BERUBAH

562 51 0
                                    

Malam harinya sekitar jam 8 Malam. Adara menuruni anak tangga . "Kamu mau kemana,kenapa belum tidur ini udah malam ra" Rasya yang kebetulan ada diruang tengah seketika menoleh pada Adara.

"Mau ke dapur, ambil minum," Ujar Adara singkat lalu melanjutkan langkahnya.

"Abang mau ngomong bentar sini," Adara yang sudah berada didapus pun seketika berbalik menatap Rasya dengan penuh tanda tanya.

"Mau ngomong apa mau tanya tanya tentang Naura?" Sindir Adara tersenyum smrik, Membuat Rasya diam tak bergeming beberapa saat.

'Tinggal sini aja ra, jangan nunggu abang marah dulu baru kamu ke sini " Ucap Rasya yang tak habis pikir dengan adek nya yang tengil ini

Sepulang dari tongkrongan Adara sudah menyampaikann bahwa ingatan Adara kembali pulih, dan mengundang banyak syukur dari keluarganya. Bahkan Gibran yang punya niatan untuk menghampiri pun di larang oleh Rasya karena sudah malam

"Yaudah bentar," Setelah menggambil minum Adara pun berjalan menghampiri dimana abang nya sedang duduk

"Kamu suka motor ini" Ucap Rasya sembali melihat kan motor impian Adara dari hp nya

"Kok abang tau motor impian ara?" Tanya Adara pada Rasya yang masih tak percaya bahwa Rasya mengetahui motor impian nya

Rasya memutar matanya malas, lalu berdecak pelan. "Kamu kan pernah cerita sama abang ra, masa lupa sih" Mendengar jawaban abang nya itu sontak Adara sedikit berbalik lalu memegang jidat nya

"Hehe, iya ya ara lupa bang" Kata Adara sambil cengegesan

"Jadi mau ngak? " Tanya Rasya menatap manik manik mata Adara

"Mau banget" Jawab Adara

"Yaudah besok abang beliin ya" Tawar Rasya

"Bener bang? " Tanya Adara memastikan bahwa Rasya sedang tidak bercanda

"Iya tapi sekarang kamu tidur gih dah malam" Ucap Rasya sembari mengelus pucuk kepala Adara

"Oke bang good night"

"Night too"

~••~

Saat ini di mansion Adara sedang kedatangan teman teman Adara dan Rasya, mereka ingin bermain dengan Adara sekaligus merayakan ingatan Adara yang telah kembali.

Namun saat mereka sedang asik main di pinggir kolam, tanpa disengaja Gibran menyengol Adara hingga terjatuh ke dalam kolam renang, sontak membuat Gibran harus mendengar ocehan dari Adara setelah ini.

"Lo bisa ga sih jangan bikin masalah disini" Ucap Adara setelah terpental ke kolam renang

"Lo tu yang minggir minggir jadinya kan jatuh, makanya liat liat kalo main" Jawab Gibran yang tak mau disalahkan oleh Adara.

"Kenapa lo yang marah?! Seharusnya gue yang marah! Karna gara-gara lo, gue jadi kepeleset dan jatuh kekolam!" Cecar Adara tak terima.

Gibran terdiam. Memang ada benarnya apa yang dikatakan gadis itu, jika saja ia tidak memulai maka semua ini tidak akan terjadi.

Vio, Irsyad, Naura dan Rasya saling memandang, lalu secara bersamaan mereka berlalu meninggalkan 2 insan yang tengah berdebat tersebut.

Gibran menghela nafas panjang. Inilah nasib pria, Walaupun ia benar atau salah, mereka tetaplah harus minta maaf terlebih dahulu.

"Iya, Iya. Gue yang salah." Ucapnya dengan berat hati.

Adara tak menggubris. Ia malah memicingkan matanya seolah ragu dengan permintaan maaf pemuda itu. "Kalau gak ikhlas ya gak usah minta maaf," ketusnya membuat Gibran kian mengelus dada berusaha sabar.

SANG MATAHARI   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang