Dengan langkah terpaksa, Adimas dan Adit pun turun bersama si kembar yang antusias bertemu ibu mereka.
"Ibuuuuuuuu" teriak si kembar bersamaan.
"Loh adek sama abang dari mana nak?" Tanya sastra.
"Abang abis jalan jalan ke mall bi sama ayah dan om adit" jelas azka.
Sastra melirik ke arah Camyla dan yang di tuju hanya mengangguk pasrah.
"Sorry kemaleman, tadi macet dijalan" ucap Adimas.
"Adek, abang, masuk gih ganti baju nya abis itu istirahat ya, kalo ada pr di kerjain dulu pr nya" ucap Camyla pada kedua anaknya.
"Ayah, om adit, kita masuk dulu ya, bye" pamit kedua bocah itu.
Sebelum masuk, Adzkia menghampiri sastra yang sedang menggendong adik bayi nya itu.
"Abi, hari ini adik tidur sama kakak kia lagi kan?" Tanya gadis kecil itu.
"Adik nya tidur sama ibu dulu ya sayang, takut nanti malem kebangun lagi terus ganggu abang sama kakak" jawab sastra.
Percakapan kedua orang itu tentu saja tidak lepas dari pandangan adimas, hati nya semakin panas ketika dia melihat sastra masuk ke dalam rumah yang sama dengan kedua anak nya.
"Makasih karna udah balikin anak anak gue, dan bikin mereka seneng" ucap Camyla malas.
"Mereka anak anak aku juga la, jadi udah sepantasnya aku bikin mereka bahagia, aku ayah kandungnya" jawab Adimas.
Camyla tersenyum kecut mendengar jawaban lelaki itu, rasa benci yang sudah susah payah dia kubur muncul lagi sekarang.
"Mereka anak anak gue, anak lo udah lama ga ada sejak gue tau lo juga nanem benih di rahim perempuan lain" ucap Camyla sambil melangkah pergi masuk ke dalam rumah.
"Kamu ga bisa bohongin aku la, kamu liat muka azka, dia mirip banget sama aku, jadi udah pasti kalo dia anaku" jawab Adimas.
"Ga usah kepedean, azka ga mirip sama lo, karna dia bukan anak lo, gue ingetin sekali lagi, anak lo udah ga ada sejak hari gue tau lo juga hamilin hera, mending lo urus anak lo sama dia, ga usah ngerecokin kehidupan gue sekarang yang udah bahagia ini" setelah mengatakan itu Camyla masuk dan menutup pintunya dengan keras.
Adimas terdiam ditempat dengan air mata yang terus mengalir di pipinya, hati nya sangat sakit melihat wanita yang ia cari selama ini dengan mati matian kembali benci kepada dirinya.
"Gue bakal lakuin tes DNA sama mereka dit" ucap adimas.
"Apapun itu, gue pasti dukung lo" jawab adit.
Adimas dan Adit pun pergi dari sana dengan perasaan campur aduk, senang, kesal, marah dan sakit hati tentu adimas rasakan.
Pagi ini Adimas sudah berada di rumah Camyla untuk mengantar si kembar ke sekolah, tapi sudah pukul setengah delapan tidak ada tanda kemunculan dua anak menggemaskan itu.
"Mereka kemana ya?" Ucap Adimas.
"Permisi pak, cari siapa ya?" Tanya seseorang.
"Eh ini buk, saya lagi nunggu azka sama Adzkia, tapi kok belum keluar juga ya" jawab Adimas.
"Loh pak, neng myla sama anak anak tadi subuh udah pergi sama a sastra, tapi saya gatau mereka mau kemana" balas ibu ibu yang diketahui ternyata adalah tetangga Camyla.
Hati Adimas benar benar panas saat ini, Camyla nya berniat menjauhkan anak anak yang baru dia temui dengan dirinya, apalagi setelah mengetahui mereka pergi dengan sastra juga, pikiran adimas semakin melayang mengingat semalam sastra masuk ke dalam rumah yang sama dengan camyla dan anak anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
9 BULAN UNTUK SELAMANYA ?
RomantikSebuah cerita tentang bagaimana semesta mempermainkan hidup seorang gadis yang penuh luka dan trauma, dan tentang usahanya dengan mati matian menghindari segala kesakitan itu, namun dengan begitu mudah semesta mempertemukan dia dengan sumber lukanya...