Jeno tengah mengusap-usap punggung Jaemin, Jaemin baru saja selesai muntah, ia tengah duduk di tepi ranjang dengan Jeno di sebelahnya.
"Ada apa denganmu?" Tanya Jeno yang nampak sangat khawatir.
"Tidak tau, tapi ugh rasanya aku mual sekali" jawab Jaemin menahan mual nya.
"Ayo periksa kerumah sakit ya, aku khawatir kamu salah makan sesuatu" ujar Jeno diawali ajakan.
Jaemin menggeleng, ia jatuhkan kepalanya di bahu Jeno lalu memejamkan matanya menahan rasa pusing yang menimpanya, kepala terasa berdenyut, dan pandangannya benar-benar tak karuan.
Jeno juga sudah menugaskan seseorang untuk menyerahkan surat izin resmi Jaemin yang tak bisa masuk hari ini, jadi Jaemin bisa tenang beristirahat.
"Jen, bisakah nanti jangan pulang malam?" tanya Jaemin dengan hati-hati.
"Aku tidak akan keperusahaan jika kamu mau" ujar Jeno yang mendapat gelengan kepala dari Jaemin.
"Tidak, jangan lakukan itu" larang Jaemin seraya mengangkat kepalanya dari bahu Jeno.
"Kamu harus tetap kerja Jeno, jangan meninggalkan tanggungjawab mu hanya karena aku" sambung Jaemin.
"Jika kamu benar-benar mencintaiku, kamu pasti bisa mengerti" lanjut Jaemin tersenyum tipis kepada Jeno.
Jeno diam, kemudian ia elus wajah cantik Jaemin yang kini tampak sedikit pucat, ia tersenyum berbarengan dengan Jaemin yang juga melemparkan senyum kepadanya.
"Baiklah, aku akan bekerja, nanti aku akan usahakan pulang awal untukmu" ujar Jeno membuat senyum Jaemin mengembang.
Jaemin mengangguk setuju, Jeno tersenyum lalu mengecup kening Jaemin dan berpamit pergi, setelahnya Jeno melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Jaemin sendirian di kamar.
Jaemin hanya memandangi punggung Jeno yang perlahan menjauh, ia tersenyum, kemudian merebahkan tubuhnya untuk tidur, karena kepalanya benar-benar pusing, Jeno juga mengingatkan kepada Jaemin untuk tidak melakukan apa-apa.
_
_
_SIANG HARI 🌤️🌤️
Jaemin tengah tertidur lelap di ranjang king size milik Lee Jeno, namun waktu istirahatnya terganggu kala mendengar keributan dari bawah, entah apa yang terjadi hingga menimbulkan keributan seperti itu, sampai-sampai suara bising dari bawah terdengar oleh Jaemin yang tertidur pulas.
"Apa yang terjadi dibawah? mengapa begitu bising?" Gumam Jaemin bertanya-tanya.
Jaemin turun dari ranjang kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kamar, ia ingin melihat keributan apa yang terjadi dilantai bawah.
Tap
Tap
Tap
Langkah kaki Jaemin saat menuruni tangga membuat fokus salah satu anak buah Jeno menjadi menatap kearahnya.
Jaemin menatap anak buah Jeno yang mana Pak Lu dan Soe-Han juga ada disana, mereka menahan seseorang yang ingin masuk lebih dalam kedalam mansion.
"Ada apa ini?" tanya Jaemin.
"Tuan Na, maafkan kami yang telah mengganggu istirahat anda" ujar Pak lu meletakkan tangan kanannya di perut lalu sedikit membungkuk.
"Tidak apa-apa pak, tapi ada apa ini? kenapa kalian menghalangi Renjun masuk?" ucap Jaemin di akhiri pertanyaan.
"Tuan Renjun berusaha menerobos masuk, tapi tuan Jeno sudah memperingatkan kami untuk menghalanginya, karena tuan Jeno tidak mau tuan Renjun mengganggu istirahat anda" jawab Pak Lu, anak buah yang lain termasuk Soe-Han masih fokus menghalangi jalan Renjun.
Jaemin mangut-mangut lalu menatap Renjun yang juga menatapnya, tatapan Renjun sangat tajam kearah Jaemin, namun Jaemin tak mengambil pusing hal itu, karena kepalanya juga sudah pusing, ia tak mau menambah-nambah.
"Jika kamu mencari Jeno, Jeno sedang kerja" ucap Jaemin menjeda kalimatnya dan menatap Jam dinding.
"Dia bilang akan pulang awal, mungkin sekitar 15 menit lagi dia pulang, jika kamu mau, menunggulah baik-baik, jangan membuat keributan" sambung Jaemin menatap Renjun.
"Apa hak lo ngatur-ngatur hah?!?!" Cetus Renjun dengan tajam.
Jaemin diam, ia kemudian melangkahkan kakinya kembali menaiki anak tangga yang baru saja dirinya turuni setengah jalan, Jaemin tak ingin mempedulikan Renjun yang seakan mengajaknya untuk ribut, Jaemin lebih memilih kembali ke kamarnya dan istirahat.
Renjun yang melihat hal itu menganga tak percaya, ia tak percaya bahwa dirinya diabaikan oleh Jaemin yang ia anggap adalah orang rendahan yang merayu Jeno.
Renjun menerobos halangan lalu berlari menghampiri Jaemin dan menjambak rambut Jaemin dengan kasar, membuat kepala Jaemin mendongak, tak lupa mulut Jaemin yang meringis kesakitan.
"Akhh sakit, lepaskan aku" ucap Jaemin menahan rambutnya yang ditarik oleh Renjun.
Soe-Han dan anak buah Jeno yang lain segera berlari menghampiri Jaemin dan Renjun di tangga, mereka berusaha memisahkan Renjun dari Jaemin, Soe-Han membantu Jaemin lepas dari Renjun, Jaemin memegangi kepalanya yang berdenyut, sementara Soe-Han berdiri di sampingnya mengecek keadaan Jaemin.
"Lepaskan aku!!! beraninya jal4ng sepertimu mengabaikan ku!!" teriak Renjun yang memberontak.
"Tuan Renjun, anda sudah keterlaluan, tuan Jeno tidak akan senang dengan ini" ucap Soe-Han yang menahan amarahnya.
"Huh!! dengar baik-baik!! lambat laun Jeno akan menendangmu dari sini!! aku yang lebih dulu mengenalnya, dan aku akan merebutnya kembali darimu!! lihat saja!!" Cetus Renjun seraya menghempaskan tangan dua bodyguard yang menahannya kemudian berlalu pergi dengan amarah.
Soe Han, Jaemin dan yang lain hanya menatap kepergian Renjun dengan tatapan lega, akhirnya Renjun pergi, dan keributan berakhir.
Soe Han menatap Jaemin yang memegangi pembatas tangga, seraya memejamkan matanya, ia khawatir lalu mengisyaratkan rekan kerjanya untuk menghubungi Jeno.
"Tuan Na, anda baik-baik saja?" Tanya Soe Han khawatir.
Jaemin diam saja, kepalanya benar-benar sakit saat ini, pandanganya bahkan mulai tak teratur, Jaemin melangkahkan kakinya berat menaiki anak tangga tersisa, Soe Han sigap menjaga di sebelah Jaemin, ia tak memegang Jaemin karena tak berani, jika Jeno tau Jeno pasti akan memarahinya karena berani menyentuh Jaemin.
Brukk
Jaemin jatuh pingsan, Soe Han segera berteriak, kemudian Pak Lu menyuruh Soe Han untuk menggendong Jaemin dan membawanya ke mobil, Jaemin harus kerumah sakit, karena ia sudah tak baik-baik saja dari pagi.
"Tuan Jeno maaf lancang" ucap Soe Han sebelum akhirnya menggendong Jaemin ala bridal style dan membawanya pergi.
Pak Lu mengabari Jeno, yang sedang dalam perjalanan pulang karena sudah dihubungi dari awal, setelahnya pak Lu memerintahkan 2 bodyguard untuk mengikuti Soe Han kerumah sakit.
Jeno yang mendapat kabar Jaemin pingsan dan dilarikan kerumah sakit pun menjadi panik, ia membentak sang supir untuk menyetir lebih cepat, ia benar-benar khawatir pada Jaemin, karena dari pagi Jaemin sudah mengeluh pusing dan mual.
"Jaeminie~ kamu harus baik-baik saja" guman Jeno seraya meremat jari jemarinya.
"Tidak bisakah kau lebih cepat!!!" sentak Jeno kepada sang supir.
Sang supir pun tersentak kaget dan menambah kecepatan lagi, ia benar-benar takut di bentak oleh Jeno untuk kedua kalinya hari ini, berharap saja pekerjaannya tak terancam hilang.
BERSAMBUNG..........................................

KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand
FanfictionTerjebak dalam genggaman tuan muda yang arogan, malam pertamanya dirampas begitu saja oleh tuan muda yang nyatanya begitu dirinya benci.