Setelah makan siang, Gibran mengajak Adara untuk pergi ke kantor nya, pas banget dengan Adara yang tidak ada kerjaan pun mengiyakan ajak kan Gibran.
"Gib ... Ara ada gosip terbaru!" teriak Adara ketika berhasil membuka pintu ruangan Gibran.
Gibran yang tadi sibuk dengan sekretarisnya langsung menatap Adara.
Lisa yang mengetahui Adara datang mendengkus kesal, hilang sudah ksempatan untuk berdua dengan si bos.
"Gibran Sayang .... Aku kangen tauk!" ujar Adara langsung berlari ke arah Gibran.
Tidak tanggung-tanggung bahkan Adara memaksa untuk duduk di pangkuan Gibran, mencium seluruh wajahnya.
Lalu Adara tersenyum penuh kemenangan pada Lisa yang sejak tadi menjadi penonton.
"Ara mau berduaan aja sama kamu," rengek Adara dengan manja.
"Nih anak tumben manja, biasanya juga gue yang manja" Ucapnya dalam hati.
"O--oh iya, Lis kamu keluar!" titah Gibran gugup.
"Tapi, Pak. Pembahasan kita belum selesai," protes Lia.
"Memang ada yang lebih penting dari tunangan saya?" tanya Gibran dengan tatapan tajamnya.
"Maaf, Pak. Kalau begitu saya permisi."
Dengan kaki yang dihentakkan Lisa keluar dari ruangan Gibran. Gibran yang melihat tingkah wanita itu menaikkan sebelah alisnya, sungguh tidak sopan.
Biarlah, itu akan menjadi urusan Gibran nanti. Sekarang dia ada urusan yang lebih penting.
"Nakal," bisik Gibran pelan.
"Ngapain sih berduaan sama dia terus? Kamu suka ya sama dia?" tanya Adara tak suka.
"Apa, Sayang? Aku nggak ada apa-apa sama dia, kami cuma bahas kerjaan," jelas Gibran tak mau membuat Adara salah paham.
"Harus banget berduaan? Pintu ruangan ditutup?" tanya Adara ngegas.
"Kamu kenapa? Cemburu, hm?"
"Kalo tau gini aku nggak mau ke sini, mending pulang aja."
Adara sudah bersiap untuk turun dari pangkuan Gibran, namun Gibran dengan cepat mencegah.
"Jangan ngambek gitu, kalo kamu nggak suka aku bisa pecat dia. Habis itu cari sekretaris baru, oke?" tanya Gibran.
"Sekretarisnya harus cowok."
"Iya. Nanti aku urus. Kamu jangan ngambek lagi, Gibran minta maaf, ya," bujuk Gibran.
"Cewek gatel, kerjaannya godain tunangan orang terus, emang dia nggak sadar kalo dibandingin sama aku dia tuh kebanting banget," omel Adara.
"Sstt. Udah, nggak baik ngomong gitu, kamu cantik lebih cantik dari siapa pun. Sudah ya Sayang, kamu mau gosip apa tadi emangnya? Coba aku mau denger," ucap Gibran menenangkan.
"Gak jadi deh, takutnya aku kayang sendiri... "
dengan raut wajah penuh kebahagiaan dan itu membuat Gibran tersenyum tulus.
"Jadi bocilnya Gibran udah kenyang?" tanya Gibran sambil mengusap tangan Adara.
"Oh ya gib, denger-denger Lea sama Farel mau nikah.!" adu Adara.
"Baguslah. Kamu mau belanja?" tanya Gibran.
Kepala Adara menggeleng cepat. "Nggak mau, baru beberapa hari yang lalu kamu belanjain aku."
"Kamu nggak mau beli baju? Perhiasan? Jajan?" tawar Gibran.
"Nggak mau,. Aku mau temenin kamu kerja boleh nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MATAHARI [END]
RomancePerjalanan cinta sepasang kekasih yang ingin bahagia, namun banyak rintangan yang harus mereka alami untuk menuju cinta abadi. "Gue bakal perjuangin lo ra" ~GIBRAN PUTRA PRADANA~ "Mungkin matahari itu tidak akan bersinar pada waktunya" ~ALETTA KENZ...