"Camyla nazira"
Seketika langkah gadis itu terhenti mendengar Adimas memanggil nama lengkap nya, hati nya sedikit tercubit saat tau lelaki itu memanggil nama lengkapnya. Pasalnya dulu lelaki itu memanggil nya seperti itu saat dia sedang marah saja, dan saat ini lelaki itu manggil nya seperti itu lagi, dan tentunya Camyla sedikit takut, bukan sedikit, tapi sangat takut.
Semua pasang mata yg ada disana tertuju pada gadis berusia 24 tahun itu, apalagi saat bos mereka yang memanggil nya dengan nama lengkap, tidak biasanya bos mereka tau nama karyawan nya, bahkan karyawan lama pun kadang Adimas suka lupa, tapi kali ini dia ingat nama seorang karyawan baru, semua orang yang ada disana pun dibuat heran.
Camyla menghentikan langkahnya, dengan cepat Adimas menghampiri gadis itu lalu menariknya untuk ikut pergi dari sana, dia sudah tidak tahan lagi ingin berbicara dengan wanitanya itu, sepanjang jalan Camyla terus memberontak hingga tangannya memerah karna cengkraman Adimas yang terlalu kuat.
"Awss sakit" ucap camyla yang merintih kesakitan, mendengar itu Dimas langsung melepaskan cengkramannya.
"Maaf maaf la, maaf aku ga sengaja, mana yang sakit sini aku liat" panik Dimas sebari mencoba memegang kembali pergelangan tangan Camyla.
Camyla jelas menepis tangan Dimas yang akan menyentuh tangannya lagi, "ga perlu, dan tolong biarkan saya untuk bekerja disini dengan tenang pak Adimas Ervian Sudirja yang terhormat" ucap Camyla.
Degg
Adimas terpaku saat Camyla menyebut nama lengkapnya, dia paham betul saat ini gadisnya itu sedang dalam amarah, bukan cuma adimas, tapi seluruh karyawan yang ada disana pun kaget saat mendengar ada seorang karyawan baru berani menyebutkan nama lengkap bos mereka.
"Oke, tapi aku pengen ngomong dulu sama kamu"
"Tapi saya gamau, permisi"
Saat Adimas ingin mengejar Camyla, ada seseorang yang menarik tangannya dengan cepat, "biarin dia sendiri, lo jangan terlalu neken dia, kasih dia waktu" ucap seseorang itu.
"7 tahun Ta, 7 tahun gue cari dia, gue mau memperbaiki semuanya, gue mau minta maaf sama Lala, lo ngertiin gue dong Ta" jawab Adimas pada Tata, ya Tata yg menarik tangan Adimas tadi.
"Gue paham, gue tau semua yg lo alami beberapa tahun ini, tapi jadi dia juga ga mudah dim, jadi gue minta tolong sama lo buat lebih sabar lagi, biar gue yang ngomong pelan pelan sama dia"
"Lo berdua temen gue, dan gue gamau temen temen gue terus terusan kaya gini, gue harap lo ngerti" tutur Tata sambil menepuk pundak bos sekaligus temannya itu.
Rasa bersalah yang dia rasakan semakin besar, perasaan nya tidak karuan, marah, kesal, sedih, dan yang pasti menyesal.
"Tata bener dim, lo kasih dia waktu, lo percaya kan kalo jodoh itu ga kemana" ucap Adit yang tiba tiba muncul di belakang Dimas.
"Harus berapa lama lagi gue nunggu, harus sesabar apalagi gue dit" ucap dimas lemas.
"Maafin gue, ini semua gara gara gue" ucap Adit pada sahabatnya itu, Dimas yang mendengar itu hanya tersenyum pada sahabatnya dan mengangguk lalu pergi menuju ruangan kerjanya.
Saat ini adalah jam makan siang, sesuai janji tadi camyla akan makan siang bersama dengan ila, kali ini tata juga ikut, setelah kejadian tadi, gadis itu banyak diam, bahkan saat tata bertanya pun dia hanya menjawab sekena nya.
"Eh kak, berita lo yang dikejar kak Dimas tadi udah nyebar tau" ucap ila dengan bisik bisik.
Mendengar itu, spontan Tata mencubit tangan ila hingga merintih kesakitan,"anjing sakit cok".
KAMU SEDANG MEMBACA
9 BULAN UNTUK SELAMANYA ?
RomanceSebuah cerita tentang bagaimana semesta mempermainkan hidup seorang gadis yang penuh luka dan trauma, dan tentang usahanya dengan mati matian menghindari segala kesakitan itu, namun dengan begitu mudah semesta mempertemukan dia dengan sumber lukanya...