Sinar matahari masuk melalui celah jendela mengganggu sepasang kekasih yang tengah tertidur nyenyak.pagi ini Adara terbangun lebih dulu.
"Mas, ayo bangun" ucap Adara membangunkan Gibran.
"Eughhh,,lima menit lagi by" ucap Gibran dengan mata terpejam dan menarik Adara kepelukannya.
"Mas ayo bangun nanti kita telat" ucap Adara menekan-nekan hidung mancung Gibran.
"Mmmm iya, tapi Kiss dulu" ucap Gibran, kemudian Adara mengecup seluruh wajah tampan Gibran.membuat Gibran tersenyum senang.
"By mandi bareng ya" ajak Gibran dengan wajah memelas.
"Iya tapi jangan aneh-aneh" ucap Adara.
~••~
Kini kedua sudah sampai di kantor. Gibran memarkirkan mobilnya dan menggenggam tangan Adara memasuki koridor kantor dengan wajah dingin dan cool nya berbeda dengan Adara yang selalu tersenyum manis.
"Besty lama banget datangnya, habis olahraga ya semalam makanya telat"ujar seorang gadis cantik nan bar-bar yang bernama Lea.
"Ra enak nggak" ucap Vio menggoda Adara.
"Olahraga nya capek io mana ada yang enak" ucap Sinta dengan wajah polosnya.
"Lo nggak usah ikutan,lo masih polos" ucap Lea.
"Tapi serius, emang ada olahraga yang enak" ucap Sinta penasaran.
"Iya, ada" ucap Vio.
"Aku mau coba dong" ucap Sinta.
"Sin udah, ayo kita ke ruangan" ucap Irsyad karena takut Gibran akan marah, sebab dari tadi telah menatap nya tajam.
"Hmm iya deh,kita duluan ya" ucapnya sambil melambaikan kedua tangannya.
"Iya,sana.untung gak gue pecat" ucap Gibran
Setelah itu Adara dan Gibran berjalan menuju ruangan CEO.
"Mas,dingin" ucap Adara karena cuaca memang sangat dingin padahal ia sudah memakai jaket.
"Sini mas peluk sayang, biar nggak dingin" ucap Gibran memeluk Adara.
Kini Adara duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.
~••~
1 bulan berlalu
Kini Giran baru saja pulang dari luar kota, terdapat luka di tangan nya akibat terseremper motor yang berlalu. Kemudian ditambah terkena goresan pisau sedikit."Hikss,hikss"
"By tangan aku perih by" rengek Gibran memeluk Adara.
"Tangan kamu kenapa? coba sini liat" ucap Adara sambil menarik tangan Gibran untuk melihatnya.
"Luka by, hiksss, perih hikss" isaknya lagi padahal hanya luka kecil.
"Udah ya, suaminya Ara nggak boleh nangis, sini biar aku obatin" ucap Adara dan mengobati tangan Gibran.
"By, pelan-pelan by, perih hikss,hikss"sedari tadi Gibran terus menangis dan menyembunyikan wajahnya di leher dan sesekali di d4d4 Adara.
"Udah ya , jangan nangis nanti kamu pusing lagi" ucap Adara membujuk Gibran dan mengelus-elus rambut Gibran sesekali ia juga m3nc1um pipi Gibran karena merasa gemas.
"By, pisaunya jahat by, hikss" adu Gibran.
"Iya sayang, nanti pisaunya aku marahin ya" ucap Adara melap ingus Gibran dengan bajunya. sunggu manja bukan
"Usir aja pisaunya dari rumah ini by, hikss" ucap Gibran.
"Iya sayang,nanti aku usir ya, biar sekalian tidur di kolong jembatan" ucap Adara terkekeh. Ia sudah tidak heran lagi dengan sikap Gibran karena semenjak ia menikah, Gibran menjadi sangat manja dan cengeng. Seperti kemarin ia menangis hampir 4 jam hanya karena Rasya memanggilnya bayi gede.
