Setelah drama yang menguras emosi tadi, akhirnya Camyla dan Ila dapat menyelsaikan tugas mereka tadi, lebih tepatnya tugas ila.
Untungnya, mereka menyelesaikan tepat 10 menit sebelum meeting di mulai, saat ini mereka sudah ada di ruang meeting untuk menunggu klien penting itu datang.
Akhirnya orang yang mereka tunggu tunggu pun datang bersama dengan Adimas, "Selamat siang semuanya".
"Siang Pak" jawab semua orang yang ada disana.
Camyla merasa tidak asing mendengar suara tersebut, tapi dia lupa itu suara siapa, dan saat dia menegakan kepalanya untuk melihat ke arah sumber suara, dia pun di buat bingung karna seseorang itu tersenyum kepadanya.
"Kak, itu pak Keivaron ngeliatin lo mulu ga sih?" Tanya ila sambil berbisik.
Setelah ila bertanya seperti itu, akhirnya gadis itu pun ingat pada lelaki yang tersenyum kepadanya tadi, dia Keivaron teman kampus nya dulu saat di Bandung.
"Temen kuliah gue" Balas gadis itu sekenanya. Ila pun hanya ber oh ria mendengar jawaban itu.
Meeting pun akhirnya selesai, beberapa karyawan yang tadi mengikuti meeting pun keluar dari ruangan itu, hanya tersisa Adimas, Adit, Keivaron, Mala, retta, Camyla, Ila dan dua karyawan lain yang sedang membereskan bekas presentasi tadi.
Saat Camyla dan ila sedang asik membereskan semuanya, tiba tiba ada suara yang menghentikan kegiatan mereka itu, "Hi myl, udah lama ya kita ga ketemu".
Camyla menoleh lalu tersenyum kepada orang itu, "Iya Pak Keivaron". Tentu respon dari gadis itu membuat seseorang tidak suka karna keramahan nya.
"Ga usah pake Pak juga kali, kaya biasa nya aja" ucap Keivaron.
Mala dan Retta terkekeh mendengar jawaban Keivaron, "Hahaha kaku banget lo berdua, kaya ga pernah jalan bareng tiap hari aja ya" timpal Retta masi dengan tawa nya.
Adimas mendengar itu sedikit heran sekaligus kesal mendengar ucapan Retta tadi, "kalian udah saling kenal?" Tanya lelaki itu.
"Kita kan satu kampus dim" kali ini mala yang menjawab, dan Adimas pun hanya ber oh ria.
"Kamu apa kabar? terus kemana aja sih myl? Dan sejak kapan kerja disini?" Tanya Keivaron.
"Satu satu dong Ron nanya nya, kebiasaan deh dari dulu" Balas gadis itu sambil tersenyum.
Tentu jawaban gadis itu semakin membuat Adimas merasa tidak suka, dia tidak suka melihat wanitanya ramah pada laki-laki lain, sedangkan pada dirinya gadis itu masih sangat judes.
"Panas ya?" Bisik ila pada Adimas, ila sadar dengan perubahan ekspresi Adimas, "Diem lo!" Jawab lelaki itu, Ila pun terkekeh mendengar nya.
Camyla sebenarnya melihat jelas mimik wajah Dimas yang sangat emosi melihat interaksi antara dirinya dan Keivaron, tapi dia tidak peduli akan hal itu, toh dia bukan siapa siapa laki-laki itu lagi kan pikirnya.
"Aku baik Ron, kamu apa kabar?" Jawab Camyla.
"Aku tentu ga baik setelah lost kontak dari kamu, tanya Mala, Retta, sama Sam deh kalo ga percaya" Balas laki-laki itu, Camyla pun menoleh ke arah dua sahabatnya seolah meminta jawaban, dan di balas oleh anggukan oleh mereka berdua.
"Bahkan sampe minggu kemaren pun aku masi nanya kabar kamu sama Sam, tapi si kampret itu ga bilang kalo kalian udah ketemu, aku gatau kenapa alasan dia ga ngasih tau aku" ucap Keivaron lagi.
"Maaf, waktu itu handphone aku kecopetan pas pulang kerja, dan pas hari itu juga aku baru pindah kosan, jadi aku ga sempet ngabarin siapapun saat itu, termasuk mereka bertiga" balas camyla.
Keivaron sedikit kaget mendengar nya, "tapi kamu ga apa apa kan? Ga ada yang luka?" Panik keivaron saat tau gadis itu kecopetan.
"Aku baik ron, nih buktinya aku ada di depan kamu kan? Hahaha" jawab gadis itu.
Obrolan keivaron dan Camyla semakin hangat, dan tentu saja semakin membuat Adimas kebakaran jenggot, lelaki itu sangat ingin mengamuk saat itu juga, tapi dia ingat kalo Keivaron adalah klien penting di perusahaan nya.
"Aku kayanya ga bisa lama myl, boleh minta kontak kamu ga? Biar gampang kalo mau hangout lagi" ucap Keivaron yang langsung di balas oleh camyla dengan menyebut kan nomor handphone nya.
"Sore kamu pulang sama siapa? Aku jemput mau?" Tanya lelaki itu
"Hadehhh Ron Ron, lo baru ketemu sehari sama Camyla udah mau main jemput jemput lagi aja" ledek Mala.
"Tau nih, kirain udah jadi CEO perusahaan besar, jiwa ojol si Keivaron udah ilang" ucap Retta sambil terkekeh
Camyla merasa malu karna teman temannya itu meledeknya, "apaan sih lo berdua, bacot banget" balas gadis itu.
"Kek nya itu udah bawaan lahir gue deh buat jadi ojol dia, kalo perlu sih seumur hidup" jawab keivaron yang membuat Adimas semakin murka.
Akhirnya adimas bisa bernafas sedikit lega karna Keivaron sudah meninggalkan kantornya itu, dia sangat tidak suka melihat interaksi lelaki itu dengan wanitanya, apalagi setelah mengetahui bahwa mereka pernah dekat saat kuliah dulu.
"Dim, orang nya udah ketemu, mau langsung dibawa kesini aja?" Ucap samuel yang baru datang ke dalam ruangan meeting tersebut.
Adimas hanya mengangguk sebagai jawaban, "kontrol emosi lo!" Ucap Adit pada sahabatnya itu.
Akhirnya setelah beberapa menit, Samuel datang bersama seseorang yang mereka curigai telah menghapus file penting untuk presentasi tadi, "Anda tau kenapa Anda dipanggil kesini" ucap Adimas dengan dingin.
Orang itu pun menggeleng pelan mendengar pertanyaan dari Adimas.
"JAWAB!" Bentak Adimas.
Camyla kaget bukan main saat melihat Adimas seperti itu, pasalnya dulu dia mengenal sosok adimas adalah lelaki sabar, tenang, dan bijaksana, bahkan dia tidak pernah melihat lelaki itu marah sampai menaikan nada bicaranya seperti saat ini kepada siapapun bukan hanya dirinya.
"T-tidak pak" balas orang itu, Adimas menggebrak meja dengan sangat keras karna mendengar jawaban orang tersebut.
"Sabar Dim" ucap Adit untuk menenangkan sahabatnya.
"Lo diem!" Tegas Adimas pada Adit, dia sudah tau Adimas mode seperti ini tentu tidak dapat ditenangkan oleh siapa pun.
"Nama anda siapa?" Tanya Adimas.
Orang tersebut hanya diam mendapatkan pertanyaan tersebut, dan responnya itu tentu membuat Adimas semakin marah.
"Saya tanya nama anda siapa? Kenapa diam saja? Anda tuli?" Bentak adimas lagi.
Camyla semakin dibuat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia seperti tidak mengenal lelaki yang ada di depannya saat ini.
"Ini kamu dim? Kenapa kamu jadi gini" ucap gadis itu dalam hatinya.
Orang itu semakin ketakutan saat ini, karna dia tau bagaimana watak bos nya tersebut saat marah, "JAWAB ANJING!" Pekik Adimas yang membuat Camyla membulatkan matanya.
Entah keberanian dari mana, Camyla menghampiri Adimas dan menggenggam tangannya, "jangan teriak, aku takut" lirih gadis itu dengan mata yang berkaca kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
9 BULAN UNTUK SELAMANYA ?
RomanceSebuah cerita tentang bagaimana semesta mempermainkan hidup seorang gadis yang penuh luka dan trauma, dan tentang usahanya dengan mati matian menghindari segala kesakitan itu, namun dengan begitu mudah semesta mempertemukan dia dengan sumber lukanya...