Lea yang sedari tadi menghawatirkan Adara, pasal nya dari siang sampai sekarang larut malam Adara tak kunjung pulang. Lea dan Farel yang cemas akan keadaanya berinisiatif untuk mencari Adara.Baru setengah jalan, Lea dan Farel di kaget kan seseorang yang tergeletak di pinggir jalan dengan keadaan basah kuyup.
Tak menunggu lama Lea dan Farel menghampiri orang itu, alangkah kaget nya ternyata orang itu Adara yang sedang mereka cari
"Loh raa, lo kenapa bisa gini" Ucap Lea berusaha menyadarkan Adara yang tengah pingsan
"Kita bawa nona kerumah sakit aja sayang,,. "
"Iya rel, cepet masukin ke mobil. "
Tak membutuhkan waktu lama, Adara sudah dalam tindakan dokter. "Sebenarnya apa yang berjadi dengan nona Adara.? " Tanya Farel pada Lea.
Lea pun menceritakan dari awal kejadian sontak membuat manik manik mata Farel memerah, tersimpan marah sekaligus emosi setelah mendengar ucapan Lea.
~••~
Rasya dan Naura yang baru saja yang kini tengah bersantai di balkon kamar nya pun seketika panik dan kini sedang dalam perjalanan rumah sakit setelah mendapat kabar dari Farell.
Rasya dan Naura berlari sepanjang lorong rumah sakit, mencari keberadaan adik nya yang tengah di rawat. Setelah cukup lama mereka akhirnya menemukan Farell dan Lea yang sedang mondar mandir di depan ruang IGD.
"Lea Farell" Teriak Rasya membuat mereka kaget seketika.
"Kalian udah datang..? " Ujar Farel kemudian menceritakan apa yang telah Lea ceritakan.
"Jadi ini semua Gibran yang berbuat?,,,,,. " Emosi Rasya seketika mendidih begitu saja.
"Kamu sabar, kita cari tau apa yang Gibran perbuatan pada Adara, sya.,,,,, "
"Iya nau,"
"Rel lo asisten pribadi Ara, saya sebagai kakak nya meminta untuk kamu selidiki ini semua dan sekarang juga,,,,,. " Pinta Rasya untuk Farel
Farel yang mendapatkan tugas dari Rasya pun cepat bertindak. Setelah sekian lama hampir membutuhkan waktu 5 jam akhirnya Farel menemukan apa yang telah terjadi.
Sedangkan di sisi Gibran. Pria itu terus mondar mandir dalam kamar nya, rasa cemas yang melanda sekaligus rasa bersalah, khawatir akan terjadi sesuatu dengan Adara bahkan sampai saat ini belum ada balasan dari nya.
"Raaa, sayang,,,,, kamu kemana sih.. " Gerutunya
"Aku khawatir sama kamu, hp kamu gak aktif lagi,,,, . "
~••~
Pagi hari yang cerah. Mata Adara seakan terbuka "ehhh"
"Loh ra kamu udah sadar, hmm.,, " Tanya Rasya yang duduk di samping brankar Adara.
"Ara di mana bang,,,, " Tanya nya
"Ara di rumah sakit, lea yang bawa kamu ke sini.,,,,, "
"Hiksss,,,,, hiks,,, " Seketika tangisan Adara pecah mengingat kejadian semalam yang ia lihat. Rasya yang bingung dengan keadaan adiknya pun memberi dekapan yang hangat untuk bisa memberi ketenangan.
"Ara kenapa hmm. " Tanya nya
"Gibran bang,,, hiks, "
"Iya,, Gibran kenapa?. " Tanya nya berusaha lembut, walau Rasya sudah mengetahui apa yang terjadi.
"Gibran hianati ara bang,,,,, " Liriknya dengan deraian air mata yang terus mengalir.
"Udah udah kamu sabar dulu okeee. " Akhirnya Adara luluh dengan Rasya, walau kejadian itu sangat menyayat hati nya.
Setelah Adara cukup tenang dan terlelap, kini Rasya yang akan menghampiri Gibran setelah emosi nya yang sudah memuncak. Adara yang di rumah sakit bersama Lea dan Naura yang menjaga nya.
~••~
"GIBRAN,, BUKA PINTA NYA. " teriak Rasya mengagetkan keluarga Gibran yang tengah melakukan sarapan.
"Loh itu bukan nya suara Rasya ya mah. " Tanya Lian. Yang hafal dengan suara Rasya
"Kita samperin aja lah, gib. " Tak butuh waktu lama, pintu rumah Gibran terbuka lebar dengan senyuman yang mengambang di bibir mereka berbeda dengan Rasya yang tengah emosi.,
Rasya yang sudah emosi langsung menarik kerah kemeja Gibran yang ia kenakan, hendak melayangkan pukulan namun Farel menahannya.
Tak ingin tetangga tau keributan yang terjadi, Lian mengajaknya masuk dan selesai kan dengan kepala dingin.
"Jadi Gibran mau gimana.,,,? " Tanya Lian yang ikut merasa bersalah akan kejadian yang menimpa anak semata wayang nya.
"Gibran bakal tetap lanjutin hubungan nya sama Adara pah, gibran ga akan lepasin Adara begitu aja.,,,, " Ucap nya
"Tapi lo ga bisa mainin hati adek gue,, " Balasan Rasya
"Gue akan minta maaf dan jelasin semuanya tanpa gue tutup tutupin sya, dan sekarang beri tau Adara dimana.,,, "
"Adara di rumah sakit. " Sontak perkataan Farel membuat semua terkejut.
~••~
"Raaaa,,,,,, " Sentuhan lembut Gibran membuat istirahat Adara sedikit terusik .
"Gib-gibran ngapain kamu di Sini.,, " Ucap nya
"Aku mau jelasin sama kamu sayang,,,,. " Ujar Gibran.
" Ga ada yang perlu kamu jelaskan lagi gib. " Ucapnya mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Tapi sayanggg,,,,, "
"Lebih baik kita jaga jarak dulu sekarang," Ucapan Adara membuat Gibran terdiam seketika.
"Ternyata kamu ngak serius dengan ucapan kamu kemarin " Lirih Adara. " Percuma aku beri kepercayaan buat kamu waktu itu tapi ujung-ujungnya membuat hati nya tersayat.,, " Gibran terus terdiam mendengar ucapan Adara.
Gibran mengalihkan pandangan , tak sanggup melihat Adara yang berlinang air mata karena ulahnya. "Aku minta maaf sayang,,,, itu semua ngak seperti yang ada di pikiran kamu" Lirihnya.
Adara kalah. Air mata nya terus saja membanjiri muka nya.isakan langsung lolos kala Gibran memegang lembut Tangan nya.
"Harusnya kamu ga usah nutup nutupin hubungan kamu dengan Kinan gib, biar aku ngak nahan kamu lama..,,, " Ucapan yang membuat Gibran menggeleng cepat.
"Aku cuma ga pengen egois dan nahan kamu buat bahagia. ,,,, " Lagi dan lagi ucapan Adara membuat nya menangis.
"Ternyata di hianati itu seperti ini ya,,, " Ucapnya dengan senyum kecut.
"Pernah membuka hati untuk orang seperti kamu adalah kesalahan terbesar dalam hidup aku gib, perasaan itu bukan untuk di mainkan, kalau bosan dan mencari yang lain untuk apa di ciptakan setia,. " Tanya nya, membuat Gibran seakan tak bisa berkata kata.
Ia kemudian menatap lekat mata Gibran yang telah sembab di buat oleh nya. "Aku kecewa sama kamu gib, lebih baik hubungan kita sampai sini,,,, " Ucap nya tak bisa menahan air mata nya lagi, isakan kini terdengar di ruang rawat Adara.
"Apa kamu mau nyerah gitu aja ra,,,, kamu harus dengar penjelasan aku dulu sayangg,,, " Ucapnya berusaha meluluhkan hati Adara. Namun Adara tetap kekeh dengan ucapan yang baru saja ia ucapkan.
"Aku sama kinan ga ada hubungan apa pun, ia dia mantan aku ra,,, tapi cinta aku buat kamu ga ada lain,,, soal kemarin aku di suruh mamah nya Kinan untuk menemani kinan. Waktu aku mau menolak, namun mamah nya Kinan ancam buat nyakiti kamu sayang,,,, " Penjelasanya
"Tapi apa, aku ga papa kan sekarang. "
"Aku minta maaf sayang ,, ,,, " Ucapnya membuat kepalanya seketika ambruk di atas tangan Adara yang diletakkan di samping tubuhnya , ia pegang erat-erat tangan Adara.
Adara merasa tak tega, ia juga merasa bersalah dengan ucapanya yang membuat pria itu seketika down, tangan Adara mengelus lembut rambut pria yang berada di sampingnya, mencoba memberi ketenangan untuk nya.
"Kamu jangan ngomong gitu lagi ya, aku ga mau kehilangan kamu sayang,,, " Adara hanya mengangguk kepala dengan ucapan Gibran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MATAHARI [END]
RomancePerjalanan cinta sepasang kekasih yang ingin bahagia, namun banyak rintangan yang harus mereka alami untuk menuju cinta abadi. "Gue bakal perjuangin lo ra" ~GIBRAN PUTRA PRADANA~ "Mungkin matahari itu tidak akan bersinar pada waktunya" ~ALETTA KENZ...