Setelah mereka selesai salat subuh tadi, Gibran dan Adara langsung menyuruh supir untuk membawakan pakaian dan keperluan lainnya karna tidak mungkin dia meminjam pakaian orang tua nya yang tidak muat di tubuhnya.
"Ada apa sih sayang?" tanya Adara sambil duduk di samping Gibran.
"Ini nih, zio. Nangis mulu." jawab Gibran yang sedang berada menenangkan putranya.
"Ya Allah sayang, kenapa pake teriak segala, sih? Aku tadi lagi siap-siap loh." ucap Adara.
"Ya maaf sayang. Makanya jangan lama-lama. Yaudah sarapan yuk, entar nasi gorengnya keburu dingin. Eh tapi, mama sama papa mana, ya?"
"Mama sama papa lagi pergi." Balas Adara
"Selamat pagi kesayangannya mama." Adaa memberikan kecupan di pipi milik Zio. kemudian mengambil alih Zio dari gendongan Gibran.
"Cuma Zio yang di cium? Papa nya enggak?" tanya Gibran sembari memasang wajah sedihnya.
"Papa juga dong." Adara memberikan ciuman yang sama pada Gibran.
Adara berpindah tempat duduk di kursi yang kosong lalu setelah itu mendudukkan dirinya di samping Gibran.
Sarapan pagi itu pun berjalan lancar walaupun ada saja keributan kecil dan juga candaan yang membuat mereka begitu sangat bahagia.
-
Setelah sarapan, Gibran pamit pada istri mereka untuk pergi ke kantor. l
Dan kini, hanya ada lea, Zio dan Adara saja di rumah karna ART sedang berbelanja untuk kebutuhan selama sebulan. Di ruang tengah, terlihat Adara sedang asik menonton tv dimana pemberitaan tentang dunia selebriti sedang berlangsung.
"Tara!"
Lea meletakkan nampan berisi dua gelas teh dan sepiring kue bolu di atas meja lalu dia ikut duduk bersama Adara.
"Wih...kue bolu" ucap Adara.
"Enak nggak?"
"Kalo kamu yang buat pasti enak. Kamu juga harus coba." Adara pun mengambil sepotong kue lalu menyuapi Lea.
"Makasih ya, Le. Karna udah mau bantuin aku." ucap Adara.
"Santai ra, kita kan sahabat." jawab Lea. sambil membelai lembut kepala Adara.
~••~
Lea terlihat mondar mandir di depan kamar mandi yang ada di kamar tamu.
Tak lama pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Adara yang baru saja keluar dengan wajah pucatnya.
"Lea Zio mana!" Tanya Adara yang tak melihat Zio di gendongan Lea.
"Ada sama suster.. " Balas senyum Lea.
Lea kemudian memapah Adara untuk membawanya menuju tempat tidur lalu membaringkannya.
"Sekarang apa yang kamu rasain?" tanya Lea yang sangat cemas.
"Kepala aku pusing banget." lirih Adara.
Tak lama terdengar bel pintu rumah yang berbunyi, sepertinya ada yang datang.
"Yaudah, kamu istirahat aja dulu disini, aku buka pintu bentar."
"Jangan lama."
"Iya."
Lea pun keluar dari kamar itu lalu berjalan menuju pintu utama. Rupanya ART sudah membukakan pintu lebih dulu dan kini terlihat seorang pria berpakaian dokter lengkap tersenyum pada Lea yang menghampirinya.
"Raja." Ucap Lea.
"Untung Kamu cepat datang."
"Kebetulan aku masih dalam perjalanan ke rumah sakit. Saat kamu telfon, aku langsung putar arah ke sini. Untung rumah Adara cukup dekat."
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MATAHARI [END]
RomancePerjalanan cinta sepasang kekasih yang ingin bahagia, namun banyak rintangan yang harus mereka alami untuk menuju cinta abadi. "Gue bakal perjuangin lo ra" ~GIBRAN PUTRA PRADANA~ "Mungkin matahari itu tidak akan bersinar pada waktunya" ~ALETTA KENZ...