"Hmmm"
Dehem teman-teman Gibran dan Adara yang tiba-tiba datang( tanpa ngetok pintu, nggak ada akhlak emang yee).
"Gue sih kalau punya suami gitu, gue buang aja ke laut" ucap jeny.
"Emang ada yang mau sama lo?" Ucap Gibran
"Wah, minta di hajar ni bayi gede" ucap Jeny lagi.
"Sayangg" ucapnya merengek di pelukan Adara.
"Jeny, jangan bikin bayi gede aku nangis" ucap Adara yang juga ikut-ikutan memanggil Gibran dengan sebutan bayi gede.
"Sayangg, hikss,hikss" ucap Gibran.ia sangat tidak suka di panggil bayi gede.
"Kak Gibran kok hidungnya merah" tanya Sinta.( Polos banget sih sin udah tau nangis masih aja nanya)
"Kan habis nangis, BOCllL" ucap Vio. ingin rasanya ia memakan Sinta hidup-hidup.
"Kenapa nangis" Tanya sinta
"Nggak di kasih s*su sama ayang nya" ucap Irsyad meledek
"Tinggal beli aja kak Gibran apa susahnya?" Ucap Sinta
"Udah deh kamu diem aja.. " Gerutu Jeny dan Vio bersamaan. Naura dan Rasya hanya menggeleng pelan.
"Oh ya ra.... , abang ke sini mau kasih kabar gembira buat kamu,, " Ucap Rasya menatap mata Adara.
"Kabar apa bang? " Tanya Adara menaikkan satu alisnya, namun posisi nya kini masih memeluk Gibran diatas sofa.
"Aku hamil ra.... " Ucap Naura sembari mengelus perut nya yang sedikit membuncit.
"Wahhh selamat ya bang Rasya dan Naura, aku bakal punya ponakan dong..... " Ucapnya dengan wajah Gembira.
"Iya sayang..... " Ucap Rasya langsung mendapat tatapan tajam dari Gibran.
"Apa lo, gue panggil sayang sama adik gue emang gak boleh? " Tanya Rasya tak kalah menatap tajam Gibran
"Udah sayang udah.... " Kerai Naura yang mengerti dengan keadaan Gibran sekarang yang ingin sekali di mengerti Adara.
Setelah menyampaikan berita itu, semua pulang ke rumah masing-masing. Kini hanya Tinggal Gibran dan Adara, sementara Lea dan Farel sekarang ada di kamar, tau lah ya kalian hehe..
~••~
"Akhirnya aku bisa manja manja sama kami lagi sayang" ucap Gibran yang tengah tiduran di paha Adara.
"Iya mas, " ucap Adara
" sekarang aku akan manja-manja lagi sama kamu?" Tanya Gibran beralih memeluk Adara dan menyembunyikan wajahnya di belahan d4d4 Nara.
"Iya,terserah kamu mas" ucap Adara mengelus rambut Gibram.
"By, aku mau punya anak 10" ucap Gibran
"Boleh, tapi kamu yang melahirkan" ucap Adara membuat Gibran cemberut.
"Ara maunya 2 aja" ucap Adara.
"5 by" ucap Gibran.
" terserah" ucap Adara.
"By mau itu " ucap Gibran.
"Sok-sok an mau punya anak sepuluh, manjanya minta ampun" gumam Adara.
"Byyy, pliss boleh ya " ucap Gibran dengan wajah memelas.
"Iya boleh, tapi nggak lebih dari ini" ucap Adara
"By elus-elus kepala aku" ucap Gibran sambil melakukan kegiatannya itu.
Tapi Gibran berbohong, malam ini mereka melakukan hal itu lagi,.
See you next chapter....
BERSAMBUNG.........
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MATAHARI [END]
RomancePerjalanan cinta sepasang kekasih yang ingin bahagia, namun banyak rintangan yang harus mereka alami untuk menuju cinta abadi. "Gue bakal perjuangin lo ra" ~GIBRAN PUTRA PRADANA~ "Mungkin matahari itu tidak akan bersinar pada waktunya" ~ALETTA KENZ...