MAS

440 49 11
                                    

WARNING!!!!!!

        Setelah percekcokan tadi di kantor, kini waktu menunjukkan sudah malam. Pasutri baru itu baru saja makan malam bersama farel dan Lea. Setelah acara pernikahan Adara dan Gibran, farel dan Lea memutuskan untuk menikah berhubung sudah saling mendapat restu.

"Sayang kmu di mana" Seru Gibran yang tak mendapati istrinya di Dalam kamar.

"Sayang" teriak nya lagi yang Membuat Adara Kaget Lalu keluar dari kamar mandi.

"Iya, kenapa sih Gib" Tanya khawatir Adara yang mendapati Gibran Terlentang di kasur.

"Sayang kmu tadi di mana,aku frustasi Nih Liat kamu Gak Ada Hiks Hiks" Sahut Gibran yang Menangis Manja.

" Hihi,,kamu kenapa si" Ucap Adara yg Geli melihat tingkah suaminya. Pasalnya waktu belum menikah Gibran belum menampakkan sikap manjanya.

"Sayang sini mau peluk" Sahut manja Gibran yang menarik tangan Adara Hingga Terjatuh Di dekapan Gibran.

"Ih lepasin" Ucap Adara yang berusaha memberontak.

"Ih Sayang kok gitu si HIKS HIKS Huaa!!" Sahut Gibran yang Melepaskan Pelukannya dan Menangis manja.

"Sayang,,jangan nangis dong malu kalau di dengar orang" Ucap Adara Yang mengusap Lembut Air mata Gibran.

"Huaa!!,makanya peluk sini hiks" Sahut manja Gibran.

"Gk mau" Ucap ketus Adara yang memalingkan wajahnya.

"Hiks,Sayang peluk Hiks hiks" Ucap lembut Gibran yang memainkan Jemari Adara.

"Huu dasar manja" Sahut Adara lalu mendekati Gibran dan langsung di sambar Olehnya.

"Sayang aku kangen" ucap lembut Gibran tepat di telinga Adara.

"Iya mas iya,kamu kenapa sih baru juga masuk kamar tinggal bentar udah gini" Sahut Adara yang memainkan Bola Matanya malas , Dan  mengusap keringat dingin Gibran.

"Mass....? " Tanya Gibran mengulangi ucapan Adara.

"Iya mas, gapapa kan aku juga gak enak panggil kamu nama... " Tanya nya meminta persetujuan Gibran.

"Gapapa sayang,,, aku malah senang.... "

"Ya sudah Sayang Kita Tidur aja Yuk" ajak  Gibran yang Masih setia memeluk istrinya.

"Tapi Lepas Dulu dong mas" titah Adara yang sedikit risih.

"Enggak,Mas Gak Mau lepasin" Ucap  manja Gibran.

"Yaudah,,,dasar" sahut  Adara membuang nafas kasar,lalu merebahkan diri di samping suaminya.

~••~

Minggu yang cerah, kini di balkon kamar terdapat pasutri yang sedang bermanja, Gibran sengaja ingin dekat dengan Adara karena sikap nya yang kini berubah.

Tak bekerja itulah waktunya full bersama Adara, bahkan waktu kerja kadang suka menginginkan nya untuk datang ke kantor, dengan alasan itu kantor milik Adara jadi harus setiap ia datangi.

Adara sungguh kewalahan dengan sikap Gibran yang tiba-tiba suka merengek seperti anak kecil.

"Sayang!" rengek Gibran dengan memeluk Adara yang sedang duduk.

"Apa lagi?" kesal Adara, ia tidak bisa memejamkan mata nya meski hanya 5 menit karena mendengar rengekan Gibran.

"Kok gitu sih, kamu marah ya?" lirih Gibran.

Cup! Cup!

"Maaf, sini peluk!" ujar Adara merentangkan tangannya.

"Aku mau bobo, tapi sambil peluk kamu terus dielus-elus ya?" pinta Gibran.

SANG MATAHARI   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang