"Dari dah lama nih kita gak ngumpul" Ucap Naura yang kangen dengan masa masa waktu masih menjadi anggota geng motor
"Sama nau" Ucap Vio yang telihat murung cemberut
"Gimana kalo kita bikin reuni aja? " Tanya Adara, hal satu-satunya yang bisa mereka kembali ngumpul lagi.
"Setuju gue, kalo gitu kita bagi tugas aja" Imbuh Naura dengan semangat
"Vio kabarin yang lain gue sama Adara siapin makanan" Ucap Naura
"Hangus juga, kalo gitu besok aja reuni nya biar cepat" Saran Adara yang tak tega melihat kedua sahabatnya murung terus menerus.
"Ide bagus ra"
~••~
Kini hari yang telah di tunggu tunggu dimana anggota geng motor Adara sedang melakukan reuni di markas nya, tawa mereka sangat terlihat jelas bahwa mereka bahagia bila di satukan.
Mereka telah menganggap satu sama lain saudara, bahkan tak ada yang mereka beda bedakan satu pun, walau mereka ada kekurangan.
"Eh ra gimana lo ma Gibran? " Tanya Neni yang terkejut mendengar kabar bahwa Adara sudah memiliki tunangan, dan tak di sangka tunangan Adara pemilik perusahaan besar yakni Gibran
"Baik baik aja"
"Baik baik apa nya, dia tuh ya selalu ribut terus" Ucap Vio, gadis ini memang kalo bicara rada ceplas ceplos namun mereka tau lah ya makanya mereka nyetok banyak kesabaran.
"Tapi sekarang mereka udah baik baik aja, kayaknya Adara suka sih sama Gibran" Ucap Naura mendapat tatapan tajam dari sang empu
"Kalo Gibran nya gimana? " Tanya Jeni,
"Kalo soal dia jangan tanya, dia lah yang ngejar Adara dari dulu. Eh taunya jodoh" Ucap Vio antusias
'Kalo jodoh kita bisa apa kan? " Ucap Adara mengelak ucapan Vio, agar tidak membocorkan semuannyaa
"Eh kalian makan aja gue ma Adara udah stok banyak" Ucap Naura merasa senang dengan acara yang Adara susun ini
Walau terlihat sederhana namun sangat mewah bagi mereka, karena kebersamaan yang kembali. "Moga aja kita temenan sampe nanti" Ucap Naura dalam hati
"Gue kabarin Gibran ga yaa"
"Nanti kalau gue kabarin dia ga ijinin, yaudah deh mending ga usah"
Gerutu nya sedari tadi.
Hari kini semakin malam. Semua anak motor kembali masuk kedalam markas, karena mereka tadi berpesta barbeque.
Suara pintu terbuka pada ruangan Adara, membuat atensi Adara teralihkan, ia menggeser pelan kursi, agar tau siapa yang datang, tau siapa yang datang, ia kembali memandang leptop nya.
"Ngapain kamu ke sini gib?" Ketusnya menatap micing Gibran yang duduk disampingnya. "Ngapain sihh?! Sana jangan deket-deket!" Usirnya pada Gibran agar tak terlalu dekat dengannya.
Adara kian jengkel kala Gibran tak juga menuruti kemauannya. "Lo bud3g?!" Kesalnya kembali mendorong tvbvh Pemuda itu agar menjauh darinya.
Tvbvh Adara mematung Saat Gibran tiba-tiba memegang wajahnya dengan kedua tangannya. Bahkan Adara bisa dengan jelas menc1um aroma maskulin dari tvbvh cowok itu.
"Lo yang diem," Tekannya dan malah memeluk Adara erat. Menurut dengan apa yang pemuda itu lakukan, Adara sama sekali tak bergerak, bahkan kini wajahnya menatap fokus pada wajah Gibran yang begitu dekat dengannya.
Setelah cukup lama berpelukan, akhirnya Gibran melepaskan pelukannya. "Jangan jutek-jutek sama aku, kamu kenapa sih,aneh." Mengerjabkan mata beberapa kali, Adara mencoba mencerna perkataan pemuda itu.
'Maksud dia apaan sihh? Aku Aneh hari ini, atau dia yang jangan-jangan abis kesambet S4iton makanya berubah kek gini,' batin Adara terheran-heran.
"Ikut aku yok," Gibran bangkit lalu hendak berlali dari sana. Tetapi baru beberapa langkah ia kembali berbalik menatap Adara. "Ayo,sayangggg," ucap Gibran kemudian melanjutkan langkahnya dengan menggenggam erat tangan Adara.
"Gue sama Adara pergi duluan" Itu yang diucapkan oleh pemuda itu kemudian melanjutkan perjalanan nya.
~••~
Adara terus memilin ujung Hoodie hitamnya. Tapi, lagi-lagi egonya menahan agar ia tak melakukannya. Tapi, setelah cukup lama berperang dengan fikirannya, ia akhirnya memutuskan untuk berbicara.
"Mau kemana sih!".Gerutunya kesal pada dirinya sendiri.
" Iku aja sayang sama aku mau kasih kejutan buat kamu". Seketika Adara diam mematung, tapi tak lama ia malah dibuat terkejut saat Gibran menariknya masuk kedalam kamarnya
"Ngapain di kamar kamu? Diluar juga bisa kan?" Omel Adara pada Gibran.
Menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Gibran lantas menjawab. "Ya--yakan gue--"
Adara mengangkat sebelah alisnya. "Kamu cantik," Mendengar pujian dari pemuda berstatus tuunangan nya itu, entah mengapa Adara menjadi salting sendiri, bahkan selama ini ia tak pernah bersikap seperti itu.
'Jangan mulai dar! Lo tu Badgirl jadi gak banget salting gegara bualan CEO jam3t kek dia!' Batin Adara.
Adara kian dibuat gelagapan saat Gibran mendekat kearahnya. Seketika fikiran melayang entah kemana.
"Lo mau ngapain?" Gugup Adara melangkah mundur saat Gibran mendekat kearahnya.
Tak menjawab dan hanya menampilkan s3ringainya. Tangan Gibran kini terangkat, Adara dapat merasakan sebuah benda dirambutnya.
"Lo makin cantik pake jepitan kupu-kupu ini," Adara langsung meraba jepitan yang Gibran pasang dirambutnya. Ia tersenyum menatap pantulan dirinya didepan cermin milik pemuda itu.
Adarapun berbalik lalu tersenyum tipis, namun itu berhasil membuat jantung Gibran tak aman. "Makasih, aku suka." Ucap Adara masih dengan senyuman tipisnya.
"Sama sama sayang" Ucapnnya kemudian mengecup singkat kening gadis itu.
~••~
"Selamat siang taun Rasya" Ucap Sekretaris Rasya saat masuk kedalam ruang kerja nya
"Ada apa"
"Ada meeting dengan PT tinao tuan siang ini" Ucap sekretaris Langsung
"Oke siapo pak" Ucapnya "kalo begitu saya pamis tuan" Lanjutnya
"Yaaa"
"Gue mending kerjain ini dulu, bisa lembur nih aghh" Ucap nya frustasi sebab banyak tugas yang menumpuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG MATAHARI [END]
RomancePerjalanan cinta sepasang kekasih yang ingin bahagia, namun banyak rintangan yang harus mereka alami untuk menuju cinta abadi. "Gue bakal perjuangin lo ra" ~GIBRAN PUTRA PRADANA~ "Mungkin matahari itu tidak akan bersinar pada waktunya" ~ALETTA KENZ...