ARSYA?

516 51 0
                                    

KALA KUPANDANG PARA JOMBLO YANG DUDUK DISANA,,,, azekkk!"

Pletakk

"Adduhhh pala gueee,,, Lo apa²an sihh maen pukul aja sakit tau," Gadis berbandana hitam itu terus mengelus pelan pelipisnya yang memerah akibat pukulan Sobat Lucknutnya itu.

"Lu berisik! Makanya gue gaplokk!" Jawab gadis disebelahnya dengan enteng seakan tak merasa bersalah sama sekali.

"Suka² guelah, Suara² gue mulut² gue, napa lu yang sewott!" Pongahnya.

"Berisik luuu, Jadi Makan gak nihh ke cafe?! Jangan sampai kita gak kebagian kursi gegara debat mulu!" Benar juga, niat mereka dari awal memang ingin ke cafe untuk makan.

"Hehhe lupa,,, yaudah Yokk Gass Sekalian mau cari cogann,,," Gadis bernama Naura itu memutar bola matanya malas menanggapi ocehan tak berfaedah sahabatnya itu.

"Serah lo dehh!" Pasrahnya kemudian berjalan terlebih dahulu.

"Yahhh Nauu Tungguin Gueeee!"

~••~

Sampai di cafe, semua meja sudah terisi penuh dan hanya menyisakan satu meja kosong itupun berada di paling pojok tersebut tapi mau tak mau karna sudah tak ada tempat mereka kemudian duduk disana.

Baru saja duduk, mendadak suasana cafe mendadak ribut. "Kenapa tu kok rame banget," Heran Adara Gadis berbandana hitam tadi.

Naura hanya menggidikkan bahunya tanda tak tahu, hingga Lautan orang yang berkumpul tadi perlahan memberi jalan pada beberapa cowok. Adara yang tadinya berniat memesan makanan malah diam membeku ditempat, kala memandang seorang cowok tampan yang berjalan ditengah Pria yang lainnya.

"Sungguh tampan nya calon suami gue nau," Gumamnya tanpa sadar.

"Serah lo, gantengan juga Rasya" Ucap Naura yang tak mau kalah dengan Adara

"Abang gue gitu lo nau'" Ucapnya membanggakan diri nya

"Abang lo calon suami gue eakkk"

"Iya deh serah lo" Adara yang hanya pasrah dengan perdebatan ini, namun disisi lain vio dan juga Naura yang sangat bahagia melihat Adara kembali ceria lagi dan sifat cuek nya pudar begitu saja

~••~

Pagi harinya dikediaman Adara. Gadis itu nampak menuruni anak tangga dengan riang gembira bahkan senyumnya pun senantiasa mengembang sedari tadi.

"PAGI AYAHHH, BUNDAAA ABANG" Teriaknya saat sudah sampai dilantai bawah.

3 Orang yang ada dimeja makan itu tersenyum. "Pagi Sayang," Jawab mereka kompak. Bersyukur, karna sekarang keluarga mereka bisa utuh kembali.

"Gak Sarapan dulu dek?" Tanya Rasya saat itu tak duduk melainkan mengambil kotak bekal dan mulai memasukkan roti tawar yang sudah ia beri selai.

"Iya sayang." Imbuh Ayah Fatir padanya.

Adara menggeleng. "Gak usah, nanti ara sarapannya dijalan aja soalnya Gibran udah nunggu didepan," Ujarnya membalas. Mereka hanya tersenyum tipis.

"Dasar Bucin," Cibir Rasya pada adiknya itu.

"Biarin! Abang juga iya ma Naura,bucin terus," Balasnya mengejek. Ayah Fatir yang melihat keduanya berdebat hanya menggelengkan kepala.

"Yaudahlah, ara berangkat dulu. Assalamu'alaikum," Ia mengecup pipi Ayah dan bundanya bergantian lalu berlari keluar rumah.

~•~~

"Gib! Mau Roti gak?" Tawar Adara pada calon suaminya itu. Kini mereka tengah di dalam mobil sedang dalam perjalanan menuju kantor Gibran.

SANG MATAHARI   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang