Namja manis nan cantik tengah duduk di pinggir kolam seraya memainkan kakinya di dalam air. ia baru saja selesai kuliah, dan Jeno tak ada dirumah karena ia sedang bekerja.
Jaemin begitu bosan, ia bahkan tak dapat melakukan apapun untuk menghilangkan rasa bosannya, karena Jeno tak mengizinkannya melakukan apapun, baik pekerjaan rumah ataupun yang lain.
"Tuan Na" Seru seorang pria paruh baya menghampiri Jaemin.
Jaemin menoleh, terlihat pria paruh baya itu tengah menunduk hormat kepadanya, Jaemin sontak berdiri dari duduknya, ini pertama kalinya ada orang yang membungkuk di hadapannya.
"Apa yang anda lakukan?" Tanya Jaemin.
"Jangan membungkuk kepada saya pak" Pinta Jaemin yang merasa tak enak.
"Tapi anda kekasih Tuan, jadi saya harus melakukan ini, dan juga ini perintah tuan untuk memperlakukan anda dengan hormat." Ujar pelayan itu menjelaskan.
Pak Lu, nama pria paruh bayah itu, dia adalah kepala pelayan di mansion Jeno, para pekerja lain begitu menghormati pak Lu, karena memang kepala pelayan bukanlah kedudukan yang biasa.
"Sebenarnya Lee Jeno menganggap ku sebagai apa?" Batin Jaemin bertanya-tanya. ia bahkan tak tau apa statusnya yang sebenarnya di dalam mansion besar itu.
"Silahkan masuk tuan, udara mulai dingin" Ujar Pak Lu dengan sopan.
Jaemin diam, namun ia patuh, ia langsung masuk kedalam mansion, walaupun sebenarnya ia masih ingin diluar, tapi apakah pantas ia menolak? bahkan Jaemin saja tidak tau statusnya di dalam mansion itu, ia hanya seperti tahanan, namun bedanya ia tak dikurung didalam sel.
Jaemin tengah menatap seluruh isi kamar Jeno, yang sekarang juga menjadi kamarnya, karena Jeno memaksanya untuk tidur satu ranjang dengan Jeno, Mau??? tidak, tentu saja Jaemin menjawab tidak, ia tak mau seranjang dengan Lee Jeno, tapi apalah daya nya, Jaemin tetaplah Jaemin, ia tak bisa menolak keinginan seorang Lee Jeno.
Jeno selalu mengancamnya dengan banyak hal, membuat Jaemin tak bisa melawan kehendak Jeno, ia tak bisa kehilangan kehidupannya, apalagi Jeno mengancamnya dengan pendidikan, Jeno mengancam akan mengeluarkan Jaemin dari kampusnya.
"Ini buku-buku apa ya, bolehkah aku membacanya? tapi.... ini milik Lee Jeno" Ucap Jaemin kepada dirinya sendiri.
Jaemin tipe orang yang suka sekali membaca, dirumah kecilnya dulu terdapat banyak sekali buku-buku yang suka ia baca saat bosan, tapi sepertinya mulai hari ini ia tak bisa membaca buku lagi. alangkah baiknya jika Jeno mengizinkannya untuk membaca lagi, tapi apa itu mungkin? pikir Jaemin.
_Cklekk
Jaemin menoleh dengan kaget ketika pintu kamar terbuka, tampaklah Jeno yang baru saja pulang kerja, Jeno meletakkan tas kerjanya di ranjang beserta jas nya tanpa berniat berbicara dengan Jaemin.
"Le- Lee Jeno, bisakah aku menyentuh barang² mu?" Tanya Jaemin gugup.
"Kenapa?" Tanya Jeno dengan wajahnya yang datar tanpa ekspresi.
"Boleh atau tidak?" Tanya Jaemin lagi tanpa berniat menjawab pertanyaan Jeno.
"Boleh-boleh saja" Jawab Jeno membuat senyum tipis mengembang di antara sudut bibir tipis milik Jaemin.
Jaemin mengambil jas Jeno dengan cepat, ia menatap wajah Jeno dengan senyuman yang tak bisa pudar dari bibirnya.
"Bolehkah aku mengurus mu? emm aku bosan tak melakukan apa-apa disini, setidaknya aku tidak hanya akan menumpang disini" Ujar Jaemin pelan.
Jeno tertegun, ia tak berniat untuk membuat Jaemin merasa menumpang, karena dirinya sesungguhnya ingin Jaemin tinggal bersamanya dengan status, karena Jeno benar-benar tertarik kepada Jaemin, apalagi hal pertamanya juga diserahkan kepada Jaemin, sama seperti Jaemin yang menyerahkan hal pertamanya kepada Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand
FanficTerjebak dalam genggaman tuan muda yang arogan, malam pertamanya dirampas begitu saja oleh tuan muda yang nyatanya begitu dirinya benci.