RENJUN

1.6K 80 2
                                        

Ini adalah 1 bulan Jaemin tinggal bersama Jeno, saat ini Jaemin baru saja keluar dari toko bunga, ia membeli bunga karena ingin mengunjungi makam kedua orangtuanya.

"Mama papa pasti suka sama bunga nya" ucap Jaemin seraya menghirup aroma wangi bunga-bunga di tangannya.

_Brukk

"Aduh" keluh Jaemin ketika tak sengaja menabrak seseorang.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya seorang pria cantik yang tak sengaja di tabrak Jaemin.

"Maafkan saya" ucap nya lagi seraya membantu Jaemin memungut bunga-bunganya.

Jaemin menatap satu tangkai bunganya yang rusak, hatinya kecewa karena kini jumlah bunganya telah berkurang.

"Maaf, saya akan menggantinya" ucapnya dengan perasaan bersalah.

"Tidak apa-apa nyonya, hanya satu tangkai saja kok" tolak Jaemin sopan.

"Saya mohon jangan menolak, kalau tidak saya akan terus merasa bersalah" ucapnya berusaha membujuk Jaemin agar mau menerima tawarannya.

Jaemin diam saja, kemudian pria itu menarik Jaemin kembali memasuki toko, ia membelikan Jaemin satu buket bunga lagi sebagai permintaan maafnya.

15 menit kemudian Jaemin dan pria itu keluar dari toko, karena keduanya juga sudah mendapatkan bunga mereka.

"Terimakasih bunga nya" ucap Jaemin seraya membungkuk hormat.

"Tidak perlu sungkan" balas nya membangunkan Jaemin.

"Ngomong-ngomong kamu cantik sekali" Ucapnya memuji wajah cantik Jaemin.

"Anda juga, anda sangat cantik" Saut Jaemin balik memuji kecantikan laki-laki dihadapannya.

"Haha terimakasih, kamu bisa memanggilku tante tiway" ucapnya dengan senyuman hangat disudut bibirnya.

"Emm baik, tante tiway"

"Tante saya duluan ya, saya masih harus ke suatu tempat" ujar Jaemin berpamitan.

"Oh iya, hati-hati nee" pesan Taeyong tersenyum.

Jaemin mengangguk dan tersenyum kemudian pergi meninggalkan Taeyong di depan toko bunga, Jaemin sedikit berlari karena waktu sore, ia tak mau pulang terlalu malam, karena Jeno bisa saja marah padanya.

Taeyong menatap punggung belakang Jaemin yang perlahan menghilang dari pandangannya, ia tak henti-hentinya tersenyum setelah bertemu Jaemin.

"Ya ampun~ dia sangat cantik dan manis, sopan lagi" ucapnya terus membayangkan wajah cantik Jaemin yang tadi tersenyum padanya.

"Dia juga sangat imut!😆 hah~ aku ingin menantu seperti dia, sayang sekali Jeno sudah menemukan seseorang yang dia suka" sambungnya murung di kalimat terakhirnya.

_
_
_

Jaemin baru saja pulang, dan waktu sudah mulai malam, Jaemin melangkahkan kakinya memasuki mansion, namun langkahnya terhenti kala mendapati seseorang tengah duduk di sofa ruang tamu.

"Anda siapa?" tanya Jaemin, dan laki-laki yang ditanyai nya menoleh menatapnya.

"Gue? gue Renjun, dan lo siapa? kenapa lo bisa disini?" tanya Renjun dengan nada tak suka.

"Aku...... " ucap Jaemin menggantung kalimatnya.

Jaemin tak tau harus menjawab bagaimana pertanyaan Renjun itu, haruskah dirinya menjawab ia tinggal disini bersama Jeno? tapi dengan status apa? Kekasih? Teman? atau tamu? Jaemin merasa dirinya tidak di antara ketiganya.

"Kau pelayan disini ya?" tanya Renjun, dan Jaemin tidak menjawab.

"Buatkan aku minuman" ucap Renjun, yang mana langsung dihentikan oleh seseorang.

"Tuan, biar saya yang membuatkan anda minuman" ucap Pak lu datang tiba-tiba.

Jaemin menatap pak lu bingung, pak lu menggeleng pada Jaemin tanda melarangnya melakukan apa yang Renjun perintahkan. Sementara Renjun tengah menatap pak lu dengan tatapan tak suka, ia suka sekali mengatur.

"Aku mau dia yang buat" tukas Renjun kekeh dengan keinginannya.

"Tapi tuan, dia ini-" ucap pak lu yang mana langsung dipotong oleh Jaemin.

"Tidak apa-apa pak, biar saya saja" ucap Jaemin kemudian pergi menuju dapur.

Renjun tersenyum puas, sementara pak Lu langsung mengejar Jaemin kedapur, ia mempertanyakan kepada Jaemin kenapa ia mau melakukan hal ini untuk Renjun, padahal sebenarnya kedudukan Jaemin didalam rumah itu lebih tinggi daripada Renjun, walaupun Jaemin tak menyadari hal itu.

"Tuan, biar saya saja nee" ucap Pak Lu berusaha membujuk Jaemin untuk berhenti membuatkan Renjun minuman.

"Ini hanya minuman pak, bukan masalah besar" ucap Jaemin tersenyum seraya menatap wajah pak Lu sekilas.

Pak Lu benar-benar tak tau harus mencegah Jaemin bagaimana, ia hanya bisa membuntuti Jaemin yang mulai mengantarkan minuman buatannya untuk Renjun.

Terlihat Soe-Han yang menatap Renjun tak suka dari dekat tangga, Soe-Han sangat kesal karena Renjun telah menyuruh-nyuruh Jaemin seperti itu, padahal sejak tinggal bersama Jeno, Jaemin tak pernah dibiarkan bekerja, Jaemin masuk kedapur hanya untuk memasak sarapan untuk Jeno dan dirinya sendiri, bukan seperti pelayan.

"Lumayan" ucap Renjun setelah mencicipi minuman buatan Jaemin.

Jaemin tersenyum. "Emm aku ke kamar sebentar nee" ucap Jaemin dan Renjun langsung memarahinya.

"Dasar tidak sopan, aku disini masih termasuk majikan mu!" Cetus Renjun dan Jaemin hanya diam.

Renjun duduk dengan kasar ke sofa lalu meletakkan kakinya di atas meja. "Pijat kaki ku" perintah Renjun dengan santainya.

"Ha? aku?" tanya Jaemin menunjuk dirinya sendiri. sementara pak Lu dan Soe-Han terbelalak kaget dengan permintaan Renjun itu.

"Gue bicaranya sama lo, Jelas lo yang gue suruh" cetus Renjun menatap tak suka ke arah Jaemin.

Soe-Han melangkahkan kakinya dan mendekati Jaemin, ia melarang Jaemin melakukan apa yang Renjun perintahkan.

"Tuan Na, jangan lakukan itu, anda tidak pantas melakukan itu" cegah Soe-Han membuat Renjun menatapnya dengan tatapan mematikan.

Renjun yang mendengarkan kalimat itu keluar dari mulut Soe-Han pun menjadi marah, ia ambil minumannya dan ia siramkan kepada Soe-Han, setelahnya ia lemparkan gelas itu ke lantai.

"Kau merendahkan aku?!" tanya Renjun penuh amarah.

"Hey pak tua Lu, apa kau tak mendidik putramu itu?!" cetus Renjun menatap pak Lu dengan tajam.

"Yang putra saya lakukan sudah benar, anda tidak boleh memperlakukan tuan Na seenaknya" saut pak Lu yang sontak membuat amarah Renjun memuncak.

"Kurang ajar!!" sentak Renjun mengangkat tangannya ingin menampar Pak Lu.

_PLAKK

Tamparan keras mendarat di pipi Jaemin, Jaemin menghalangi pak Lu hingga akhirnya tamparan itu mengenai pipi mulusnya, Pak Lu dan Soe-Han kaget dengan itu, keduanya langsung mendekati Jaemin dan memeriksa apakah Jaemin baik-baik saja.

Renjun mendorong Pak Lu dan Soe-Han hingga jatuh, kemudian ia menarik Jaemin hingga lututnya mencium lantai, Renjun duduk kembali dan meletakkan kakinya kembali ke atas meja lalu memerintahkan Jaemin memijat kakinya.

"Cepat pijat kakiku!" cetus Renjun.

Jaemin mengangkat tangannya hendak melakukan perintah Renjun, namun suara bariton dari arah pintu menghentikan aksinya. Renjun dan Jaemin menoleh ke arah pintu dan mendapati Jeno tengah berjalan mendekati mereka.

"Jeno" cicit Jaemin kaget akan kepulangan Jeno.

Jeno menatap Jaemin dengan tatapan marah, ia tarik tangan Jaemin lalu mendekapnya erat, Renjun yang menyaksikan itu kaget dan emosi, bisa-bisanya Jeno memeluk orang lain di depannya, padahal setahu Renjun, dirinyalah satu-satunya orang yang dekat dengan Jeno.

"Jeno!!" Sentak Renjun tak suka melihat Jeno memeluk Jaemin.

BERSAMBUNG..........................................

One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang