"
~•~
1 bulan Adara dan keluarganya pindah dan 1 bulan juga kini Adara kuliah di kamus yang dulu ia impikan
"Bun ara berangkat dulu ada matkul pagi soalnya" Ucap Adara seraya melahap roti yang baru disediakan oleh bunda nya
"Yaudah hati hati, oh ya nanti kamu langsung pulang ada yang mau bunda bicarakan"
"Yaudah iya nanti di usahain"
"Iya hati hati sayang"
"Siap bun"
Kini Adara pergi ke kampus nya menggunakan motor hadiah dari Rasya karena baru saja ia servis motornya itu
"Bun ara udah berangkat? " Tanya Rasya yang baru saja menuruni anak tangga menuju meja makan
"Iya sya baru aja" Jawab nya
"Terus ayah mana?"
"Ayah ada meeting jadi harus berangkat pagi pagi"
"Oh yaudah kalo gitu Rasya berangkat dulu bun" Ucap nya seraya menyalimi punggung tangan salma
"Iya hati hati ya, ingat nanti"
"Siap bun"
Rasya pun pergi menuju kantor nya
Keluarga Adara mempunyai 2 perusahaan yang satu dikelola ayahnya yang satu lagi dikelola Rasya yang kini menjadi tambah pesat dan besar
~•~
"Gibran semua udah siap? " Tanya wanita paru Bayah tengah memasuki mobilnya
"Udah mah" Jawabnya
Gibran dan juga keluarganya kini menuju ke rumah Adara guna membahas tentang perjodohan yang telah di wasiat kan oleh kedua oma nya. "Ga nyangka gue bisa nikah sama lo ra, wanita yang aku cintai dari dulu dan cinta ini tak kan pernah terhapus" Ucapnya dalam hati seraya mengukir senyum manis nya
"Loh loh ngapai senyum senyum? " Tanya Lian ayah nya
"Mungkin bakal jadi suami Adara pah, kan dia memang suka Adara dari dulu" Ujek gita seraya diiringi dengan kekehan kecil tapi bahagia bahwa anak semata wayang nya akan membangun keluarga dengan gadis yang sangat dicintai
"Mamah apa apaan sih" Elak gibran dibalas tawa dari kedua orang tuanya.
Kini mobil nya sudah melaju dengan kecepatan diatas rata-rata
~•~
"Nau gue balik dulu" Adara menaiki motornya nya bersiap pergi dari kawasan kampus nya
"Tumben sih ngak ke markas dulu? " Tanya salah satu temenya yang bernama vio
"Ngak ada urusan" Kemudian pergi meninggalkan keempat temannya yang kini menjadi sahabat nya
"Tumben tu anak pulang cepat deh" Gerutu Lea yang kini kesal pada Adara karena sedari tadi dicuekin oleh sahabatnya sendiri
"Mau bahas perjodohan" Pinta Naura yang mengerti
Naura merupakan sahabat dekat Adara sekaligus tunangan Rasya, bahkan sudah sangat dekat dengan keluarga Rasya termasuk kedua orang tuanya
"Whattt" Teriak lea dan jeni bersamaan
"Bisa dikecilin ngak suaranya" Pinta Vio sambil menutup telinganya yang hampir saja pecah dibuat sahabatnya sendiri
"Dijodohin sama siapa nau" Tanya jeni menimbulkan rasa penasaran yang mendalam, pasalnya Adara tidak mempunyai kekasih bahkan tidak dekat dengan laki-laki manapun
Bahkan banyak yang ingin menjadikan kekasihnya tapi Adara menolaknya
"Sama CEO PT PRADANA group"
"Pak Gibran maksudnya atau om lian? " Tanya Vio yang memang sedikit polos dari mereka
"Om lian pala lu"
"Kirain jen, hehe"
"Wih udah kaya ditambah jadi istri perusahaan besar tak kalah dari perusahaan ayah dan abang nya deh" Ucap Lea yang ikut merasa bahagia kala mendengar bahwa sahabatnya akan menjadi lelaki yang baik
Lea sangat kenal dengan Gibran sebab mereka berdua kenal waktu duduk di bangku SMP sebagai junior dan senior tetapi mereka tak pernah sedikitpun melibatkan perasaan dalam pertemanan yang
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MATAHARI [END]
RomantizmPerjalanan cinta sepasang kekasih yang ingin bahagia, namun banyak rintangan yang harus mereka alami untuk menuju cinta abadi. "Gue bakal perjuangin lo ra" ~GIBRAN PUTRA PRADANA~ "Mungkin matahari itu tidak akan bersinar pada waktunya" ~ALETTA KENZ...