"Loh sya Gibran mana, bukannya tadi disini nemenin Adara" Gita yang sedari tadi terus celingak celinguk mencari keberadaan putranya"Gibran keluar bentar tan" Ucap Rasya
"Ya Udah kamu istirahat aja biar tante yang jaga Adara" Pinta Gita, sedari tadi terus memperhatikan wajah Rasya dan Irsyad yang kelelahan mungkin karena semalaman menjaga Adara
"Gpp tan nanti palah ngerepotin tante lagi" Elak Rasya karena tak enak bila Gita yang menjaga Adara, pasalnya keluarga Adara dan juga Gibran belum ada ikatan apapun
"Gpp sya tante kan juga akan jadi mamah Adara jadi gpp udah ya" Senyuman sedikit terulas di bibir Gita,
Gita dan Lian sangat menyayangi Adara bahkan mereka sudah menganggap Adara sebagai anak kandung nya sendiri, pernah beberapa waktu lalu ia tidak merestui hubungan Gibran dengan Lisa.
"Ya udah kalau gak merepotkan tante" Ujar nya sedikit merasa ngak enak
"Gak kok sya, kalian istirahat gih"
"Yaudah kalo gitu Irsyad sama Rasya pamit tante, assalamualaikum" Irsyad menyalami punggung tangan Gita bergantian dengan Rasya
"Iya waalaikumsalam" Balas nya dengan senyum
~••~
Kini waktu menunjukkan pukul 20.30 WIB, keluarga Adara kini dibuat terkejut kala mendapat kabar dari Gita bahwa ada tanda tanda Adara menunjukkan siuman
"Gimana dok keadaan putri saya" Tanya Fatir dengan tangan saling berpautan mengharapkan Adara kini sadar dan kembali ke dalam dekapan nya
"Kondisi Adara mulai stabil dan tinggal menunggu siuman saja ok tante" Ucap seorang dokter yang kerap di panggil dokter Wisnu anak dari sahabat Fatir
"Kalo boleh tante tau berapa lama nu? " Tanya Salma memastikan
"Paling bentar lagi tante, tadi juga ada pergerakan dari Adara"
Kini keluarga Adara dan Gibran berkali kali mengucap syukur atas kembali nya Adara dalam kehidupan nya, yang setelah sekian lama tidak mengisi keceriaan
Tak butuh waktu lama, perlahan Adara kini membuka mata nya, samar samar melihat bayangan yang tak jelas, lama kelamaan bayangan itu menjadi jelas baginya
"Saya ada di mana? " Ucap nya namun sedikit meringis saat kepalanya tiba tiba terasa sakit
"Ra kamu udah sadar? " Kini Gibran langsung duduk di samping Adara dan memegang kuat tangan kekasih nya itu
"Kita semua khawatir sama kamu bahkan bunda sama ayah kau terus menangis ra nungguin kamu" Ucapnya lagi, kini tak terasa butiran bening jatuh dari mata indah nya
"Kamu siapa? " Tanyan Adara yang tak mengenali Gibran sedikit pun
"Kamu gak ingat aku dar, ini Gibran calon suami kamu" Ucap Gibran
"Gibran, awww sak-itt" Ringis Adara terus memegang kepala nya yang terasa sakit
"Udah ra jangan di paksa nantia aku bantu kamu inget semua ya" Gibran pasrah dengan keadaan sekarang ini
Namun tak ada niatan Gibran untuk mengundurkan diri memperjuangkan cinta Adara, ia akan berusaha sekeras mungkin untuk bisa mengembalikan ingatan Adara.
~••~
"Alhamdulillah sayang kamu udah siuman"
"Ayah gak bisa bayangin kalo kamu ninggalin ayah nak"
"Iya ta abang sangat khawatir sama kamu, abang janji habis ini abang ga akan ngekang kamu lagi akan abang turuti apa yang ara mau" Ucap Rasya dengan senyum bahagia mendengar Adik kesayangannya siuman
"Kalian ngomong apa, kalian siapa" Ucap Adara yang kini berada di samping Gibran
Sikap Adara berubah menjadi ketakutan melihat kerumunan di sekitar nya, masalalu nya yang ia ingat bahwa dulu waktu kecil banyak kerumunan yang menyebabkan ibu nya meninggal dunia
DEGG!!
Bak di sambar petir, perasaan Fatir salma dan juga Rasya yang semula bahagia berubah menjadi khawatir kembali
Pasalnya Adara tak mengenali siapapun tetapi ia malah akrab dan dekat dengan GibranBertolak belakang dengan dulu, yang tak ingin Gibran berada di sekitarnya kini malah meminta perlindungan dari Gibran
"Ara dia ayah kamu wanita itu ibu kamu dan laki laki itu abang kamu, kamu sangat menyayangi Rasya abang kamu bahkan kalian tidak bisa di pisahkan" Gibran terus menceritakan dan menjelaskan apa yang terjadi dengan nya
"Awwww sakittt gih awww" Ringin Adara berusaha mengingat semua
"Udah ga usah di paksa perlahan ingatan kamu akan pulih nak" Lirih Fatir menenangkan Adara berharap ingatan putri nya kembali teringat
Pintu ruangan terbuka menandakan bahwa ada yang masuk, Naura dan teman Adara lain nya datang menjenguk, namun Adara sama sekali tak mengenalinya
Semua mengangguk paham apa yang sedang Adara alami kini mereka akan membantu Adara mengingat semua kenangan indah mereka " Aku akan bantu kamu ra dan kita semua akan bantu kamu " Ucap Naura
Dengan kasar Fatir menghapus air mata yang mengalami, tak ingin Adara merasa bersalah karena tak mengingatnya. Bahkan beberapa kali Adara mengucap kata maaf
"Maafin aku gak bisa ingat kalian, tapi aku janji bakal berusaha ingat lagi" Ucap nya yang kesekian kalinya
~••~
Seminggu Adara dirawat di Rumah sakit kini pun diperbolehkan untuk pulang ke rumah nya
"Bunda bantu nak" Salma membantu Adara mengemasi barang barang nya
"Makasih bun maaf merepotkan"
"No problem sayang"
"Dah selesai, ayo pulang ayah kamu sudah nunggu di Parkiran" Ajak Salma dibalas anggukan oleh Adara
"Ayo bun"
Betapa senangnya Salma kala kembali mendengar ucapan kata Bunda kembali dari mulut Adara.
Tak tersangka pun butiran bening menetes, Salma menangis terharu mendengar kata itu yang ia tunggu tunggu sewaktu Adara siuman"Bunda kenapa? "
"Bunda gpp sayang, cuma terharu, yok kasihan ayah kamu nunggu lama nanti"
Salma dan Adara pergi meninggalkan ruang rawat inap nya dan berjalan beriringan menuju parkiran
Kini keluarga Fatir kembali harmonis walau Adara tak mengingat mereka dan berusaha mengembalikan ingatan Adara kembali
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MATAHARI [END]
RomancePerjalanan cinta sepasang kekasih yang ingin bahagia, namun banyak rintangan yang harus mereka alami untuk menuju cinta abadi. "Gue bakal perjuangin lo ra" ~GIBRAN PUTRA PRADANA~ "Mungkin matahari itu tidak akan bersinar pada waktunya" ~ALETTA KENZ...