10 HARI BERLALU

380 41 1
                                    

Setalah lama menunggu Fatir dari ruangan Adara, Fatir pun keluar. Namun wajah nya terlihat gelisah seakan banyak masalah yang kian di hadapi.

Dengan cekatan Rasya dan juga yang lain mendekat, "ayah, gimana kondisi ara yah.... " Tanya Rasya dengan rasa penasaran yang tinggi. Fatir menghela nafas dalam-dalam kemudian menceritakan seperti apa kondisi putrinya.

"Tadi waktu ayah masuk, Adara sudah sadar...... " Ucapan Fatir membuat ulas senyum Gibran dan Rasya kini lebar, bahkan yang lain pun memancarkan kebahagiaannya.

"Tapi--------" Ucapannya kini ia gantung, merasa tak tega dengan Rasya bahkan Gibran yang sangat menghawatirkan Adara. Tak menunggu lama, Fatir akhirnya jujur dengan kondisinya.

"Adara..... Bilang sama ayah, dia lelah sya.... " Ucapanya terhenti kala isakan nya lolos begitu saja.

Apa yang dimaksud dengan Fatir lelah??.....

"Apa maksud ayah.. " Ujar Rasya mewakili rasa penasaran anggota keluarnya dan keluarga Gibran.

Setelah Fatir tenang, ia  menceritakan semua nya tanpa menambah ataupun mengurangi bahkan tanpa mengubah kenyataan.

Mendengar pernyataan dari sang ayah, Rasya tak kuasa menahan rasa amarah terhadap tente Sasya yang begitu tega dengan keponakan nya sendiri begitu juga dengan Gibran.

~••~

1 minggu berlalu, kondisi Adara sedikit pulih, bahkan sekarang sudah bisa di jenguk oleh orang banyak, Adara di rawat dalam ruangan VVIP yang telah di sewa oleh Fatir.

Pagi pun tiba.

Kini Rasya dan Gibran akan pergi ke kantor polisi untuk membebaskan Sasya dan Pandu dari penjara.

Setelah lama perjalanan, akhirnya mereka sampai di kantor polisi. Tanpa menunggu lama mereka masuk dan menemui polisi.

"Baiklah tuan, kami akan membebaskan ibu Sasya dan Pandu dari penjara karna itu Perintahmu" ucap seorang polisi lalu membuka gembok sel yang sedang didiami Oleh mereka.

"Rasya!" Sasya langsung berlari kearah Rasya dan memeluknya erat.

"Maafin tante, tante kemarin sudah menyakiti Adara. Tante iri dengan Adara yang hidup nya bergelimang harta sya!" balas Sasya lalu.

"Itu karna kerja kerasnya Adara tante, tante gak berhak dengan harta yang Adara miliki karena itu murni milik dia bukan gabungan dari ayah atau pun Rasya. " Jelasnya

"Jadi Stop!" balas Rasya.

"Ras-s-sya ap--apa. Yang akan kamu lakukan?" Sasya berjalan mundur dan ketakutan.

"Kamu, akan di hukum sesuai dengan imbalan!" balas Gibran.

Sasya dan Pandu di bawa pulang ke mansion Adara, mereka lalu di kurung di ruang bawah tanah yang Gibran buat tanpa sepengetahuan pemilik rumahnya,habya Rasya dan dia yang tau.

Tempat disana lebih angker dari penjara, disana gelap, sempit, dan juga banyak hewan buas, jika mereka berani keluar maka ia bersiap akan bertemu mautnya.

"Rasya, tolong. Tante ga mau disini, tante mending M4T1 di penjara daripada di ruangan ini!" Sasya terus memohon ampun.

"Ayo sya, kita masih ada urusan" balas Gibran lalu pergi bersama Rasya.

Mereka di jaga oleh lima Bodyguard .

Setelah tugas nya selesai, Rasya dan Gibran kembali ke rumah sakit untuk menjaga Adara.

"Sayang..... " Panggil Gibran mendekat arah brankar Adara.

"Kamu dari mana..? " Adara mengerutkan keningnya

SANG MATAHARI   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang