??

472 39 3
                                    

   Operasi fatir kini sedang dilakukan namun dokter tak memberikan tau siapa yang mendonorkan jantung. Bahkan keluarganya pun tak boleh mengetahui nya sebelum operasi selesai.

Notifikasi muncul di layar handphone Naura, setelah melihat siapa pengirim pesan Naura bergegas membalasnya. Takutnya terjadi yang tidak-tidak.

                                                 Adara
"Nau nanti ara pulang ya agak lama ya, titip Gibran sama kak Rasya"

                                                                      "Lo dimana sih dar"

"Gue ada urusan mendadak nau, yang gak bisa gue tinggal"

                                                                      "Yaudah iya"

"Gimana operasi Gibran? "

                                                                      "Sedang berlangsung,

" Ya nau. " 
                                                                       "Yaudah."
"Oke see you? "

"Sya ini ara chat aku, katanya pulangnya agak telat" Naura menyampaikan apa yang Adara sampaikan tadi.

"Yaudah tapi dia baik baik aja kan? " Rasya yang sedari tadi tidak bisa tenang, takut Adara kenapa kenapa bahkan takut jika meninggalkan nya.

Vio yang tadinya berpikir itu adalah Adara seketika tenang, waktu Naura menyampaikan baru saja mendapatkan pesan dari Adara

"Syukur deh" Ucap vio

"Kenapa vi" Jeni yang terus kelihat gerak gerik vio karena curiga apa yang teman nya itu lakukan.

"Eh gapap jen" Jeni yang hanya membalas dengan oh ria saja mengangguk paham.

Lampu ruang operasi mati, menandakan operasi telah selesai. Rasya yang bernafas lega melihat operasi ayah nya telah selesai, namun hati nya tetap sama ada kejanggalan

"Sya adara mana? " Tanya Gibran yang ikut merasa khawatir pada kekasihnya itu

"Katanya ada urusan gib"

"Urusan apa? "

"Gue juga ga tau. Tadi dia chat Naura. "

"Oh yaudah moga aja dia baik baik. " Gibran merasa bersyukur dan bernafas lega juga mendapat kabar Adara memeberi kabar Naura.

Seorang dokter keluar dari ruang operasi, "gimana dok operasi suami saya. " Tanya salma langsung saat dokter keluar

"Alhamdulillah operasi berjalan dengan lancar, dan pak Fatir bisa sembuh tinggal nunggu siuman tapi pendonor mohon maaf kami tak bisa menyelamatkan nyawa nya"

Ucap dokter, namun salah satu suter langsung menghampiri keluarga Fatir dan memberikan sebuah surat kecil " Dengan saudara Salma? " Tanya suster saat sampai di kerumunan tersebut.

"Dengan saya. " Salma yang berbicara, mewakili semua yang kini kerasa heran dengan suster tersebut.

"Ini ada surat dari seseorang untuk kalian, kalo begitu saya permisi"

Salma yang penasaran pun langsung membuka isi surat tersebut. Alangkah terkejutnya membaca isi surat tersebut, tahun Salma tumbuh dalam pelukan Rasya tak bisa ia bekata kata selain hanya bisa menangis.

Setelah mendengar Naura membacakan isi surat tersebut, hanya ada tangisan, rasa penyesalan yang kini mereka dapati. Bahagia dengan operasi Fatir yang berjalan lancar namun harus kehilangan sosok Adara dalam hidupnya

Soal yang mengirim pesan untuk Naura, suster tadi lah yang mengirim atas perintah Adara,

Kini brankar Adara tengah didorong keluar, dengan cepat Gibran menghentikannya dan membuka kain putih penutupnya. Mereka dibuat terkejut sosok Adara lah yang berada di batas brankar itu.

Bahkan Salma yang semula hanya syok kini pingsan sedangkan Rasya menangis dalam pelukan Naura. Hanya isak tangis yang kini didengar di depan ruang operasi itu.

"Raaa..... " Ucap Gibran disertai isak tangis nya

"Kenapa... Hey kenapa kamu ninggalin aku"

"Kita sebentar lagi nikah dar,,,,. "

"Sayang,,  hey,,,, buka mata kamu"

"Kamu mau apa, aku bakal turuti semua, kamu mau jalan jalan?  Mau dipanggil matahari nya Gibran apa cinta nya Gibran? Aku bakal turuti asal kamu bangun sayang, ,,,    . "

"Sabar gib" Irsyad berusaha menenangkan Gibran yang berdiri memeluk Adara yang terdiam diri di atas brankar

"Ra,,,,, bangun yok, kita pulang. Abang bakal beliin kamu motor baru lagi yok"

"Kita pulang, abang temeni kamu tidur, kita tidur dirumah jangan disini"

"Sya,,,,, " Lirih Naura merasa tak tega dengan Rasya yang begitu kehilangan adik nya

"Dar, hey bangun sayang"

"Aku ada disini lo, masa kamu cuekin hiksss,,,,, "

"Bangun habis ini kita siapin semua untuk acara pernikahan kita ya sayang,,,,. "

~••~

"Bang Rasya ara titip bunda ya. Tolong jaga bunda dan jaga ayah, maaf ara ga bisa bantu jaga mereka. Maafin ara ya bang udah bikin abang emosi terus tapi ara sayang kok sama bang Rasya. Untuk Gibran makasih udah merubah hidup ara menjadi lebih berwarna dan maaf ara ga bisa jadi pendamping hidup kamu, temuin ya pengganti ara walau tak ada yang nandingin cantik nya ara hehe. '

Gibran membaca isi surat, kata itu lah yang terakhir Adara ucap.

"Iya sayang kamu cantik. "

"Kamu harus tenang di sana bahagia ya. "

"Aku bakal setiap hari ke sini buat curhat semua keluh kesah aku" Ucap Gibran di  samping makam Adara, dari kejauhan teman teman Gibran tak tega dngan keadaan sahabat nya itu

"Bunga nya sampai ra, tapi kenapa tidak dengan kamu? "

"Kamu bilang mau ke rumah aku setelah semua baik baik tapi kenapa pergi jauh"

Isak tangis Gibran yang ia ciptakan satu hari penuh setelah kehilangan wanita yang ia sangat cintai.

~••~

Di kediaman mansion Adara kini semua teman nya berkumpul disana. Fatir juga udah sembuh walau harus duduk di kursi roda untuk sementara

"Jantung ini akan ayah jaga nak, ga akan ayah sia sia in lagi" Lirih Fatir memegang jantung nya yang berdetak

" Jantung ini berdetak membuktikan ara sayang sama ayah, selamanya akan berdetak untuk ayah, walau ayah udah ga ada. "

"Mas jangan ngomong begitu mas" Lirih Salma

            Selamat tidur ratu nya Gibran
                            " GIBRAN"

   
Istirahat yang tenang, bidadari abang
            "RASYA"

ra selamat tidur, ini bakal jadi kenangan yang manis selamanya untuk aku
                          "NAURA"

Selamat jalan sodara terbaik
             " IRSYAD"

Selamat jalan malaikat pelindung ku ALETTA KENZIA NADARA

SANG MATAHARI   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang