BERTEMU

371 32 2
                                    

   "Bu Zia nya masih di kantor ngi.?. " Tanya Farel yang baru saja sampai di kantor Zia, "oh bu zia nya lagi meeting sama klien PT. Angkasa pak. " Jawaban Anggi sontak membuat farel  sedikit melongo.

"E-e yaudah saya tunggu si ruangan bu Zia. " Jawabnya "baik pak" Balasnya dengan ramah.

"Aneh sekali biasanya juga nolak buat meeting dengan Brian" Gerutu farel tak henti henti nya mengoceh

Dari kejauhan Lea yang melihat kekasihnya pun seketika langsung menghampirinya " Sayangg. " Sapa nya dan di balas senyuman hangat oleh farel "hayy." Balasnya

"Ada apa kok aneh banget kamu sekarang. " Lea mengerutkan kening nya, seakan penasaran apa yang sedang pria itu pikirkan

"Sahabat kamu aneh banget sayang. " Jawabnya meminta masukan dari Lea. "Zia.?. " Tanya nya "ya siapa lagi. "

"Kan bos kamu jga sayang. "

"Iya tau tapi biasanya dia selalu nolak kalo meeting sama perusahaan Brian tapi sekarang?. " Tanya nya,

"Oh itu karna Zia sama Brian kan dekat, kamu ngak tau ya. " Farel pun mengundang tanda tanya seakan tak percaya dengan perubahan sifat Zia yang dengan cepat nya

"Dari kapan.? "

"Dari semalam, dia ketemu eh palah dekat, mungkin ada rencana Zia di balik semua ini. " Lea asal menjawab sepengetahuan nya.

"Oh ya udah aku ke ruangan Bu Zia dulu ya. "
"Iya babay sayang,,,. "

"Iya sayang" Balasnya dengan mengelus pucuk kepala Lea

~••~

"Siang Farel. " Sapa Zia melihat Farel di sofa ruangan nya.

"Eh Nona Zia selamat siang. " Farel yang menyadari kedatangan Zia langsung membungkukkan badan seakan memberi hormat untuk atasannya itu

"Ada apa tumben, biasanya juga ma noh si Lea. " Zia dan Farel bisa di bilang dekat, sebab sebelum Farel dan Lea pacaran ia sudah dulu mengenal dan mempercayai nya sebagai asisten.

"Gibran yang sekarang, terlihat angkuh terhadap karyawan dan orang orang yang baru dikenali, beda dari yang dulu seorang yang ramah sekarang bertolak belakang" Farel menyampaikan informasi yang baru saja ia dapat sembari menyodorkan foto Gibran .

"Ternyata kepergian Adara begitu mempengaruhi orang orang di sekitarnya, walau Rasya dan Naura udah nikah tapi Rasya sama kek dulu" Dari memandang foto yang Farel tunjukkan, kini Zia mengalihkan pandangan menghadap luar jendela.

"Nona Zia benar,mereka sama sekali belum mengikhlaskan kepergian Adara, "

"Tapi ini juga salah mereka, yang dulu selalu mengekang bahkan ibu  nya sampai di bunuh oleh calon mertuanya sendiri. " Jelas Zia yang mengetahui latar belakang Adara

"Terus kita harus bagaimana nona, sekarang juga mereka sedang mencari identitas nona. "

"Lo sih mirip banget dengan Adara. " Ucap Lea yang tak sengaja mendengar pembicaraan mereka, langsung saja masuk dalam ruangan Zia.

"Ya gimana lagi le. "

"Ya juga sih. " Lea menggaruk tengku nya yang tak gatal itu.

"Kita teror Lian aja gimana. " Ide Farel namun hanya dibalas Zia dengan mengangkat kedua bahu nya.

"Kita tunggu aja Lian ngaku, kalau ngak ya kita teror sampai dia ngaku gimana. " Ide lea berhasil mendapatkan acungan jempol Zia. "Yaudah ide bagus, rel Siapkan semua. "

"Siap nona. "

~••~

"Ra kalau boleh aku ulangi waktu itu, gaakan aku biarin kamu pergi waktu itu ra,,, " Ucapan Gibran berhasil membuat Lian dan Gita terdiam mematung kala hendak masuk ke ruangan Gibran.

SANG MATAHARI   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang