SAMA SIAPA

456 57 6
                                    

Malam ini mereka semua tengah berkumpul di markas geng Abrio , bukan hanya anak-anak muda itu tapi Gibran dan teman-teman juga ikut tanpa sepengetahuan Adara.

"Rame banget ya, kalau ngumpul kayak gini" ucap Gibran.

"Tapi kalau sama-sama gini seru" ucap Irsyad membuat mereka mengangguk.

"Nanti kita bakal sering-sering ngumpul gini" Ucap Rasya.

"Gib ara tau soal ini? " ucap Rasya membuat mereka seketika terdiam.

"Belum sya, nanti gue bakal cari waktu yang pas" Ucapnya  menggeleng-gelengkan kepala.

"Gue dukung lo kok" ucap Rasya, membuat Gibran tersenyum.

Adara mengetahui itu semua, namun ia diam bakal sampai kapan Gibran menutupi jati dirinya yang seorang mafia.

~••~

"Baru pulang mas,,, " Tanya Adara sambil memainkan benda pipih nya di atas ranjang.

"Pengen peluk sayanggggg" Rengek Gibran.

"Iya sini, tapi setelah itu mandi ya" ucap Adara

"Iya" ucap Gibran berhambur kepelukan Adara

"Mmm, suami siapa sih ini, manja banget " ucap Adara menggoda Gibran

"Suaminya ALLETA KENZIA NADARA" ucap Gibran dengan menekan nama Adara dan menaruh wajahnya di ceruk leher Adara

" sekarang mandi ya" bujuk Adara .

"Hmmm, mandiin" ucap Gibran dengan nada manjanya

"Mas, kamu kan udah besar sana mandi sendiri" ucap Adara

"Hmmm" ucap Gibran beranjak pergi ke kamar mandi

"Ngambek pasti" gumam Adara namun masih terdengar oleh Gibran

"Aku denger" ucap Gibran dengan wajah galaknya 

"Udah sono mandi" ucap Adara sambil terkekeh, bukannya takut tapi ia malah merasa gemas pada Gibran.

Setelah mandi, Gibran mendudukkan dirinya di samping Adara,

"Ayy, sakit," rengek Gibran dengan manja sambil memeluk Adara.

Part ini kebanyakan manjanya Gibran yak sihh,,,, tapi lanjut aja alurnya nanti bakal lanjut kok. Hahahah

"Mana yang sakit, mas. Makannya pulang nya jangan kemalaman,mandi nya jadi malam banget kan?" Oceh Adara mengelus rambut Gibran.

"Semuanya Ay," rengeknya lagi, membuat semua orang yang ada di sana menatapnya malas.

"Tadi aja pas gue yang nanya, lo jawabnya nggak papa," ledek Farel.

"Iya lah!  Kalau ini, kan yang nanya ayangnya," lagi-lagi Gibran terus diledek oleh Farel dan Lea.

"Udah, jangan ribut! Orang lagi sakit, kok malah pada ribut sih!" ucap Adara dengan kesal.

"Ayy, peluk yang erat, ya, biar sakitnya ilang!" ucap Gibran dengan manja, membuat Adara mengangguk dan langsung memeluk erat sang suami.

Malam ini, Adara sedang mengelus-elus kepala Gibran supaya suami manja nya itu bisa tidur, karena sedari tadi Gibran terus meminta untuk cepat ke kamar.

"ADARA!" Adara yang mendengar teriakan dari sahabatnya itu, hanya bisa menutup telinganya dengan rapat. Sedangkan Gibran, pria itu tergelonjak kaget dan langsung bangun.

"Lea, bisa nggak sih? nggak usah teriak-teriak!" ucap Adara dengan kesal pada temannya.

"Ya, maaf," ucap Lea menyengir pelan.

SANG MATAHARI   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang