2

7K 484 13
                                    

>○<

Sepertinya ini gila. Tapi kenapa pula Yoko merasakan percikan aneh saat tengah berdekatan dengan Faye?

Tuhan. Usia mereka berdua bahkan terpaut sepuluh tahun dan itu adalah ketidakwajaran yang pertama.

Ketidakwajaran yang kedua adalah, mereka sama-sama perempuan.

Hhhhhh.....

Yoko mengurut kepalanya yang terasa berdenyut, ia harus fokus pada pelajaran seni musik hari ini dan memperhatikan dosen di depan sana kalau ia ingin mendapatkan nilai baik di universitas.

Tapi, sialnya otak gadis cantik bertubuh kecil itu sedari tadi tertuju pada pertemuan terakhir dirinya dengan Faye di Cafe Andromeda beberapa saat lalu. Dan karena itu, Yoko tak bisa berkonsentrasi sekarang.

Hhhhhh.... Sekali lagi, Yoko menghempaskan napas berat dari dalam paru-parunya yang sedari tadi terasa sesak entah mengapa. Gadis cantik itu kemudian membuka kacamata besar yang bertengger di hidungnya lantas mengurut pucuk wajahnya itu dengan perlahan.

"Kenapa?"

Yoko melirik ke samping, tepatnya pada Marissa yang memandang dirinya dengan tatapan penuh kekhawatiran.

Gadis cantik bertubuh kecil itu menggeleng pada sobatnya "Nggak kenapa-napa"

"Kamu kelihatannya lagi nggak baik-baik aja" bisik Marissa seraya mendekatkan diri pada Yoko yang masih memijit pangkal hidungnya.

Yoko tak menjawab. Gadis itu hanya memfokuskan diri pada perasaan hatinya yang tengah terombang-ambing karena dosennya sendiri.

Yoko bisa mendengar Marissa mendecak dan menggeserkan kursi untuk lebih dekat dengan dirinya. Gadis cantik yang adalah sobatnya semenjak semester pertama itu menyenderkan tubuhnya di pundak Yoko yang kecil "Kamu bisa cerita ke aku kalau memang kamu mau"

Jujur saja, Marissa itu orang yang baik. Sangat baik malah. Dia selalu menjadi tempat pulang yang nyaman untuk Yoko meski memang tingkat keingintahuannya akan melipat ganda seperti sekarang jika sesuatu terjadi pada Yoko.

"Kamu nggak akan suka kalau tahu alasan dibalik ini semua" ujar Yoko sedikit berbisik pada sobatnya yang tak menjawab seolah menunggu dirinya untuk terus melanjutkan kalimatnya meski sebenarnya ia tak berniat untuk melanjutkan.

Marissa masih menempelkan tubuh pada dirinya dan karena itu Yoko menusuk kepala milik si cantik bergigi kelinci agar ia menjauh dari dirinya. "Berat" ujar Yoko pada Marissa yang menampakkan ekspresi memprotes.

"Kenapa?" ulang Marissa kesekian kalinya, masih mencoba mencari jawaban dari sobatnya yang sedari tadi diam dan membuatnya penasaran.

Dengan sebal, Yoko melipat tangan di dada "Kamu udah ngerjain tugas dari Miss Faye?"

Kening Marissa mengkerut "Nggak mungkin masalahnya cuma tugas kalau kamu mikir sampe ngurut kening gitu" bukannya menjawab, gadis cantik bergigi kelinci itu justru memicingkan mata seolah tengah mencoba membaca isi kepala milik Yoko.

Dengan sebal, Yoko mencubit hidung mancung milik Marissa perlahan "Mungkin bukan itu masalah utamanya. Tapi itu salah-satunya"

Marisa memajukan bibirnya sekejap "Miss Faye?" tebak gadis itu yang langsung diangguki oleh Yoko.

Kening milik Marissa mengkerut "Ada apa sama Miss Faye?"

Seolah tak bisa lagi mengelak, Yoko akhirnya mendekat pada sobatnya dan berbisik "Kemarin kita pergi ke cafe bersama"

"HAH?!"

"Ssshhhhhh!" tangan Yoko bergerak cepat untuk menutup mulut milik Marissa yang sempat membuat beberapa orang melirik ke arah mereka berdua termasuk dosen yang tengah mengecek tugas di kejauhan sana.

The Eldest One [FayeXYoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang