TELEPON

1.3K 55 2
                                        

Jaemin baru saja keluar dari mobil Jeno, hari ini Jeno mengantar Jaemin kuliah, sebenarnya Jeno sempat melarang Jaemin kuliah, tapi Jaemin tetap kekeh ingin kuliah, karena ia tak bisa begitu saja meninggalkan pendidikan nya hanya karena hamil.

"Hati-hati" tutur Jeno menatap Jaemin yang berdiri di luar mobil.

"Ini universitas, tidak akan ada masalah" Jaemin tersenyum kearah Jeno lalu menunduk.

Jaemin memasukkan kepala kedalam mobil dimana Jeno sedang menatapnya, Jeno mengernyit bingung dengan apa yang Jaemin lakukan.

Cup

Sebuah kecupan manis mendarat di pipi Jeno, Jeno kaget sejenak menerima perlakuan itu.

Jaemin hendak menarik kembali kepalanya, tapi Jeno malah menahannya dan mencium bibirnya. Jeno menyesap lembut bibir Jaemin lalu menyudahinya setelah beberapa saat.

"ishhhh" Jaemin menarik kembali kepalanya lalu memukul lengan Jeno.

"Manis" Jeno mengusap ujung bibirnya menggoda Jaemin.

Wajah memanas, dapat dipastikan kini wajahnya telah merah merona, Jaemin pergi begitu saja meninggalkan Jeno karena malu.

Jeno terkekeh menatap kepergian Jaemin, Jeno sangat suka melihat Jaemin dengan wajahnya yang merah karena malu.

Melihat Jaemin masuk kedalam universitas nya dengan aman, Jeno pun pergi dengan mobilnya menuju perusahaannya.

Jaemin duduk kasar ke'bangkunya lalu menyembunyikan wajahnya di meja, ia benar-benar malu karena ulah Jeno.

Bhuk

Seseorang duduk di sebelah Jaemin dan membuat Jaemin hanya meliriknya sekilas lalu kembali menyembunyikan wajahnya di atas meja, ia benar-benar malu untuk membiarkan orang lain melihat wajahnya saat ini.

"Lo kenapa Jaemin?" Haechan menatap Jaemin dengan heran, baru saja sampai dirinya sudah disuguhkan dengan sikap aneh Jaemin.

Jaemin menggeleng, ia mengusap-usap wajahnya kasar lalu menatap Haechan yang ada di sebelahnya.

"Apa wajah ku merah?" tanya Jaemin menunjuk wajahnya sendiri.

Haechan memerhatikan wajah Jaemin, dan yah benar, kedua pipi Jaemin tampak merona, Haechan terkekeh bingung melihat itu.

"Lo kenapa? haha" Haechan tak bisa menghentikan tawanya melihat wajah Jaemin.

Jaemin mendengus kasar, wajahnya semakin panas saat ini gara-gara pertanyaan Haechan itu.

"Kamu sama sekali tidak membantu" cetus Jaemin memalingkan wajahnya dan cemberut.

Melihat teman manisnya merajuk Haechan pun menghentikan tawanya, ia menepuk pundak Jaemin dan meminta maaf.

"Sorry deh, jangan ngambek dong" ujar Haechan.

Jaemin pun duduk dengan benar, ia tak benar-benar marah pada temannya itu, Jaemin tersenyum membuat Haechan juga ikut melemparkan senyum kepadanya.

"Eh btw gue mau nanya dong" Haechan membenarkan duduknya dalam posisi menyamping, ia tak nyaman berbicara dengan Jaemin jika tak menghadap kearahnya.

"Apa?" tanya Jaemin.

"Lo punya kekasih? atau lo jatuh cinta?" Haechan bertanya dengan menatap serius wajah Jaemin.

Jaemin gelagapan mendengar Haechan menanyakan hal seperti itu, ia tak tau harus menjawab Haechan bagaimana.

Haechan terus menantikan jawaban dari Jaemin, sesekali ia mengguncang lengan Jaemin berusaha membujuk Jaemin untuk memberikan jawabannya, dan beruntungnya bagi Jaemin dosennya masuk saat itu juga menyelamatkan dirinya dari Haechan.

One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang