"Ayah aku mau itu?" Tunjuk hera pada sebuah ikan di sampingnya.
"Ikan cupang?"
"Iya yah."
"Emmmm...."
Hera memasang muka penuh harap, dengan tangan memohon.
Laki laki paruh baya itu sedikit berjongkok, menyamakan tingginya dengan Hera. "Uang ayah gak cukup."
Seketika gadis itu memasang wajah masamnya.
"Ayah janji deh, besok ayah beliin."
"Janji?"
"Janji." ucap pria itu, dengan mengaitkan jari kelingking sebagai tanda bentuk perjanjian.
... Sudah tujuh hari, ayahnya tak pulang, ia terduduk diteras halaman. Menunggu kehadiran seseorang yang ia kenal sebagai ayah. Dipikiran Hera saat itu, jika ayah tidak ingin kembali, setidaknya datang sejenak untuk menepati janji.
...
Rakhan datang dengan wajah penuh kekecewaan.
"Maaf her." ucapnya, pada gadis itu."Maaf kenapa, rak?"
"Kado yang gue janjiin ke loe, jatuh dijalan." jawab Rakhan, tanpa melihat wajah Hera.
Hera tersenyum, lebih tepatnya bibir yang ia paksa untuk melengkung. "Gakpapa rak, aku udah seneng kok, lihat effort kamu."
Rakhan menengadahkan kepalanya, menatap gadis itu dengan rasa bersalah. "Loe gak papa?"
"Gak papa rak, kita makan bakso aja yuk."
Rakhan mengangguk, lalu mengikuti Hera yang sudah berjalan kedepan.
"Pak baksonya dua porsi ya."
"Baik, kak."
"Her, gue minta maaf ya." mohon Rakhan lagi. Ia tahu gadis itu sudah memaafkan nya, tapi kekecewaan pada diri Hera tak kan bisa pudar begitu saja.
"Iya, gak papa rak, santai aja."
"Yaudah, besok gue beliin ikan cupang itu lagi... yang banyak."
"Besok udah bukan hari ulang tahun aku rak, rasanya udah beda."
Rakhan terdiam sejenak, " yaudah tahun depan, pas loe ulang tahun, gue janji bakal kasih kado ikan cupang beserta perangkat-perangkatnya."
"Serius?"
"Seratus rius."
Saking senangnya, tanpa sadar Hera memeluk Rakhan erat. "Makasih rakhan."
"Iyaa Heraaaa."
"Untuk sekarang, kadonya bakso."
Hera menatap Rakhan sejenak, lalu dengan wajah yang riang ia berteriak kencang. "Pakkk, baksonya nambah dua porsi ya."
"Hah..." celetuk Rakhan, sedikit terkejut.
"Mumpung gratis rak, tidak boleh disia-siakan."
Flashback off
"Tunggu disini, gue ambilin obat dulu." pinta Rakhan, setelah ia meletakkan Hera disofa panjang ruang tengah.
Hera terus menatap Rakhan, yang masih sibuk mencari obat. "Obat merahnya ada disana, rak." ucap Hera, sembari menunjuk kotak kecil berwarna putih di sudut ruang.
Dengan segera Rakhan mengambilnya. Mengobati kaki gadis itu dengan sangat hati-hati.
Hera hanya terdiam, tak ada teriakan kesakitan dari mulutnya. Mungkin terluka baginya sudah biasa. Apalagi Hanum selalu memberikan luka kecil ditubuhnya. Sudah kebas baginya, menahan rasa sakit didepan semua orang. Walau pada akhirnya menangisi lukanya dipojok kamar seorang diri.
Tak perlu waktu lama, Rakhan sudah selesai mengobati Hera. Ia terduduk disamping gadis itu. Menatapnya sejenak, lalu sebuah pertanyaan muncul dari mulutnya. "Loe kenapa...mecahin aquarium itu?"
"Harusnya aku tanya sama kamu, kamu kenapa?" jawab Hera dengan tatapan yang masih menghadap kedepan.
"Gue...hanya berusaha menghibur Amora."
"Dengan hal yang aku sukai?"
Tak ada jawaban dari Rakhan, ia hanya terdiam...bingung ingin menjawab apa.
"Dengan hal yang kamu janjiin ke aku?"
"Gue minta maaf, her."
"Gue gak bermaksud ingkar janji."
"Lagi pula ulang tahun loe masih lama, toh gue juga bakal nepatin janji gue kok."
"Cuma hadiah ikan cupang aja kan... gampang, gue bakal kasih loe ikan yang lebih banyak dari apa yang gue kasih ke Amora."Hera menghela napas panjang sembari menutup matanya sejenak. "Cuma?"
"Bagi kamu, mungkin itu gak berarti rak."
"Tapi...bagi aku itu sangat berarti."
"Aku gak butuh ikan cupang yang banyak."
"Aku cuma butuh kamu menepati janji."
"Ternyata kamu sama aja, kayak ayahku."Hera beranjak dari tempat duduknya.
"Oh ya, satu lagi rak."
"Amora bukan aku, gak semua yang aku suka Amora suka." ujarnya lagi.Announcement
Gaes maaf sebelumnya hari ini sampai tanggal 7 Mei besok aku gak lanjutin cerita ini lagi. Karena aku ada ujian tengah semester. Tapi tenang aja setelah selesai ujian, aku bakal lanjutin cerita ini. Dan akan segera aku tamatin secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan Untukmu
Teen FictionAmora dan Hera adalah saudara kembar tak identik. Walaupun kembar nasib kedua nya berbeda, Amora dengan segudang kasih sayang dan belaian lembut kedua orangtuanya, sedangkan Hera dengan sebuah tamparan kasar yang ia terima sehari-hari. Hingga sebua...