ADARA?

396 44 2
                                    

Rasya yang tak tenang meninggalkan Adara bersama Pandu dan tante sasya pun menelfon Gibran dan yang lain untuk menyusulnya.

Uhukkk..... Uhukkk

Adara tidak membalas sebab kepalanya terasa pusing, dada nya sesak, hingga sudut mulutnya mengeluarkan darah. "Yaallah kuatkan Adara yaallah" Batin nya sesekali beristighfar.

"Dasar anak pembawa sial, anak gak tau diri... BRUK" Tutur Pandu kemudian mendorong Adara hingga tersungkur ke lantai.

Dari kejauhan Gibran dan yang lain memantau Adara, mereka melihat tante nya dan Pandu memperlakukan Adara dengan bejad nya, Irsyad yang stay dengan kamera di tangannya, sementara Gibran yang ingin sekali menghentikan itu namun ditahan oleh farel, lea dan Naura.

BRUKK
Kini keadaan Adara sudah tak berdaya, bahkan ingin berdiri pun tak sangup akibat banyak luka di tubuhnya.

Gibran yang tak sangup melihat keadaan Adara sekarang pun bertekat masuk dan menerobos pertahanan Naura dan Lea. Sementara yang lain mengikuti dari belakang Gibran untuk mencegah gak yang tidak-tidak . Bahwasanya kini Gibran sedang dalam kondisi emosi.

"ASTAGHFIRULLAH TANTE SASYA" Teriak Gibran setelah masuk ke dalam rumah Sasya.

"Gib-gibran,,,,,,," lirih Adara yang tak sangup berkata kata lagi

Dengan cepat Lea dan Naura memopong Adara menuju mobil Gibran dengan keadaan yang sudah tak berdaya.

Sementara Gibran, Irsyad dan Farel menginteriaknya terogasi Sasya dan Pandu, Farel dengan cepat menelfon polisi. Dan sekarang mereka sedang di ringkus di kantor polisi.

Waktu Adara dimasukkan dalam mobil Gibran, Adara melarikan diri. Hal ini membuat Gibran khawatir dan dengan cepat mereka mengejarnya walau tertinggal jauh.

"DARR,,,,,,,, ADARAAA" teriaknya

~••~

Dipinggir jalan raya, Gibran melihat Adara yang terduduk menunduk di pinggir jalan.

Nakasnya waktu Gibran ingin menyeberang jalan sebuah truk tronton melintas dengan kecepatan tinggi, hal ini tak luput dari penglihatan Adara dan yang lain.
"GIBRAN AWASS,,,,,,,, " Teriakan Adara begitu melekik, dengan cepat Adara berlari ke arah Gibran. Sontak membuat Rasya melongo.
BRAKKKKK

Suara benturan kerasa kini terdengar dengan jelas, tubuh Adara dan Juga Gibran terpental jauh tapi syukurnya mereka tak kehilangan kesadaran.

Rasya dan yang lain bergegas menuju tempat dimana Gibran dan Adara tergeletak tak berdaya.

"Sayangg,,,, kamu harus kuat ya.... " Lirih Gibran tak bisa menahan air mata nya.

"Kamu harus nya ga nyelamatin aku sayang,,, kamu bertahan kita kerumah sakit sekarang. " Imbuh nya

"G-gib-gibran a-ra min-ta ma-maaf " Ucapnyany terbata-bata

"Suttttt, kamu gak boleh ngomong gitu kamu harus bertahan ya"

Rasya dengan cepat menghampiri mereka, Tangis Rasya begitu cepat pecah.

"Ra abang mohon kamu bertahan ya... " Ucap Rasya

"Ab-b-bang a-ra min-ta ab-ang jag-jagain a-yah bu-at a-a-ra " Permintaan Adara membuat suasana semakin mencengkram.

Rasya yang semula jongkok di samping Adara seketika tubuhnya ambruk ke dekapan Naura. Naura Vio dan Lea menutup
mulutnya ketika melihat darah Adara yang terus mengalir begitu juga dengan Gibran.

"Gib bawa nona Adara ke mobil" Pintar Farel mengemudi mobil ny

~••~

Setelah memastikan Gibran dan Adara sudah memasuki mobil nya, Farel dengan cepat menancap gas dengan kecepatan tinggi memuju rumah sakit.

SANG MATAHARI   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang