[Central Park, New York city - 07.00 EST]
[Author POV]
Pagi hari di Central Park New York City. Memasuki musim gugur, tanaman - tanaman di dalam taman kota itu satu per satu terlihat mulai menguning dan meranggas.
Park Jinny sengaja mengajak kekasih dan putrinya menikmati hangat nya sinar mentari pagi di Central Park yang terlihat belum terlalu ramai walaupun hari sudah memasuki akhir pekan.
Mendorong baby stroller dengan perlahan di saat Rea duduk dengan tenang di dalam nya, Park Jinny lakukan hanya karena tidak ingin membuat kekasih nya kelelahan.
Sembari menikmati keindahan danau yang berada di tengah taman kota itu, cukup membantu bagi sang bintang lapangan untuk mengurangi rasa penat nya.
Dita Karang sebagai partner hidupnya dengan setia mendampingi berjalan di samping pemain basket bernomor punggung dua puluh itu.
Sesekali ia membenahi topi yang dikenakan putrinya jika terlihat miring, serta mengajak bayi yang hari ini tengah berulang bulan ke sembilan bermain dan mengobrol.
"Angin di Central Park pagi ini cukup kencang. Kamu harus kembali memakai jaketmu sayang." Dita Karang kembali membetulkan jaket yang di kenakan putrinya.
Park Jinny yang mengamati partner hidupnya begitu perhatian kepada Rea pada akhirnya turut berjongkok sembari tersenyum menatap putrinya yang tengah tersenyum.
"Hei, apa hadiah yang kamu inginkan baby? Hari ini adalah hari ulang bulan mu, dada akan membelikan hadiah apapun yang kamu inginkan." Park Jinny menatap putrinya dengan penuh perhatian.
"Jangan biasakan memanjakan putrimu. Aku ingin dia dilatih menjadi orang yang biasa walaupun kita mampu membelikan hadiah mewah untuk nya." Dita Karang menatap kekasih nya dengan raut wajah sedikit kesal.
"Alright, salahkan mommy mu jika hari ini kamu tidak mendapatkan hadiah. Dada akan tetap membelikan mu hadiah karena kamu sudah menjadi penyemangat tersendiri bagi dada. Yeaah selain mommy mu ini." Park Jinny mengecup pipi gembil putrinya, kemudian berpindah mengecup pipi tirus kekasih nya.
"Mengambil kesempatan dalam kesempitan, as always." gerutu Dita Karang.
"Noooo ... nyonyonyooooo." oceh Andrea Park dengan random nya.
"See ... bahkan putri kita tahu jika ciuman ku tulus kepadamu sayang." Park Jinny terkekeh dengan seketika.
"Hhmm ... let's go, kita lanjutkan lagi jalan - jalan nya." Dita Karang tersenyum sembari mengusap pipi halus putrinya.
Park Jinny hanya tersenyum melihat tingkah kekasih nya yang kini terlihat lebih bersemangat daripada biasanya.
Walaupun semalaman ia sudah bekerja keras membahagiakan pebasket itu beronde - ronde di atas ranjang, tetapi rasa lelah sama sekali tidak terlihat di wajah cantik Dita Karang pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Stars Shiper
FanficAtlet profesional basketball New York Liberty yang tengah berada di puncak popularitas harus mendapatkan ujian hidup yang tidak pernah terpikirkan oleh nya. Ujian datang ketika takdir mempertemukan nya dengan seseorang tanpa kesengajaan dengan berba...