[Sagaponack, Long Island - 20.00 EST]
[Author POV]
Hujan semakin terdengar deras mengguyur mansion mewah berlantai dua malam itu. Park Jinny yang masih mengamati langit yang sepertinya tidak ada tanda - tanda hujan untuk mereda hanya menghembuskan nafas panjang.
Bahkan deburan ombak dari Gibson beach yang biasa terdengar sangat keras dari area paviliun B malam itu kalah dengan derasnya hujan dan petir yang beberapa kali menggelegar.
Empat staf kitchen baru saja mengantarkan menu makan malam untuk dirinya dan sang dancer. Steak, camilan dan beberapa trolly minuman sudah tersedia di depan sofa yang terletak di dekat perapian.
Ceklek ....
Suara pintu kamar mandi yang terbuka mengejutkan Park Jinny yang sedari tadi fokus mengamati hujan dari area teras paviliun.
Paviliun itu seperti rumah kecil yang berada di area halaman dekat private beach dimana sering ia gunakan jika memerlukan waktu untuk menenangkan diri.
Pebasket itu segera memandang ke arah perapian paviliun dimana seorang Dita Karang telah selesai dengan aktivitas mandinya.
Rambut panjang nya yang basah tampak terurai, dan itu adalah sisi cantik seorang Dita Karang yang mungkin tidak semua orang bisa melihat nya.
Masih mengenakan bath robe berwarna putih nya, Dita Karang berjalan perlahan ke area sofa sembari mengeringkan rambut basah nya.
Berbagai menu diner mewah telah terhidang di meja. Ia kembali tertegun karena menu - menu mewah itu jarang sekali ia makan. Bahkan ada beberapa menu yang belum pernah ia coba sebelum nya.
"Kamu telah menyelesaikan mandimu?"
Suara Park Jinny kembali mengarahkan pandangan sang dancer kepada sosok yang tengah berjalan dari arah teras paviliun. Dita Karang hanya mengumbarkan senyum sembari mengangguk perlahan.
"Thank you." ucap nya kembali.
"Duduklah, kita santap malam terlebih dahulu. Aku sudah menyiapkan menu makan malam spesial. Semoga kamu menyukainya."
Park Jinny mendudukan pantat nya di sofa panjang beserta Dita Karang yang mengambil duduk disamping nya.
Pebasket itu terlihat menuangkan air mineral ke dalam dua gelas dan setelah itu ia menenggak nya dengan cukup cepat. Karena gugup bisa bersanding dengan wanita yang sangat ia rindukan lebih tepat nya.
"Jangan terburu - buru, nanti tersedak." Dita Karang mencoba mengingatkan sang pebasket.
"Makan lah yang banyak. Kamu sudah hujan - hujanan, aku tidak ingin kamu sakit jika sampai perutmu kosong." Park Jinny dengan tenang mengambil garpu dan pisau dan menyerahkan kepada gadis cantik yang duduk di sebelah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Stars Shiper
FanfictionAtlet profesional basketball New York Liberty yang tengah berada di puncak popularitas harus mendapatkan ujian hidup yang tidak pernah terpikirkan oleh nya. Ujian datang ketika takdir mempertemukan nya dengan seseorang tanpa kesengajaan dengan berba...