WARNING!!!!
Hari ini adalah hari Minggu. Hari dimana acara pernikahan di laksanakan.
Gibran mengadakan pernikahan ini secara mewah. Hingga banyak tamu-tamu yang mereka undang.
Sedangkan Gita,Lian dan Fatir begitu berbahagia di atas pelaminan sambil menyalami para tamu.
"Cantik bener neng," goda Gibran.
"Iya dong, anak siapa dulu," ucap Adara membanggakan sang ayah nya. Membuat Fatir tersenyum menatap Adara dari jauh.
"Bahagia banget aku ra, akhirnya kamu miliki aku seutuhnya,"
"Iya gib!" Balas Adara.
"Buset," Gibran langsung kena mental saat itu juga.
"Pfft,"
1 2 3
"Buahahahahaha," seketika mansion Adara penuh dengan tawa menggelegar dari para tamu undangan.
"Dasar Lo bocah!!"
"Apa? Wle!" Adara menjulurkan lidahnya.
"Ara, , gak baik kayak gitu," tegur Fatir.
"Eh, maaf yah, lagian dia sih yang duluan!!" Sebal Adara bersedekap dada.
Sontak para tamu undangan tersenyum melihat tingkah Adara yang begitu menggemaskan.
"Gak usah marah," Fatir mengarahkan wajah Adara kepada nya.
Selanjutnya suara heboh dari para tamu undangan saat melihat Gibran dengan berani mencium Adara di depan umum. Das4r pengantin baru!
Naura yang melihatnya tersenyum. Sedangkan Rasya sungguh gelisah sedari tadi.
"Kenapa sayang?" Tanya Naura.
"Ah, gak papa kok,"
"Kamu khawatirin Adara?"
"Ehm, iya,"
"Udah sya. Adara sudah menikah jadi wajar aja dong kalau mereka berbuat hal di luar batas,"
"Tapi Adara masih terlalu muda nau," ucap Rasya lemas, ia menyandarkan kepalanya di bahu Naura.
"Iya aku tahu. Tapi sekarang udah ada Gibran, kita harus percaya sama dia. Dia sudah punya pikiran Rasya, dia bukan anak Kecil lagi," Naura mengelus kepala Rasya.
"Hm,"
~••~
Acara resepsi pernikahan Adara dan Juga Gibran telah selesai. Banyak juga tamu yang datang hari ini, Adara yang sudah sangat kelelahan pun terlelap dalam senderan Gibran.
"Kasian istri aku kecapean... " Lirihnya sembari mengusap kepalanya dengan lembut.
"Yeeee,,,udah halal jadi seenaknya ajak nih.... " Gerutu Arsya yang duduk berhadapan dengan Gibran.
"Serah gue, orang istri-istri gue lo yang nyolot... " Gibran kesal dengan saudara satu ini yang selalu mengusik hidupnya. Tapi dibalik sikap itu ada banyak kebaikan yang Arsya berikan pada Gibran.
"Inget tempat bang... Jangan main nyosor aje. " Ucapnya dengan nada sedikit menyinggung tapi menatap arah lain.
"Iriii, bilang bosss. Makannya jangan jomblo terus.... " Perdebatan yang disimak kedua keluarga pun mereka ikut tertawa melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah anak nya.
Kebahagiaan akan ada setelah kesedihan, kita hanya bisa pasrah dan menikmati prosesnyaa
Pepatah itu lah yang selalu Gibran ingat, kebahagiaan kini tengah hadir melalui adanya gadis yang sekarang berstatus sebagai istrinya yang akan memberi warna dalam hidupnya.
~••~
Adara berjalan mengikuti Gibran dari belakang menuju kamar Adara.
Gibran masuk dan membuka jasnya, ia langsung memasuki kamar mandi.
Adara duduk di bibir ranjang. Ia mengayunkan kakinya,karna ia begitu bosan sekarang.
Cklek
"Gib!!"
"Apa?"
"Kok gak pake baju?" Tanya Adara keheranan melihat suaminya yang hanya memakai handuk yang melilit pinggangnya.
"Gak bawa baju," Gibran menghampiri lemari dan mengambil bajunya.
Sebelum acara resepsi di mulai, baju baju Gibran kini sudah berada di kamar Adara, dan mereka memutuskan untuk tinggal bersama di mansion Adara yang sekarang juga menjadi mansion Gibran.
"Aaaa,"
"Kenapa?" Tanya Gibran keheranan saat Adara menutup matanya.
"kok hadap sini pake bajunya? Harusnya di kamar mandi aja!!"
"Emang kenapa?"
"Ya, emangnya gak malu?"
"Ngapain malu sama istri sendiri?"
S1al! Pipi Adara memanas. Walaupun ia tak terlalu paham arti dari kalimat Gibran tersebut namun kata Istri membuatnya Salah tingkah.
"Kenapa?" Tanya Gibran saat melihat Adara memalingkan wajahnya. Dan jangan lupakan pipinya yang memerah.
"Gak! Aku mau tidur," Ia langsung membalut tubuhnya dengan selimut.
"Ya udah kalau gitu aku mau ke luar dulu,"
"Hah? mau kemana?" Seketika Adara langsung keluar dari balutan selimut.
"Cuman mau nyari angin,"
"Ikuttt!"
"Gak usah, nanti masuk angin,"
"Gibrannnnnn!!" Kukuh Adara.
"Gak jadi, mending kamu tidur,"
"Terus kamu mau kemana?"
"Mau ambil air,"
"Ikuttt!"
"Gak usah!!" Bentak Gibran. Sontak membuat Adara terdiam dengan bibir nya yang bergetar.
"M-maaf,"
"Aku takut sendirian...
"Ya udah aku temanin aja yuk, manja banget sih sekarang!"ucapnya dengan mencubit pipi Adara.
"Iya,"
Dan terjadi lah adegan suami istri ya begitulah. Tahu sendiri kan kalian wkwk
"Gib,mau mandi ngak" ujar Adara pada Gibran
"Udah malam sayangg" jawab Gibran yang matanya sudah terpejam sembari memeluk erat Adara
"Mandi bareng aja yaa" jawab Gibran sambil tersenyum nakal
"Ogah" jawab Adara
"Yaudah"ujar Gibran sambil melipat tangan di d4d4
"Yaudah ayo" jawab Adara
Setelah mandi mereka kemudian melanjutkan tidurnya.
"Emmmm, boleh gak aku peluk kamu?"
"Boleh banget sayang, mau di peluk kayak gini?" Tanya Gibran.
"Iya,"
"Yaudah tidur gih,kamu pasti capek?"
"Hmm," Adara memeluk tubuh Gibran.
Gibran merasa tegang. Bagaimana tidak? Pelukan Adara sangat di luar nurul.
"Gib, apasih kayak gitu? Aku gak nyaman," Adara bergerak tak nyaman.
"Gak papa, udah tidur aja sayangg,"
"Iya deh,"
Tak lama kemudian, terdengar dengkuran halus. Gibran membalas pelukan Adara tak kalah erat nya dengan hati-hati karena takut tidurnya terusik. .
BERSAMBUNG.......
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MATAHARI [END]
RomancePerjalanan cinta sepasang kekasih yang ingin bahagia, namun banyak rintangan yang harus mereka alami untuk menuju cinta abadi. "Gue bakal perjuangin lo ra" ~GIBRAN PUTRA PRADANA~ "Mungkin matahari itu tidak akan bersinar pada waktunya" ~ALETTA KENZ...