Part 3

477 20 0
                                    

Tidak terasa hari ini adalah minggu ketiga Camyla bekerja di Sudirja Company, sejauh ini dia merasa nyaman dan aman bekerja disana, apalagi dia bisa sering bertemu sahabatnya, setidaknya ada hal yang membuat dia merasa tidak menyesal untuk mengambil langkah kembali ke kota asalnya yang mati matian dia hindari selama beberapa tahun ini.

Saat ini Camyla sedang bersama Mala di kantin kantor untuk sarapan bersama, "Eh mal, udah tiga minggu gue kerja disini kok belum ngeliat bentukan bos galak itu sih?" Tanya Camyla pada sahabat nya itu.

"Harusnya lo beruntung ga ketemu dia, hidup lo aman damai kan tiga minggu kerja disini?" Jawab mala sambil memakan sarapannya.

Camyla makin penasaran, segalak apa sih yang akan menjadi bos nya itu, "emang dia segalak itu ya Mal? Kok semua orang pada bilang gitu?".

"Entar juga lo tau kalo udah ketemu, setau gue sih hari ini ada meeting internal perusahaan, dan pasti beliau hadir" ucap Mala

Camyla hanya ber oh ria mendengar jawaban Mala, setelah itu mereka kembali ke ruangan masing masing, karena tidak terasa sekarang sudah jam masuk kerja.

Ruang Camyla dan Mala berbeda arah, Mala ada di lantai 5 sedangkan Camyla di lantai 7, saat sedang berjalan menuju ke ruangannya, Camyla dibuat kaget mendengar suaran bentakan dari dalam ruangan bertuliskan "Ruang CEO" itu

"Anda niat bekerja apa tidak sih? Mada kerjaan gini aja salah?"

"Maaf pak sekali maaf"

"Maaf maaf, anda pikir dengan meminta maaf akan merubah berkas busuk ini jadi bagus?"

"Maaf pak, akan saya revisi sekarang"

"KELUARRR".

Camyla yang mendengar keributan itu dari luar bergidik ngeri, ternyata apa yang dikatakan karyawan disini itu benar, bos mereka galak dan arogan, bahkan saat memarahi wanita pun tidak ada belas kasihan sama sekali.

Akhirnya gadis itu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju ruangannya, sebelum si bos galak nya itu keluar "kenapa lo ngos ngosan gitu? Abis ngeliat setan lo?" Tanya tata pada camyla yang baru saja sampai di ruangannya.

"Anjir ta, ternyata bener ya pak Adi itu galak" jawab Camyla.

Tata sedikit kaget mendengar jawaban Camyla, "emm lo u-udah ketemu Pak Adi?" Tanya Tata lagi.

Mendengar jawaban Tata tadi, sebenarnya Camyla sedikit aneh, kenapa temannya itu menjadi gugup setiap membahas tentang Pak Adi, namun Camyla tetap menjawab pertanyaan sahabatnya itu "engga ketemu, tadi gue lewat ruangannya, terus kedengeran gitu kalo dia lagi marahin karyawan, gila cok, tega banget mulutnya ke cewe kek gitu" ucap Camyla.

Setelah perbincangan yang cukup panjang tentang Pak Adi, mereka pun disibukan dengan perkerjaan masing-masing, sebelum akhirnya Tata kembali bersuara "La, lo ikut gue meeting ya, perwakilan divisi kita" ucap Tata.

"Ta, yang bener aja dong, gue baru 3 minggu disini, belum banyak yang gue tau tentang perusahaan ini, ada gila gila nih bocah" jawab Camyla

"Ya makanya ini lo pelajari dulu berkasnya, kita presentasi ntar bareng ya, please tolongin gue lah La, gue yakin lo bisa"

"Engga engga, gamau gue, lo ajak yang lain aja deh yg lebih berpengalaman daripada gue"

"Ayolah La, lo ga kasian sama gue? Entar gue traktir deh, lo mau apa bebas" mendengar Tata bicara seperti itu, Camyla sedikit berubah pikiran, bukan karna akan di traktir, tapi karna emang dia tidak bisa nolak kalau sahabat nya itu sudah memohon padanya.

"Yaudah gue mau, mana berkasnya" jawab Camyla sedikit malas.

Jam pun menunjukkan puluk 14.30, sudah waktunya untuk meeting yang tadi mereka perdebatkan, sebenarnya Tata dan Camyla sudah telat 5 menit, tapi mereka mencoba untuk tetap masuk, di kepala Camyla sudah membayangkan bagaimana nanti dirinya saat dimarahi bos galak nya itu.

"Permisi maaf kami telat" ucap Tata.

Semua orang yang ada di ruangan itu menoleh ke arah pintu, semuanya sudah bersiap dengan amukan bos mereka, tapi mereka semua dibuat heran karna Pak Adi sama sekali tidak bersuara, dia terpaku melihat siapa yang datang, sebelum akhirnya dia bersuara memecah keheningan "Masuk, dan jangan di ulangin lagi".

Mendengar suara tadi, rasanya Camyla seperti di sambar petir di siang bolong.

Degg

Camyla pun menegakkan kepalanya untuk melihat siapa tadi yang bersuara, dan benar dugaannya suara itu adalah suara orang yang selama 7 tahun ini mati matian dia hindari.

Mereka berdua pun duduk, Camyla menatap Tata seolah minta penjelasan "nanti gue jelasin, ga sekarang, sekarang waktunya kita profesional".

Selama meeting berlangsung Camyla mati matian menahan air matanya yang ingin jatuh, jantung nya yang berdegup berkali kali lipat lebih kencang, untungnya dia bisa menyelesaikan presentasi dengan baik.

Kali ini semua karyawan yang ikut meeting dibuat keheranan oleh tingkah bos nya itu, termasuk Mala, Sam, dan Retta yang ikut serta dalam meeting itu, sebab pak adi yang biasanya selalu mencari kesalahan karyawan nya sekarang hanya diam dan terpaku pada seseorang karyawan baru, ya, sedari tadi Pak Adi melihat Camyla dengan mata memerah menahan tangis.

Meeting pun akhirnya selesai, dengan cepat Camyla keluar dari ruangan yang membuat dirinya sesak tadi, berbeda dengan gadis itu, ternyata ada laki laki yang masi diam tidak percaya apa yang dia lihat di depannya.

"Dit, gue ga salah lihat kan? Itu dia dit, kenapa dia bisa ada disini?" Ucap pria itu, ya pria itu adimas, atau yang biasa di panggil Pak Adi di kantor.

"Engga dim, itu dia, bener bener dia, sejak kapan dia kerja disini ya?"

Akhirnya air mata yang sedari tadi dimas bendung pun jatuh, dia menangis, penantian selama 7 tahun nya itu membuahkan hasil.

Disisi lain Camyla juga menangis di ruangannya, dia tidak menyangka hari ini akan datang, sumber luka yang selama ini dia hindari ada di hadapannya lagi, dadanya sangat sesak saat ini.

"La, are you oke?" Tanya Tata pada sahabat nya itu. Camyla menegakan kepalanya saat mendengar suara Tata.

"Dia muncul lagi Ta" jawab gadis itu sambil menangis, Tata yang melihat sahabatnya itu menangis akhirnya menarik gadis itu dalam pelukannya.

"Maafin gue, gue ga cerita sama lo kalo pak Adi itu Adimas"

"Kenapa Ta? Hiks hiks"

"Gue takut lo pergi lagi setelah tau ini, gue gamau jauh lagi sama lo"

"Ternyata gue belum sembuh Ta, rasanya masih sesakit itu waktu liat dia" ucap Camyla sambil menangis.

Waktu pulang kantor pun tiba, Camyla bergegas untuk pulang ke rumah, dia jalan terburu buru untuk menghindari bertemu dengan Adimas, namun sialnya saat dia sedang terburu-buru ada suara yang menghentikan langkahnya.

"Kak Lala" Camyla pun mencari sumber suara itu, dan ternyata itu Ila adik kelasnya dulu saat SMA.

Gadis berambut pendek itu menghampiri Camyla dengan penuh senyuman "kak Lala apakabar? Kangen banget deh udah lama ga ketemu" ucap Ila sambil berpelukan.

"Gue baik Il, iyaya udah lama banget kita ga ketemu"

"Iya nih kak Lala parah banget, anak anak jurnalis pada nanyain Kaka tau" ya Ila dan Camyla kenal saat dulu mereka mengikuti ekstrakulikuler yang sama di sekolah, yaitu jurnalis.

"Oh ya? Kirain mereka udah lupa sama gue, hahaha" jawab camyla

Setelah ngobrol lumayan lama, Camyla pun bergegas pergi untuk melanjutkan perjalanan pulang nya.

"Tunggu"

*********

Maaf ya kalo masih banyak typo atau cerita nya ga nyambung, hehe

9 BULAN UNTUK SELAMANYA ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang