Setelah bertemu dengan si kembar tadi pagi di sekolah, Adimas menjadi yakin kalau Camyla dan anak anaknya saat ini tinggal bersama kemal kembali, hati nya sedikit lega melihat kedua anaknya sehat dan baik baik saja.
Saat ini adimas sedang dalam perjalanan menuju rumah kemal untuk menemui tiga orang kesayangan nya itu, senyum nya tidak luntur sepanjang jalan karna tidak sabar bertemu dengan mereka.
Setelah kurang lebih 1 jam, akhirnya adimas sampai di kediaman kemal.
"Assalamualaikum" ucap adimas.
Kemal bersama anak dan cucu cucu nya yang sedang makan malam pun tersadar dengan suara asing yang mengucap salam tersebut.
"Biar Abang aja yang buka bu, ibu terusin aja makannya, makan abang udah selesai soalnya" ucap azka sambil beranjak turun.
"Makasih ya gantengnya ibu" jawab Camyla.
Camyla dan yang lainnya pun melanjutkan acara makannya, dengan azka yang menuju pintu keluar.
"Waalaikumsalam" jawab bocah laki laki itu.
Adimas jelas semakin senang ketika mendengar suara anak lelaki yang sudah sangat dia rindukan itu.
"Mau ngapain om kesini?" Ucap azka saat melihat adimas yang ada di depan.
"Om?" Heran adimas saat anaknya itu memanggil dirinya om.
"Iya, mau apa om kesini?" Tanya nya sekali lagi dengan ketus.
"Ini ayah sayang, abang lupa sama ayah?" Ucap adimas.
"Aku ga punya ayah, kamu bukan ayahku, kamu ayah orang lain" pekik azka.
Mendengar suara gaduh dari luar, Camyla dan kemal segera menghampiri Azka.
"Loh pa, kok azka teriak teriak gitu sih ngomong nya" heran Camyla.
"Ayo kita samperin" jawab kemal sambil bergegas pergi keluar.
Saat sampai di luar, terlihat azka sedang beradu mulut dengan adimas, Camyla akhirnya tau kenapa anaknya itu berteriak.
"Mau ngapain kamu ke sini?" Tanya kemal.
"Om, saya mau ketemu anak anak saya om, saya mohon ijinin saya ketemu mereka" jawab adimas dengan mata yang berkaca kaca.
"Udah aku bilang, kamu bukan ayah ku, aku ga punya ayah, kamu ayah anak lain, aku ga gamau ketemu kamu lagi" pekik azka.
"Abang" tegur Camyla.
Azka berbalik melihat ke arah sang ibu yang sedang menuntun adiknya.
"Ibu" ucap azka lemas.
"Abang kenapa ngomong gitu sayang? Bukannya kemaren abang yakin kalo dia ayah abang?" Tanya Camyla.
"Itu kemaren, hari ini engga, setelah tadi abang liat dia milih buat anterin anak lain daripada kejar adek yang nangis, abang ga mau punya ayah lagi, abang udah bahagia kok kalo hidup cuma sama ibu, adek dan opa aja" ucapan azka berhasil membuat hati adimas sakit lagi kali ini, bahkan sakit nya berkali kali lipat dari camyla yang membencinya.
"Adek juga gamau ketemu ayah lagi" ucap Adzkia yang sedari tadi hanya diam.
Mendengar itu, azka langsung menarik ibu dan adiknya masuk kedalam rumah, dia tidak mau ibu dan adiknya bertemu dengan adimas terlalu lama.
"Kamu dengar kan ucapan cucu saya barusan, dia ga mau ketemu kamu lagi, lebih baik kamu fokus sama anak mu itu" ucap kemal.
"Om, adimas bisa jelasin semuanya om, dia bukan anak adimas, dia keponakan adimas om, anak adimas cuma azka sama Adzkia om, please om kasih adimas waktu buat jelasin semuanya" mohon adimas sambil bersujud di kaki kemal.
KAMU SEDANG MEMBACA
9 BULAN UNTUK SELAMANYA ?
RomanceSebuah cerita tentang bagaimana semesta mempermainkan hidup seorang gadis yang penuh luka dan trauma, dan tentang usahanya dengan mati matian menghindari segala kesakitan itu, namun dengan begitu mudah semesta mempertemukan dia dengan sumber lukanya...