Bab 40 - Berita Hot

15 2 0
                                    

"Woiii ada berita hot!"

Seruan itu membuat mereka yang tengah sibuk dengan aktifitas masing-masing di kamar asrama, serentak menolehkan kepala pada ambang pintu.

Fidza masih fokus pada kegiatannya merapikan pakaian. Vivi ada dipojokan sedang mencatat. Rysfa dan Wisha makan bersama dengan Shani dan Dea beserta santriwati lainnya.

"Busettt, kalo dateng itu salam dulu kali!" tegur Rysfa. Nadanya naik satu oktaf di akhir kalimat.

Gadis itu, Hana namanya, menampilkan jejeran giginya yang rapi. Tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Afwan afwan, terlalu hot beritanya sampek-sampek aku lupa salam," cetusnya.

Vivi menggelengkan kepalanya di pojoka disertai kekehan. Lantas gadis itu kembai melanjutkan aktifitas mencatatnya usai dijeda oleh teman sekamarnya.

"Berita apaan, sih? Ustadzah Gendis bagi-bagi takjil?" tanya Wisha. Mulut gadis itu dipenuhi oleh makanan.

Hana memasukkan dirinya dan duduk di antara para teman-temannya. "Kamu yang dipikirin makanan mulu. Tapi nggak gemuk-gemuk. Dibuang ke mana makanannya." Satu alis wanita berwajah campuran arab itu diangkat.

"Jadi eeq lah," balas Wisha dengan enteng.

Rysfa tertawa di depan gadis itu. Saking tertawanya, makanan yang ada di mulut Ryafa muncrat-muncrat berleburan ke luar. Shani yang ada di sebelahnya memekik kesal.

"Rysfa makananmu itulohhh!"

Mulut Rusfa segera ditutup. "Ehehee, sworry kwelepasan," katanya. Masih dengan mulut yang dipenuhi oleh makanan.

"Berita apaan, Han?"

Di sebalah Vivi, Kesa menyahut. Kembali membawa ulang topik pembicaraan yang hendak Hana sampaikan. Kesa tiduran di sebelah Vivi, kedua mata gadis itu terpajam, namun Hana bisa menebak kalau Kesa hanyalah sekadar rebahan.

"Jadi gini."

"Uwahh gila keren banget!" sahut Rysfa bertepuk tangan sendiri.

"BELOM!" sarkas Shani. Kedua mata sipitnya dilebarkan.

Fidza menolehkan kepalanya. Gadis itu tergelak. Teman sekamar mereka juga tergelak oleh sahutan Rysfa dan sarkasan Shani.

"Mau tau apa nggak seh?"

Sepertinya Hana mulai merasa kesal.

"Apa emangnya, Han?"

Kini giliran Fidza yang bertanya. Gadis itu sudah selesai dengan aktifitasnya yang melipat baju. Lantas Fidza menyandarkan dirinya pada dinding tembok kamar asrama. Guna menunggu berita yang akan disampaikan oleh Hana.

Banyak pasang mata itu tertuju pada gadis berwajah campuran arab. Tubuhnya terlihat tenggelam ketika memakai abaya kecil yang berwarna hitam.

"Gus Ramzi mau nikah."

"WHAT?"

"HAH?"

"MASAK?"

Yang pertama adalah Rysfa. Gadis itu langsung berhenti mengunyah makanannya. Yang kedua Wisha, kepala gadis itu digaruk-garuk meski tidak gatal. Lalu yang ketiga ada Shani, gadis itu membulatkan kedua matanya tak percaya.

"Kompak amat, buset dah," cetus Hana merotasikan bola matanya.

"Kamu tahu dari mana, Han?"

Kesa menjadi satu-satunya orang yang terlihat masih tenang. Gadis itu masih pada posisi rebahan. Hijab segi empatnya dia tekuk dan di taruh di atas kedua bola matanya. Karena penerangan kamar sangatlah menyilaukan.

HafidzahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang