KEPO LO!

548 56 0
                                    

Di mansion milik Adara kini semua keluarga dan keluarga Gibran sedang membahas perjodohan Adara dan juga Gibran
"Emm gimana kalo aku sama Gibran tunangan aja dulu bun, kan Ara belum ingat sepenuhnya" Ucap Adara yang merasa tidak nyaman dengan semua ini

"Ada benarnya juga bun kata Adara" Fatir mengangguk setuju dan meminta pendapat dari salma untuk melangsungkan acara pertunangan terlebih dahulu

"Gibran gimana"

"Kalau Adara nya mau nya gitu Gibran ikut aja om tante" Ucap Gibran mengerti akan  perasaan Adara

"Yaudah kalian tunangan dulu, gimana kalau minggu depan? " Ucap Gita yang ingin mempercepat acara pertunangan Adara dan Gibran

"Terserah tante dan semua aja" Ucap Adara yang tak mau ambil pusing akan hal ini, sama halnya dengan Gibran yang nurut dengan maunya Adara

"Yaudah kalau gitu kami pamit ya sal" Ucap Gita berpamitan, karena hari sudah menjelang larut malam

Mobil yang dikendarai lian dan Gita pun meleset pergi dari pekarangan mansion milik Adara.

~••~

Kini Acara yang ditunggu tunggu pun  telah tiba, Acara pertunangan Adara dan Gibran sedang berlangsung mewah dan meriah yang di hadiri sahabat, kerabat bahkan rekan kerja orang tua mereka tak lupa juga dengan temen lama Gibran

"Alhamdulillah yaallah akhirnya yang ku tunggu, bisa memiliki Adara dan menjadikan dia milikku" Ucap Gibran dalam hati

Sahabatnya yang melihat Gibran senyum senyum dari tadi menyenggol lengan Gibran dengan kasar"woy napa lo senyum senyum" Ucap Irsyad, sifat nya memang bobrok namun juga memiliki sifat yang baik

"Lo kayak gak tau aja syad bahagia lah dia, apalagi tunangan sama orang yang di incer" Gibran yang diperlakukan oleh sahabat sahabatnya hanya diam dan sesekali senyum tanpa mengajak perdebatan antara mereka.

Sedari tadi Gibran tengah fokus memperhatikan Adara yang sedang berbincang bincang dengan para sahabatnya

"Gue ga nyangka lo secepet itu dapet jodoh"

"Apalagi jodohnya itu Gibran"

"Udah mapan ganteng yang lebih dia sangat menyayangi Adara"

"Bener tuh dari lo harus bersyukur"

Entah kenapa Adara sedari tadi hanya diam sesekali membalas ucapan teman nya dengan senyuman.

"alhamdulillah acara nya sudah selesai, nak Gibran sekarang kamu resmi tunangan sama Anak tante"

"Iya tan terimakasih udah mempercayai Gibran untuk menjaga Adara" Gibran memberi senyuman dan tangan nya memegang erat Adara, seakan tak ingin kehilangan nya lagi

"Iya om titip ya walau kalian belum nikah tapi juga udah separuh tanggung jawab kamu gib" Bukan salma melainkan Fatir yang mengirim pesan pada Gibran untuk menjaga anak kesayangan nya

"Jangan lo sakiti adek gue gib" Ucap Rasya penuh penekanan, walau mereka sahabat tetapi Rasya belum percaya penuh pada Gibran ditambah Adara belum mencintai Gibran

"Aman broo pasti gue jagain Adara" Ucapnya semakin memegang erat tangan Adara

"Gib lu gak usah kenceng kenceng bisa ga si malu bjirr" Bisik Adara pelan namun bisa didengar oleh Gibran

"Ngapain malu sayang, kamu kan tunangan aku" Ucap Gibran tak kalah pelan nya dengan Adara

"Tunangan bukan berarti lo bisa seenaknya sama gue"

"Biarin orang aku calon suami kamu"

Adara yang tak mau memperpanjang perdebatannya degan Gibran membalas dengan deheman kecil, Gibran yang melihat Adara pasrah pun hanya bisa senyum senyum. Mana mungkin yakan akan balik jungkir di hadapan keluarga serta sahabatnya malu pasti sih wkwk

Sesekali bikin gimana gitu ga sih jangan yang tegang tegang terus, authornya bingung jalan ceritanya gimana nih.
Tapi lanjut aja sih

~••~

"Mau kemana kamu" Ucap Gibran seraya memasuki pekarangan rumah Adara dan mendapati Adara sedang menyalakan motor kesayangannya

"Kepo" Ucapnya dengan nada dingin

"Gue calon suami lo gue berhak kepo Adara"

"Iya iya ish ganggu aja" Gerutu Adara

"Yaudah jawab mau kemana"

"Mau nongkrong" Ucapnya singkat kemudian pergi meninggalkan Gibran yang masih berdiri mematung di samping nya
Gibran yang mendapat perlakuan dari sang kekasih pun hanya geleng geleng kepala kemudian melanjutkan langkahnya memasuki rumah Adara guna menemui Rasya sahabat sekaligus calon kaka ipar nya.

"Sya sekarang Adara lala kelamaan sifat nya kayak dulu lagi deh" Ungkapan Gibran yang merasa Adara sudah ada kemajuan sejak kejadian kecelakaan yang menimpanya

"Kata bunda, Adara ingatannya sedikit pulih, tinggal ingat apa ngak ma kita" Ucap Rasya, tetapi pandangannya tengah fokus pada layan hp nya

"Lo lagi ngapain sya" Tanya Gibran bersamaan dengan Irsyad yang ikut penasaran apa yang sedang Rasya lakukan

"Nih bagus ngak" Ucap nya sambil menyodorkan layar hp nya menghadap Gibran dan Irsyad

"Lo mau beli motor baru sya"

"Bukannya kemarin lo baru beli" Tanya Gibran dan Irsyad yang tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabat nya, pasalnya baru beberapa hari ini Rasya membeli motor baru untuk nya.

"Buat Adara" Ucapnya dengan enteng

"Tiba tiba aja lo sya" Gerutu Irsyad

"Iya, tadi malam gue ga sengaja liat Adara lagi ngecek motor nya, eh udah dikit rusak dan Adara dulu pernah cerita ma gue pengen motor sport yang warna putih bunya nya dia kan item sama kek Naura Vio" Jelas Rasya di balas anggukan oleh kedua sahabat nya itu

"Iya sih tadi juga gue liat udah lecet tu motor"

"Makannya gue beliin yang baru" Ucap Rasya

"Hooh hooh ga baik juga kan udah dibuat kecelakaan tragis gitu takutnya kenapa napa lagi" Kini Irsyad yang bersuara, juga menghawatirkan saudara perempuan nya bahwasanya dia anak yang teledor dan klomsi

"Mau beli kapan lo sya" Tanya Gibran, yang berasa ingin ikut membeli motor baru untuk Adara

"Rencana gue si besok siang sih"

"Kita berdua ikut lo ya" Ucap Irsyad di balas anggukan setuju oleh Gibran. Rasya yang tau betul gimana dua Sahabatnya jika menolah tawaran dia pun menyetujuinya " Yaudah besok tinggal ke sini aja, kita kesana bareng" Ucap Rasya

"Kemana sya" Salma yang tiba tiba muncul, membuat ketiga sejoli itu kaget " Eh lololo Tante ngagetin aja sih " Gerutu Irsyad sambil memegang dada

"Maaf maaf, ini tante bawakan cemilan"  Ucapnya sambil meletakkan cemilan di atas meja "oh ya tadi kalian bahas apa" Salma yang semakin di buat penasaran pun ikut nimbrung dengan pemuda pemuda itu

"Ini bun Rasya mau beliin motor baru Adara" Jawab Rasya tude point

"Oh bagus itu, ara pasti seneng dan moga aja ingatannya cepat pulih ya"  Ucap Salma yang tak henti memohon agar ingatan sang putri kembali seperti dulu yang ceria dan tak sering merenung seperti sekarang

"Iya, aminnnn" Ucap ketiga pemuda itu

~••~

"Jadi lo udah ingat gue ra? " Tanya Jeni yang seakan tak percaya bahwa ingatan Adara kembali secepat itu

"Iya gue ingat semua" Ucap Adara tak lupa ia juga senyum bahagia sama hal nya dengan teman-temannya

"Keluarga lo tau? Calon suami lo tau kalo lo udah ingat? " Tanya Vio merasa penasaran dengan Adara

Adara mengerutkan dahinya dan menggeleng cepat selama memberi isyarat bahwa keluarga nya belum mengetahui tentang ini. "Gue akan kasih tau besok" Ucap Adara yang tengah fokus melihat layan hp nya

Sifat nya yang tak beda jauh dari Rasya pun mengundang kekesalan para sahabatnya. Pasalnya ia selalu bersikap cuek, dingin bahkan kadang tak menanggapi apa yang mereka bicarakan.

SANG MATAHARI   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang