Senin yang cerah, kini Gibran kembali bekerja ke kantor, lumayan lama juga ninggalin kantor ya karna sibuk sama istri nya yakan......
"Emmm,,, sayang aku berangkat ya.. "
"Kamu jaga kesehatan kamu dan makan yang banyak, aku gak mau tau kalo nanti aku pulang dapat kabar kalau kamu ngak mau makan lagi... " Memang akhir-akhir ini Adara engan untuk makan.
Bahkan Gibran yang membujuk nya sampai dengan berbagai drama tetap saja tak berhasil membujuk Adara untuk mau makan.
Sampai kantor Gibran langsung memberi kabar Adara, bahkan setiap beberapa jam Gibran selalu menelfon Adara.
Seperti saat ini, Gibran tengah melakukan panggilan video dengan Adara.
"Sayang. Kamu udah makan belum?" Tanya Gibran.
"Ehm, belum," jawab Adara setia memasang wajah jutek nya.
"Loh, kok belum sih?!"
"Gak selera ," Jawab nya lagi lagi singkat.
"Mau gimana pun harus makan. Takutnya nanti sakit," ucap Gibran dengan nada khawatir.
"Tenang aja,"
"Makan Adara sayang. Nanti kamu sakit, aku gak mau kamu sakit,"
"Hah yaudah deh aku makan," Adara berjalan menuju dapur mengambil makanan dan memakannya perlahan-lahan.
Namun, baru saja beberapa suap, ia langsung mual. Merasakan rasa yang ia anggap hambar, padahal itu makanan kesukaan Adara yang memang wajib dari dulu harus ada.
"Sayang? Kamu kenapa sayang?!" Tanya Gibran begitu khawatir.
Adara tak menjawab pertanyaan Gibran. Tapi berlari ke kamar mandi tanpa membawa ponsel.
Gibran yang seketika panik langsung memutuskan panggilan video. Dan bergegas keluar menuju ruang Irsyad dan Lea yang kebetulan ruangan nya bersebelahan di ruang CEO.
"Saya akan pulang ke rumah. Tolong kalian handle semuanya,"
"Baik pak," jawab Lea tersebut, sedangkan Irsyad hanya memunggut-munggut petanda iya.
"Napa tu bayi gede.... " Tanya Irsyad menatap punggung Gibran yang semakin hilang dari hadapannya.
"Mungkin pengen di manja sama istrinya itu.... " Ucap Lea tanpa membalas pandangan Irsyad karena fokus dengan pekerjaan nya.
Gibran bergegas segera berlari keluar menuju parkiran.
Banyak orang yang menyapa Gibran ramah. Namun Gibran tak sedikitpun memperdulikan nya. Yang terpenting saat ini adalah Adara!Gibran menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi. Ia sungguh mengkhawatirkan keadaan Adara saat ini.
~••~
Mobil yang dikendarai Gibran berhenti dan langsung memasuki rumah dengan langkah cepat.
"Sayang!!" Suara Gibran menggema di seluruh ruangan.
"Adara!!"
"A-aku disini mas,"
Gibran berlari menghampiri Adara dan langsung memeluk nya erat-erat.
"Ya ampun sayang. Kamu kenapa? Apa yang terjadi" Tanya Gibran mengurai pelukan dan menatap Adara.
"A-aku pusing," jawab Adara lemas.
"Kita periksa ke dokter ya sayang?"
"Gak usah mas. Paling cuman masuk angin doang,"
"Tetap aja sayang. Aku khawatir,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MATAHARI [END]
RomancePerjalanan cinta sepasang kekasih yang ingin bahagia, namun banyak rintangan yang harus mereka alami untuk menuju cinta abadi. "Gue bakal perjuangin lo ra" ~GIBRAN PUTRA PRADANA~ "Mungkin matahari itu tidak akan bersinar pada waktunya" ~ALETTA KENZ...