ME TO

414 43 2
                                    

      Adara terus memperhatikan wajah tampan bayinya yang sedang tertidur di dalam gendongannya.

"Ganteng banget kamu sayang...."

Mama Gita yang baru selesai merapikan baju-baju bayi langsung menghampiri menantu nya. "kamu udah jadi ibu sekarang, kamu harus lebih dewasa ya sayang. bayi nya di jaga dengan baik."

"Iya mah" jawabnya dengan senyuman manisnya.

Farel dan Irsyad menghampiri brankar Adara, mereka tersenyum penuh arti saat melihat wajah keponakan nya.

"Bayinya mirip banget sama Gibran."

"Orang gue bapaknya," ucap Gibran datar membuat mereka terkekeh.

"Selamat ya bro udah resmi menjadi seorang bapak," ucap Farel menepuk pundak Gibran pelan.

"Thank rel."

"Ponakan gue sangat tampan," gumam Irsyad pelan.

Kini Lea bersama Vio menghampiri Adara, mereka melihat bayi di gendongan Adara yang mempunyai wajah rupawan.

Vio terkejut saat menyadari muka bayinya sangat mirip dengan muka Gibran. "kok mirip sih sama Gibran?"

"Kan dia bapaknya sayang," jawab Vio gemas dengan istrinya.

"Iya, hidungnya mancung banget kaya Gibran," sahut Lea terkekeh gemas.

"Makasih sayang, kamu udah memberikan kebahagiaan untuk kita," ucap Naura secara tiba-tiba yang berada di samping brankar Adara.

Adara tersenyum kepada iparnya itu. "Gak usah makasih sama aku Nau ini semua kebahagiaan dari Allah untuk kita."

Naura tersenyum di saat mendengar perkataan bijak dari iparnya itu.

"Assalamualaikum," ucap seorang pria yang baru datang ternyata itu adalah Fatir dan Rasya.

"Walaikumsalam," jawab mereka secara serempak.

Mereka berdua menyalami keluarga Gibran setelah itu mereka menghampiri berankar Adara.

"Selamat ya nak, papa masih gak percaya lo udah jadi ibu aja."

"Nih hadiah buat cucu ayah," lanjutnya seraya memberikan satu kotak hadiah pada Adara.

"Iya. makasih yan, ayah dijemput siapa ke sini nya?" tanya Adara penasaran.

"Sama abang dek.. " Balas Rasya yang kini sedang duduk di sofa.

"Oh... " Balas singkat Adara.

"Baru aja kemaren lo nikah, sekarang udah ada bayi nih," ucap Naura.

"Bayinya mirip banget sama si Gibran." ucap Naura memperhatikan wajah bayinya.

"Orang dia bapaknya."

"Gue kira mirip suami tetangga," ucap Naura membuat Gibran mengeplak kepalanya.

"Lo kalau ngomong suka sembarangan."

"Bercanda gue mah," ucap Naura cengengesan sedangkan yang lain hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka.

"Oh ya, siapa nama nya nak?" tanya Fatir menatap secara bergantian Adara dan Gibran.

"Ayah belum tau loh."

Gibran langsung tersenyum tipis saat menatap sang buah hati nya.

"namanya, Kenzio Zavrael Pradana."

Mereka tersenyum manis mendengar nama bayi itu. "Wihhh namanya keren banget."

"Namanya bagus."

"Nama panggilannya siapa?" tanya Irsyad.

"Dede Zio!" jawab Adara secara cepat membuat mereka tertawa kecil.

"Nama panggilannya lucu, Zio," ucap Lea terkekeh gemas.

"Selamat datang di dunia Zioo" ucap mereka semua secara bersamaan dengan pelan karena Zio sedang tertidur.

Kini di ruang rawat Adara hanya ada dia, Gibran, dan juga Kenzio mereka hanya bertiga di sana karena yang lain sedang makan siang di kantin rumah sakit.

"Dede Zio ganteng ya."

Gibran menatap anaknya lalu mengangguk. "Iya ganteng kaya aku."

Adara jadi tertawa pelan mendengarnya. "Sayang makasih ya."

Gibran beralih menatap Adara dia heran seharusnya dia yang berterimakasih padanya, karena istrinya sudah berusaha untuk melahirkan malaikat kecilnya.

"Makasih buat?"

"Makasih udah jadi suami yang baik banget, kamu selalu sabar ngadepin cewek kaya aku. Aku selalu manja sama kamu dan selalu bersikap kekanak-kanakan selalu nyusahin kamu."

"Pokoknya aku beruntung bisa dijodohin sama kamu, Aku sayang kamu sama Kenzio," lanjutnya.

Gibran mengelus lembut pipi chubby Adara. "Jangan pernah berpikir kamu udah nyusahin aku. karena kenyataannya aku senang bisa melihat kamu bergantung sama aku. seharusnya aku yang berterimakasih sama kamu karena kamu selalu sabar ngadepin sikap aku yang kadang cuek dan kadang kaya bayi."

"Aku serasa menjadi laki-laki paling beruntung di dunia karena sudah di pertemuan sama kamu, aku mohon tetap bertahan sama aku ya sampai maut memisahkan kita."

"Aku sayang Gibran," ucap Adara dengan air mata yang sudah keluar karena terharu.

"Me to baby."

"I love you," bisik Gibran tepat di telinga Adara.

"Love you too."

~••~

Beberapa hari kemudian,baby boy dan Adara sudah boleh pulang.

Sepanjang perjalanan pulang, Baby Zio terus saja menangis. Adara mencoba menenangkan sesekali memberi asi.

Tak lama kemudian, Adara bernafas lega melihat baby nya yang sudah mulai tenang.

Tanpa Adara sadari, sedari tadi Gibran terus saja mengerucut kan bibir nya. Baru saja di mobil dia sudah dicuekin oleh Adara.

Gibran sudah menyimpulkan bahwa ia akan kehilangan perhatian dari Adara karena akan sibuk mengurus putri nya itu.

"Cuekin aja terus.. "  Akhirnya setelah lama terpendam ia bisa mengucapkannya setelah Adara masuk ke dalam rumah.

"Ehhh cucu nenek udah pulang... " Ucap Gita mengambil alih Zio dari gendongan Adara.

"Oh ya ra.. Kamu sudah makan?.. " Tanya Gita.

"Belum mah.. "

"Makan gih,.. Mama udah siapin banyak makanan loh.. " Seru mama Gina.

"Yaudah ara makan habis itu ara bersih-bersih.. " Ucap nya kemudian menuju meja makan yang di mana kini sudah tersedia banyak makanan.

"Lo kenapa gib... " Tanya Mama Gita yang melihat putra nya baru saja masuk mansion dengan badan nya yang lesu.

"Mama ngapain gendong Zio... " Tanya Gibran

"Loh emangnya gak boleh?.. " Mama Gita mengerutkan kening nya.

"Bukannya sama Adara tadi sampai aku di cuekin terus. " Ucap nya kemudian menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Jadi cemburu nih sama anak sendiri.. " Ucap mama Gita.

"Tau ah mah... Gibran mau tidur. "

"Dasar gengsi.. "

"Emang ya Daddy kamu ini cemburuan.. " Ucap Gina menatap muka sang cucu.

"Nanti kalau udah besar kamu harus jagain mommy kamu dan inget jangan kayak daddy yang cemburuan. Cemburu boleh tapi jangan berlebihan.. " Sambung nya.

Zio yang seakan mengerti bahwa nenek nya sedang berbicara dengan nya pun mengulas senyuman.

"Pinter cucu nenek.. "

BERSAMBUNG..........

SANG MATAHARI   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang