Matahari mulai menyelusup dari sela sela jendela kamar itu, dan membuat tidur adimas terusik, dengan perlahan dia membuka mata nya.
Betapa kagetnya adimas saat dia berhasil membuka matanya, dan melihat dirinya sedang memeluk camyla dalam keadaan sama sama tanpa busana.
"Anjing apa yang gue lakuin semalem ke lala" kaget Adimas yang langsung duduk.
Camyla merasa terganggu dengan gerakan yang adimas buat, dia pun terbangun dari tidurnya, hatinya kembali sakit saat mengingat kejadian semalam yang dia pikir hanya mimpi.
"Sayang" ucap adimas ragu.
"Pergi dim" dingin Camyla.
"Sayang maafin aku, aku khilaf, aku ga sadar sama apa yang aku lakuin sama kamu semalam" jelas adimas.
"Pergi dimas" tegas camyla.
"Sayang aku mohon maafin aku, aku bakal tanggung jawab, 4 bulan lagi kita nikah sayang, aku bakal bilang keluarga aku biar pernikahan kita di percepat" kekeh adimas.
"Dimas aku bilang pergi ya pergi, aku mau sendiri" pekik Camyla.
Bukannya pergi meninggalkan gadis itu, adimas malah memeluk nya dengan sangat erat, tangis Camyla pun pecah kembali di pelukan adimas.
"Kenapa harus gini caranya dim, kenapa?" Lirih Camyla.
"Maaf sayang" jawab Adimas yang juga sudah menangis.
"Hati aku sakit dim" balas camyla.
"Maaf, maaf aku ga sadar semalam" jawab adimas.
Camyla memang tau kalau adimas tidak sadar semalam, dia bahkan tau kalau ini semua ulah hera, rasa benci nya kepada hera semakin besar dari sebelumnya.
"Aku janji aku bakal tanggung jawab sayang, kamu jangan khawatir, aku cinta banget sama kamu" ucap adimas.
"Sekarang kita bersih bersih ya, aku bantu kamu ke kamar mandi, aku siapin air anget biar kamu bisa berendam ya"
"Sakit ya sayang, maaf ya" ucap adimas sambil mengecup kening camyla
Camyla hanya mengangguk sebagai jawaban, karna memang benar yang dikatakan adimas, bagian inti nya sangat sakit, bagaimana tidak, ini pengalaman pertama baginya, dan adimas terus menyerang nya tanpa ampun semalam.
Adimas pun membawa Camyla ke kamar mandi dengan menggendong nya ala bridal style, dan setelah itu dia keluar kamar untuk membersihkan dirinya di toilet dekat dapur.
Selsai dengan acara berendam dan mandinya, camyla keluar kamar dengan jalan yang sedikit susah karna masih terasa sakit, meskipun tidak sesakit tadi saat bangun tidur.
"Dim, kamu dimana?" Panggil Camyla, namun tidak ada jawaban dari adimas.
Gadis itu mencari adimas ke seluruh rumah namun tidak ada, tubuhnya melemas, pikirannya berkecamuk saat ini, apa adimas meninggalkan nya setelah mendapat apa yang dia jaga selama ini.
Dia menangis di ruang tengah rumah nya itu dengan memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya.
"Sayang, hey hey, kenapa nangis?" Panik adimas yang baru saja datang.
"Kamu dari mana hiks hiks" jawab Camyla saat mendengar suara adimas.
"Aku abis beli sarapan buat kita, sama beli obat pereda nyeri buat kamu" jawab adimas.
Camyla langsung memeluk tubuh adimas dengan sangat erat seolah tidak mau kehilangan lelaki itu, adimas sedikit kaget mendapat serangan mendadak dari gadisnya.
"Kamu kenapa nangis sayang?" Tanya adimas sambil memeluk tubuh gadisnya.
"Aku pikir kamu pergi ninggalin aku setelah kamu dapet semuanya" jawab Camyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
9 BULAN UNTUK SELAMANYA ?
RomanceSebuah cerita tentang bagaimana semesta mempermainkan hidup seorang gadis yang penuh luka dan trauma, dan tentang usahanya dengan mati matian menghindari segala kesakitan itu, namun dengan begitu mudah semesta mempertemukan dia dengan sumber lukanya...