JAEHYUN

1.1K 54 1
                                        

Jeno menghentikan mobilnya di wilayah dagang pedagang sate pinggir jalan, membuat orang-orang sederhana yang membeli sate terkaget-kaget akan kemunculan mobil mewah dikawasan kumuh mereka.

Jaemin keluar lebih dulu dengan ekspresi girangnya, ia mendekati pedagang sate lalu memesan 2 Porsi sate.

Para pembeli pria menatap Jaemin dengan tatapan kagum, kagum akan wajahnya yang manis nan cantik, padahal dirinya laki-laki, tapi bisa secantik itu membuat beberapa orang disana tertarik.

Namun menatap mobil mewah yang menjadi kendaraan Jaemin ketempat itu membuat mereka mengurungkan niatnya, mereka berpikir mana mungkin orang kaya seperti Jaemin akan melirik masyarakat miskin seperti mereka?. padahal sejatinya Jaemin juga sama seperti mereka, tak memiliki apa-apa.

Jeno membuka pintu mobilnya setelah mengambil ponsel dan dompetnya, ia mencari-cari keberadaan kekasihnya yang ternyata tengah berbincang dengan beberapa orang.

"Permisi, boleh saya duduk disini?" Tanya Jaemin kepada 2 orang laki-laki yang tengah asik menyantap sate.

2 Pria itu terdiam, pasalnya takut menyinggung orang besar seperti Jaemin.

Jaemin yang paham dengan tatapan mereka pun tersenyum tipis. "Aku sebenarnya sama seperti kalian, jadi bolehkah saya duduk disini?" ujar Jaemin membuat 2 pria itu akhirnya mengangguk.

Jaemin duduk setelah mengucapkan terimakasih, Jeno yang menyaksikan Jaemin duduk di dekat 2 pria itupun menjadi tak suka, dirinya cemburu, bahkan sangat cemburu.

Jeno melangkahkan kakinya mendekati Jaemin yang tengah berbincang singkat dengan 2 laki-laki di sebelahnya.

"Ngomong-ngomong anda sangat cantik" ujar salah satu pria itu sopan.

"Hahaha makasih" kekehan renyah lolos dari mulut Jaemin.

"Anda tidak tersinggung?" tanya pria yang berkulit lebih gelap dari yang satunya.

Jaemin menggeleng. "Saya udah biasa, gak cuma kalian yang bilang saya cantik" saut Jaemin.

Dua orang itupun mangut-mangut tanda mengerti, baru saja ingin berbicara lagi mereka di kagetkan dengan kedatangan Jeno yang tampak menatap tajam mereka berdua.

Jaemin menoleh dan mendapati Jeno tengah berdiri di belakangnya.

"Sayang, kamu nunggu dimobil aja ya" bujuk Jeno.

"Tidak usah Jen, sini kamu duduk juga" tolak Jaemin kemudian meminta Jeno duduk.

"Sayang, disini asap, gak baik buat baby" ujar Jeno masih berusaha membujuk Jaemin.

2 laki-laki yang mendengarkan perbincangan mereka dari tadi seketika kaget mendengarkan kalimat Jeno, sampai-sampai salah satu dari mereka tersedak.

"Maaf maaf, temen saya reflex" ucapnya merasa takut seraya memberikan temannya minum.

Jaemin tersenyum. "Kaget ya gara-gara mendengar kata baby?" Jaemin menatap pria yang tersedak itu dengan senyuman tipis.

Pria itu mengangguk, kemudian Jaemin menjelaskan statusnya yang sedang hamil, kedua laki-laki itupun memberikan selamat atas kehamilan Jaemin.

Jaemin sempat kaget atas respon mereka, namun setelah penjelasan Jaemin jadi paham dan senang, ternyata adik dari pria yang tersedak tadi juga memiliki kelainan yang sama dengan Jaemin, namun adik pria itu masih pelajar SMP saat ini.

"Maaf ya membuat orang besar seperti kalian duduk dengan kami" ujarnya merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, lagian istriku menginginkannya" saut Jeno membuat Jaemin tersenyum.

Tak berselang lama sate pesanan Jaemin telah selesai dibungkus, karena memang Jaemin memesan untuk dibawa pulang, bukan untuk makan di tempat, karena ia tau Jeno belum terbiasa dengan lingkungan kalangan bawah.

Jaemin dan Jeno pun pergi meninggalkan area dagang itu tak lepas dari orang-orang yang menatap mereka dengan banyak kesimpulan di pikiran mereka.

Sementara itu di Mansion Seo ada Haechan yang tengah duduk di di ruang makan, ia menunggu mami nya yang tak kunjung turun untuk makan malam.

"Mami ngapain sih dikamar? katanya bentar lagi nyusul, kok ini lama banget" Haechan terus menatap kearah ruang tengah mencari-cari sosok mami nya.

Haechan mengetuk meja dengan telunjuknya 3 kali sebelum akhirnya beranjak untuk menghampiri mami nya di kamarnya.

Haechan menghentikan langkahnya saat hendak menaiki tangga, karena melihat mami nya telah turun dan tersenyum kepadanya, yang mana di balas dengan senyuman yang sama olehnya.

"Mami lama banget sih" Keluh Haechan dengan rengekan manjanya.

Ten hanya tersenyum seraya terus menuruni anak tangga hingga sampai di depan anak manisnya itu.

"Lama banget ya nunggunya?" Tanya Ten seraya mengelus surai sang anak.

"Iya ishh, echan udah lapar banget tau mam☹️" saut Haechan sembari mengerucutkan bibirnya.

Ten yang gemas akan tingkah anaknya itu hanya mampu terkekeh, ia usap puncak kepala sang anak lalu mengajaknya pergi.

Haechan mengangguk, namun baru saja ingin melangkah kakinya pergi menyusul Ten, Haechan menarik maminya itu hingga menatapnya.

Haechan mengernyit menatap dahi maminya yang tampak sedikit membiru dan bengkak, terlihat sedikit celah luka disana.

"Mami kenapa?" Haechan hendak menyentuh dahi Ten, namun ten dengan sigap menyentuh dahinya sendiri.

"Ah bukan apa-apa, tadi mami kepeleset, tapi gak jatuh, cuma kepentok ke pintu kamar mandi, jadi gini deh" Ten berdalih demi merahasiakan perlakuan suaminya. ia tak ingin anaknya sedih dan bahkan membenci papi mereka sendiri.

"Papi udah tau?" tanya Haechan.

"Enggak, Papi lagi sibuk sama kerjaan, mami gak mau ganggu cuma karena masalah kecil begini" saut Ten seraya mengelus pipi putranya itu.

Haechan hanya mengangguk, keduanya pun beranjak menuju ruang makan untuk mulai makan malam, Johnny tidak ikut dengan alasan lembur lagi, Haechan sudah biasa dengan kata-kata itu.

Sementara Ten diam dengan pikirannya sendiri, ia tau dimana suaminya berada, yang jelas tidak di perusahaannya, melainkan sedang asik memanjakan selingkuhannya.

_
_

Taeyong terlihat sedang berbincang dengan seseorang setelah usai dengan makan malamnya.

Pria dihadapan Taeyong terlihat tampan walaupun sudah berusia sama dengan Taeyong, kedua paru baya itu sama-sama masih terlihat sempurna.

"Aku gak bisa ngomong banyak Jaehyun" Taeyong meletakkan minuman yang baru saja ia minum.

"Aku mungkin gak bisa melanjutkan ini" sambung Taeyong menatap sendu wajah Jaehyun.

"Kenapa?" tanya Jaehyun.

"Aku takut anakku tidak setuju dengan hubungan kita, jelas sekali dia selalu menyebutkan ayahnya saat sedang berdua denganku, aku ragu Jae" jelas Taeyong.

Jaehyun terdiam, begitupun dengan Taeyong, keduanya sama-sama takut anak-anak mereka tidak setuju dengan hubungan yang mereka jalin.

Tapi mereka saling mencintai, haruskah mereka berpisah setelah berjuang selama ini? tapi bagi mereka kebahagiaan anak merekalah yang utama.

"Tapi kita gak harus putus juga Yongie, kita coba jelaskan pelan-pelan kepada anak kita ya" ujar Jaehyun yang mana sungguh tidak ingin melepaskan Taeyong begitu saja. ia sudah terlanjur jatuh cinta.

Taeyong menghela nafas panjang lalu mengangguk. "Baiklah, aku akan coba mengatakannya pada Jeno dulu" saut Taeyong membuat Jaehyun tersenyum.

"Tapi jika Jeno tak setuju, aku mau kita berakhir Jaehyun" sambung Taeyong membuat senyum Jaehyun seketika luntur. Jaehyun tak bisa berbuat banyak untuk hal itu.

BERSAMBUNG..........................................

One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang