" Makasih rel.. " Ujar Adara pada Farel yang sudah mengantarnya pergi ke kantor Gibran."Sama sama nona.. Kalo begitu saya permisi.. " Ucap Farel sebelum pergi.
Adara menganggukan kepalanya "iya"
Bersama dengan Farel yang memasuki mobil, Adara juga pergi memasuki kantor milik dirinya yang sekarang juga milik suaminya itu.
Seperti biasa, setiap kali Adara datang, para staf karyawan nya selalu menyapanya.
"Hay sayang... " Sapa Adara setelah masuk ke ruangan CEO.
"Ke sini sama siapa sayang.. " Ujar Gibran yang sedang duduk di Kursi kebesaran nya kemudian beralih ke sofa.
"Sama Farel... " Jawab Adara kemudian menatap Zio yang terlelap dalam dekapan Gibran.
"Zio tidur.? " Tanya nya.
"Sudah cukup lama sayang... " Gibran mengangguk mantap
"Kenapa ngak di tidurin di kasur aja..? " Tanya nya kembali.
"Tapi sempat aku tidurin di kasur, eh tau nya nangis. Yaudah aku gendong.. " Jelas Gibran sesekali menatao wajah Damai sang anak.
"Lagi manja dia... Mumpung papa nya lagi merhatiin.. " Ucap Adara merasa terkekeh dengan udapanya sendiri
"Sudah sayang.. Ga usah diterusin.. " Jawab Gibran yang merasa dirinya terpojokkan.
"Taruh di kamar aja gih.. Kasihan kalo gini terus.. " Pinta Adara.
"Nanti kalau nangis gimana sayang..? " Tanya Gibran yang takut ia terbangun lagi dari tidur nya.
"Ga bakal... " Ucap nya kemudian dengan cepat Gibran meletakkan Zio di kamar yang telah disediakan di ruangan pribadinya.
~••~
Langkah seorang anak balita yang berusia 2 tahun itu tengah dituntun oleh orang tua nya..
"Mama.... " Ucap Zio dengan mendekap erat di tubuh Adara.
"Wih nih Zio manja benget ya kayak Gibrann.... " Sindir Rasya yang melihat tingkah manja keponakannya.
"Ya gitu lah bang, ngak Zio ngak Gibran sama sama manja... " Ucap Adara. Sementara Gibran tengah asik dengan game nya.
Malam yang indah, kini seluruh anggota keluarga sedang merayakan hari dengan acara bakar bakar di taman belakang mansion.
Kini terlihat Naura, Rasya, zio dan kedua anak Rasya "nayla dan Bima" Sedang bermain.
Sementara Gibran sedang bergelanyut manja dengan Adara.
"Sayang ikut aku yok... " Ajak Gibran dengan membawa sepiring sosis yang ia bakar tadi.
"Kemana?.. " Tanya Adara mengerutkan keningnya.
"Ikut aja sayang.. " Ucap Gibran dan menarik tangan Adara untuk ikut bersamanya.
"Duduk sayang... "
Lagi lagi Adara hanya manut. Ia kemudian duduk di kursi panjang yang menghadap langsung dimana anak nya sebuah bermain dengan kedua kakanya.
Adara yang merasa dengan kesal dengan Gibran. Sebab ia ingin sekali bermain dengan Zio tetapi Gibran malah mengajaknya menjauh.
"Kenapa gak gabung sama mereka aja sih.. " Ucap Adara.
"Berisik sayang.. Aku mau nya berdua sama kamu.. "
Malam ini bulan bersinar dengan indah, Kerlap kerlip bintang menjadi pelengkap dimakan yang indah ini.
Sama nya dengan Adara dan Gibran yang sekarang merasa kebahagiaannya utuh
"Eh ada bintang jatuh gib.. " Tunjuk Adara.
Setelah itu Adara dan juga Gibran menakutkan kedua tangan nya dan memohon.
"Kamu minta apa sayang.. " Tanya Gibran kepada Adara yang kembali menyenderkan kepalanya di pundak Gibran.
"Ngak banyak. Cuma minta untuk di beri kebahagian hingga akhir hayat kita. " Ucap Adara.
"Kamu ngak minta.?? " Ujar nya kembali menjauhkan kepalanya dari pundak Gibran dan menatap nya lekat.
"Aku ngak minta apapun. Karna aku ingin kamu selalu ada di samping aku dalam suka maupun duka. Itu udah membuat aku sangat bahagia.. " Jelas Gibran kemudian kembali menarik tubuh Adara untuk ia peluk.
Gibran menunduk kemudian mengecup kening Adara setelah itu dia kembali mendekap tubuh Adara dengan erat.
"Terimakasih atas semuanya sayang... Kamu udah hadir dan memberi warna di hidup aku. Jujur aku sangat bahagia bisa memiliki kamu... " Terang Gibran yang mengungkapkan semua isi hatinya.
"Aku juga sayang.. Makasih selalu ada di samping aku.. " Balas Adara dengan senyum hangat yang mengambang.
"Kamu akan selalu ada di hati aku sayang.. Ga akan pernah tergantikan oleh siapapun.. Walau.... " Jeda ucapan Gibran membuat Adara penuh tanda tanya.
"Walau.. ?? " Tanya Adara.
"Walau kamu sering cuekin aku kalau lagi sama Zio... " Balas nya.
"Engak sayang engak.... " Ucap Adara dengan mengecup kedua pipi Gibran.
"Janji ya sayang... " Ujar Gibran menyodorkan jari kelingking nya.
Dan adara menautkan jari nya dengan jari Gibran kemudian kembali memeluknya.
"I love youu matahariku.... "
"I love you juga senja ku... "
Author : selamat melanjutkan kebahagiaan menuju cinta yang abadi....
Terima kasih buat semua yang udah membaca dan vote.. Jangan putus harapan tetap semangat.
Oh ya baca juga ya cerita baru aku
"Pembalasan Sherly"
See you........
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MATAHARI [END]
RomancePerjalanan cinta sepasang kekasih yang ingin bahagia, namun banyak rintangan yang harus mereka alami untuk menuju cinta abadi. "Gue bakal perjuangin lo ra" ~GIBRAN PUTRA PRADANA~ "Mungkin matahari itu tidak akan bersinar pada waktunya" ~ALETTA KENZ...