DRAKOR

383 38 0
                                    

Istirahatlah, Setelah kamu ngerasa lebih baik, kamu bisa panggil aku. " Usai mengatakan itu, Gibran pun berlalu dari sana.

Untuk sesaat, Adara sedikir heran. Kenapa Gibran bisa berubah secepat itu. Tapi, Adara tak mau berprasangka buruk. Seharusnya ia bersyukur, bukan?

~••~
Hari minggu yang cerah, seorang Gadis yang sedang repot menyiapkan segala keperluan untuk pergi ke kantor, Gibran yang baru baru ini memutuskan untuk tinggal di mansion Adara untuk lebih ketat menjaga walau disini banyak bodyguard yang menjaga Adara.

"Kamu mau kemana sayang?" tanya Gibran

"Ke kantor,kamu kok belum siap-siap sih," sahut Adara

"Kamu ngak inget ini hari apa!" Gibran menelan salivanya susah payah melihat tunangannya itu.

" Emang ini hari apa,,?

"Hari minggu cantikkk,,, "

Betapa terkejutnya Adara mendengar ucapa Gibran bahwa hari ini hari minggu, seakan merasa malu dengan cepat Adara berlalu menuju atas.

Suara berisik terdengar dari lantai di bawah sana. Entah ada tamu atau teman-teman dari para Abangnya ataupun Gibran. . Setelah makan, Adara merasa ingin mengemil saja seraya menonton dracin berjudul 'only for love' yang kini tersisa 5 eps lagi.

"Kalo gini gue gak bisa tenang, pikiran malah ke cemilan mulu. Di kulkas ada gak ya? Gue keluar aja deh!" gumamnya.

Adara meraih hoodie cokelat tua miliknya, dan mulai memakainya dengan menutupi kepala. Namun satu hal yang ia lupakan, yaitu tidak mengganti celana pendek yang sudah di tegur oleh Gibran maupun Rasya.

Tap

Tap

Tap

Suara derap langkah, sendal jepit berbahan bening kaca menyentuh tangga menarik atensi para manusia yang berada di ruang tamu.

Di sana sudah ada Gibran, Rasya, Irsyad dan 7 pemuda yang sepertinya seumuran Gibran.

"Pantesan berisik, ada tamu ternyata." ucap Adara pelan.

"Mau ke mana?" tanya Gibran

"Ke Minimarket depan," jawab Adara

"Gib, anterin adik gue!" ucap Rasya di angguki oleh Gibran..

"Nggak usah Bang, Ara juga cuma sebentar. Minimarket di sini juga deket kan'?" tolak Adara

Entah mengapa gadis itu selalu menolak tawaran mereka, ya tentu saja karena canggung bahkan belum terbiasa.

"Ck, terserah!" sosor Gibran.

Gibran dan Rasya menatap tajam Adara, sudah di bilang celananya ganti.

Perginya Keana membuat suasana kembali ribut.

"Itu adek lo?" tanya seorang pemuda. (Veandra)

"Gue baru tau lo lo punya adek cewek syaa,, lebih cantik dari istri lo?" timpal salah pemuda lainnya, (sena)

"Mana bening banget lagi, cantik cuy. Mulus juga, sabi kali ya besanan." gurau pemuda lainnya. (Kevin)

"Mata lo mau gue congkel?" sarkas Gibraan membuat ketiga pemuda itu terkekeh.

"Jawab dulu dong, itu adek lo?" tanya sena

"Hm, dia adik Rasya, tunangan Gue" jawab Gibran, sontak membuat 3 pemuda itu seakan mengalihkan pembicaraan.

Sementara Irsyad dan Farell masih fokus dengan game yang berada di bendah pipihnya itu.

Waktu terus berjalan, jam sudah menunjukkan pukul 20.43 Adara belum juga pulang. Entah gadis itu tersesat atau memang menyempatkan diri untuk keliling tempat itu.

SANG MATAHARI   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang