Solitude

121 117 5
                                    

[30 Main Street, Brooklyn - 09.00 EST]

[Author POV]

"Jinny, please

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jinny, please ... tolong pikirkan sekali lagi. Kita tidak bisa begitu saja menuruti kemauan mu. Kamu akan terkena banyak pinalty dan masalah, Jinny." 

      Kim Jisoo masih berusaha membujuk, merayu, menegosiasi dan apapun itu akan ia lakukan agar pemain basket itu mengurungkan niat nya untuk mengakui keberadaan Dita dan Rea di hadapan publik.

      Suapan terakhir nasi goreng yang ada di piring tandas seketika ke dalam perut pemain basket yang sedari tadi terlihat cuek dengan kegelisahan yang dialami Kim Jisoo.

      Dita Karang yang sedari tadi mendengar keresahan Kim Jisoo hanya bisa menyimak dalam diam sembari menemani Rea bermain di ruang tengah.

       Kini dancer New York Liberty itu benar - benar dilarang keluar rumah untuk sementara waktu oleh Kim Jisoo karena ditakutkan akan mendapatkan penyerangan dari fans fanatik pendukung Park Jinny.

      Park Jinny menenggak orange juice nya perlahan hingga kesegaran buah itu kembali meluruhkan tenggorokan yang terasa kering sedari tadi.

       Semua hal yang ditakutkan Kim Jisoo sudah di pikirkan matang - matang oleh pemain basket itu. Bukan kah jika ia berprestasi itu karena kemampuan nya bermain basket?

      Kini yang ada di pikiran Park Jinny hanya satu, membawa team nya yang sudah sebelas tahun absen menjadi juara agar bisa memperoleh kembali kemenangan dan merajai liga WNBA.

"Eonni .... "Park Jinny menatap Kim Jisoo.

"Please ... pikirkan lagi keputusan mu." Kim Jisoo terlihat putus asa.

"Walaupun aku kehilangan sponsor dan mungkin fans ku sekalipun, itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap karir mu bukan?" Park Jinny menghela nafas beberapa saat.

"Tapi itu akan berpengaruh terhadap karir mu ke depan nya, Jinny!" Kim Jisoo tidak habis pikir dengan pemikiran atasan nya kali ini.

"Aku masih mempunyai kemampuan yang mumpuni. Bukan nya aku terlalu percaya diri tetapi faktanya memang seperti itu. Aku adalah pemain basket profesional, dan karirku akan selalu di tentukan oleh kemampuan ku bukan oleh popularitasku. Aku bukan aktor atau pun selebriti, aku tidak pernah takut kehilangan sponsor - sponsor ribet itu." jelas Park Jinny.

"Oke mungkin kamu tidak takut ditinggal sponsor, sekarang kita bicara masalah kerugian disini. Terutama dari segi finansial mu. Pikirkan denda dan pinalty itu. Jika hanya satu brand mungkin kita bisa untuk tidak terlalu khawatir. Tapi ini lima, lima Jinny!" Kim Jisoo menunjukan kelima jarinya.

      Park Jinny hanya kembali menghela nafas panjang dan segera memandang wajah sang manager yang sudah terlihat merah padam.

      Dia sangat mengerti kekhawatiran Kim Jisoo karena dia adalah manager yang benar - benar peduli dengan kehidupan nya.

The Stars ShiperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang