Misunderstanding

129 119 1
                                    

[New York Presbyterian Hospital, NYC - 10.00 EST]

[Author POV]

        Seorang dokter baru saja memeriksa kondisi Park Jinny dimana tubuh nya sudah di pindah ke ruang perawatan VIP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

        Seorang dokter baru saja memeriksa kondisi Park Jinny dimana tubuh nya sudah di pindah ke ruang perawatan VIP.

        Setelah keajaiban yang datang di saat ia selamat ketika mengalami desaturasi, kondisi pemain basket itu berangsur - angsur terlihat semakin pulih.

"Kondisimu semakin membaik. Sekarang hanya diperlukan perawatan luka secara rutin. Aku senang melihat kondisi anda saat ini. Anda pasti akan segera pulih. Aku permisi dahulu." dokter itu menepuk bahu sang bintang lapangan.

"Thank you, dokter." Park Jinny mengangguk perlahan.

"Aku permisi dahulu." 

       Dokter penanggung jawab itu segera berpamitan untuk meninggalkan sang bintang lapangan diikuti seorang suster yang mengekor di belakang nya.

        Im Yoona yang sedari tadi memantau dari kejauhan turut tersenyum lega mendengar keterangan dari dokter yang menangani Park Jinny.

"Apakah sekarang sudah jauh lebih baik?" Yoona yang datang sedari pagi menjenguk pemain basket itu tampak menaruh buket bunga yang sengaja ia bawa.

"Yeah eonni, feel better now." Park Jinny tersenyum.

       Melihat banyak buket bunga yang dikirimkan para fans di ruang perawatan nya membuat pemain basket itu cukup berbahagia.

       Perhatian teman - teman dan fans nya yang selalu mendukung apapun kondisinya menjadikan kekuatan tersendiri bagi pemain basket itu untuk bertekad agar ia bisa recovery dengan cepat.

       Tidak terlihat kedua orang tuanya di ruang perawatan itu. Setelah menunggui pemain basket itu beberapa hari berturut - turut, Kim Jisoo sang manager menyarankan mereka untuk beristirahat di rumah Sagaponack agar bisa mengambil istirahat yang cukup.

"Aku akan menemanimu sementara sampai nyonya dan tuan Park kembali. Jika kamu membutuhkan sesuatu jangan sungkan untuk mengatakan nya, Jinny." Im Yoona tersenyum dengan manis nya.

"Maaf jika aku merepotkan mu." Park Jinny menatap dokter club basket nya dengan perasaan sedikit tidak enak.

"It's okay, aku senang melakukan nya untukmu." Im Yoona tersenyum, memastikan kepada pemain basket itu agar tidak perlu merasa canggung.

"Apakah menurutmu aku bisa memperkuat team ku yang sebentar lagi akan melawan Atlanta Dream, eonni?" Park Jinny menatap dokter yang masih berdiri di samping bed nya.

"Jangan pikirkan itu dahulu, Jinny. Kesehatan mu jauh lebih penting daripada yang lain. Apakah penyerang mu salah satu hater? Semua orang saat ini menduga seperti itu, Jinny." Im Yoona mengambil duduk di sebelah bed pemain basket itu.

"Bukan eonni." Park Jinny menggelengkan kepala.

       Im Yoona tampak mengerutkan dahi. Jika bukan seorang haters, mana mungkin penjahat itu dengan sengaja menyerang pemain basket bernomor punggung dua puluh itu. Kini dokter cantik itu menjadi sedikit dibuat penasaran.

The Stars ShiperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang