Part 38

147 6 2
                                    

"Z-zira"

"Iya pa, ini zira pa, mana yang sakit pa bilang sama zira" panik gadis itu.

Kemal hanya tersenyum melihat putrinya yang sedang menghawatirkan dirinya itu.

"Zira maafin papa nak" ucap kemal.

"Kenapa papa minta maaf? Papa ga ada salah sama zira" jawab camyla.

"Papa udah inget semuanya sayang, salah papa banyak sama zira nak, maafin papa" balas kemal.

Gadis itu senang mengetahui ingatan papa nya sudah pulih, tapi entah kenapa ada sedikit sedih yang dia rasakan.

"Papa mau zira maafin?" Tanya Camyla.

"Tentu sayang" jawan kemal sembari mengelus pipi putrinya.

"Kalau papa mau zira maafin, papa harus sembuh, dan harus selalu ada buat zira, papa juga harus tebus waktu zira yang hilang sama papa" balas camyla.

Kemal kembali menangis mendengar jawaban putrinya itu, akhirnya putrinya memaafkan dirinya sekarang, putri kecilnya telah kembali lagi.

"Papa janji sayang, papa akan selalu ada buat zira mulai saat ini, makasih ya nak udah mau maafin papa" ucap kemal.

"Iya pa" jawab gadis itu.

Karna keadaan kemal semakin membaik, saat ini kemal sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, dan semua keluarga sudah berkumpul termasuk hera dan yunisa.

Sejak masuk ke ruangan rawat, kemal sama sekali tidak mau jauh dengan camyla, dia selalu mencari putrinya itu saat tidak terlihat oleh pandangan nya.

"Pi, aku seneng papi udah inget semuanya, aku kangen sama papi, pi" tangis Hera yang tak dihiraukan oleh kemal.

"Zira, papa mau tidur" ucap kemal tanpa menoleh ke arah hera.

"Lo denger kan barusan bokap gue bilang apa? Jadi mending lo pergi dari sini" tegas camyla.

"Lo ga ada hak buat ngusir gue pergi dari papi gue" jawab hera.

Zayn yang sedari tadi sudah muak akan sikap Hera yang sombong itu akhirnya menghampiri gadis itu.

"Lo tuh punya malu ga sih anjing?" Tanya zayn.

"Tau nih, udah jelas jelas om kemal ga mau ngomong sama lo, kok ngotot ngaku ngaku om kemal bokap lo sih?" Kali ini faazel yang bersuara.

"Perlu kaca ga? Kalo perlu gue pinjemin nih" timbal fayaz.

Camyla semakin senang saat tiga sepupunya itu membela dirinya saat ini.

"Lebih baik kalian berdua keluar, saya mau istirahat ditemani anak saya zira dan keluarga saya" ucap kemal tanpa melihat ke arah hera.

"Pi, papi tega sama aku? Papi tau kan aku ga bisa hidup tanpa papi? Pi waktu aku bareng sama papi lebih lama dibanding sama dia, tapi kenapa dengan mudahnya papi buang aku sama mami pi"

"Kenapa harus susah buat buang sampah kaya kalian?" Bukan kemal yang menjawab, melainkan Camyla.

Gadis itu sudah sangat muak melihat Hera yang berada di hadapannya, belum lagi dengan tingkah dia yang merasa paling memiliki kemal papa kandung dirinya.

"Dulu aja nyokap sialan lo ini menghancurkan keluarga gue dengan mudahnya sampe gue dan nyokap gue kesusahan di luar sana, jadi kalo sekarang papa gue udah sadar, dan mau balik ke keluarga dia yang sebenernya, gue rasa itu bukan hal sulit"

"Dan lo jangan melupakan satu fakta hera, bokap gue sayang sama lo itu cuma buat ngobatin rasa rindu dia sama putri kandungnya yaitu gue" gadis itu menegaskan kalimat putri kandung saat berbicara dengan Hera.

9 BULAN UNTUK SELAMANYA ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang