Part 23

220 8 4
                                    

Siang ini Hera dengan semangat memasuki kantor adimas untuk bertemu dengan lelaki idamannya itu.

"Mana adimas?" Tanya Hera pada sekertaris Adimas.

"Pak Adi, tidak masuk kantor bu hari ini" jawab sekertaris Adimas.

"Kemana?" Balas Hera.

"Saya kurang tau bu"

"Lo bohong kan? Kemana Adimas!" Pekik Hera yang membuat semua pasang mata yang ada disana melihat ke arah nya.

Mala, Tata dan Ila yang baru saja kembali dari kantin pun mendengar kegaduhan itu, dan mereka pun menghampiri untuk melihat ada apa disana.

"Buset siapa tuh siang bolong gini teriak" ucap Ila.

"Ayo kita samperin" balas Mala

Saat mereka tiba disana, terlihat Hera yang sedang memaki maki sekertaris Adimas.

"Heh tarzan, lo pikir ini hutan teriak teriak begitu" pekik Ila, yang akhirnya mengalihkan perhatian Hera.

"Mana Adimas?" Tanya Hera pada Ila.

"Mau ngapain lo kesini? Pergi deh lo" ucap Tata.

"Gue tanya mana Adimas anjing!" Bentak Hera.

Mala yang kesabaran nya setipis tisu pun dibuat emosi oleh tingkah Hera itu.

"Lo bisa biasa aja ga sama temen temen gua" ucap mala sambil sedikit mendorong bahu hera.

"Lo jangan ikut campur ya!"

"Gue tanya sekali lagi, mana adimas?!"

"Lo pikir kita baby sitter adimas yang ngintilin dia kemana pun?" Jawab Tata

Hera baru tersadar kalo tidak ada Camyla disana, dan dia berfikir Adimas sedang bersama gadis itu.

"Temen lo yang benalu itu mana?" Tanya Hera.

"Siapa yang lo sebut benalu anjing!" Tegas Ila.

"Siapa lagi? Camyla lah!" Jawab hera sambil tersenyum sinis.

"Heh bangsat, lo yang benalu ya bukan temen kita" ucap mala.

Pertengkaran mereka tentu menjadi tontonan karyawan yang ada disana, dan semua pembicaraan nya pun terdengar oleh semua orang yang melihat itu.

Camyla dan Retta yang baru tiba di kantor pun dibuat heran dengan karyawan yang berkumpul.

"Ada apaan nih rame rame" ucap Camyla bingung.

"Iya anjir, ayo liat" jawab Retta.

Camyla dan retta mendekat ke arah kerumunan itu, dan terlihat tiga sahabat nya sedang adu mulut dengan Hera.

"Anjir si Hera kan itu, wah gawat, bisa abis dia sama mala" panik retta.

"Ayo kita samperin" lanjut retta.

Camyla membeku di tempat saat melihat Hera disana, sejujurnya dia sedikit takut, tapi dia sudah janji kalo dia tidak mau terlihat lemah depan hera.

9 BULAN UNTUK SELAMANYA ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang