>○<
Tak bisa dipungkiri, semenjak kejadian dimana Faye menggodanya secara terang-terangan ketika mereka tengah belajar melukis bersama di kediaman dosen cantik itu, Yoko tak bisa menghentikan isi otaknya yang sering berkelana pada si wanita cantik.
Yoko rasa, dirinya sudah gila karena ia memiliki perasaan aneh pada dosennya sendiri. Apa dirinya teleiophilia ya?
"HEH!"
"ASTAGA!" Yoko tersentak hingga hampir terjungkal dari kursi yang ia duduki ketika mendapati satu tepukan kasar di pahanya. Gadis cantik bertubuh kecil itu kemudian melirik ke arah suara untuk menemukan Marissa tengah menatap lekat-lekat padanya.
"Ya Tuhan. Kamu ini bisa nggak sih nggak ngegangngu aku sehariii aja" protes Yoko pada sobatnya yang justru terkekeh.
Marissa mengambil kursi kosong di sampingnya lantas menoel-noel pipi milik Yoko sehingga membuat gadis itu mendelik tak suka pada sobatnya "Apaa?" jemari Marissa yang sedari tadi menusuk-nusuk pipi berisi milik Yoko ditepis oleh gadis itu dengan tenang.
Marissa terkekeh lagi "Ngelamun mulu. Mikirin apa sih?"
Yoko menjauh sedikit dari sobatnya yang melipat tangan di dada, seolah berusaha terlihat mengintimidasi ketika ia bertanya barusan.
"Nggak ada. Mana kak Ize? Tumben nggak ngebucin"
Marissa cemberut ketika Yoko menyebutkan kekasihnya "Lagi kerkom" jawab si cantik bergigi kelinci seraya menopang dagunya menggunakan tangan.
"Kangen banget padahal" lanjutnya dengan tatapan memelas pada Yoko yang langsung mengernyit geli.
"Padahal nggak ketemu beberapa menit aja" ejek Yoko pada Marissa yang langsung menatapnya tidak percaya.
"Kamu sih nggak pernah ngerasain kangen pacar ya. Makanya nggak tahu. Emang dasar jomblo karatan" gadis itu menjulurkan lidah di ujung kata dan Yoko langsung menjawil hidung mancungnya karena gemas.
"Udah ngerjain tugas Miss Faye?"
Marissa mengerutkan kening "Dari tadi ngelamun cuma mikirin tugas melukis dari Miss Faye?" ujar gadis itu dengan tidak percaya.
Yoko mengangguk, "Memangnya aku harus mikirin apa lagi selain tugas? Aku kan mau jadi lulusan terbaik di universitas"
Dengan mata yang memicing penuh kecurigaan, Marissa mendekat "Tapi kamu kayaknya bukan mikirin tugas deh"
Dengan sebal, Yoko mendecak "Jangan sotoy" gadis cantik bertubuh mungil itu mendorong kening sobatnya yang terlihat mengesalkan.
Masih dengan mata memicing, gadis bergigi kelinci itu menggigit bibirnya sesaat "Ini pasti mikirin Miss Faye sih"
"KATA SIAPA?"
Dengan iseng, Marissa tergelak "Orang yang bohong itu pasti menyangkal dalam waktu yang cepat dan dengan suara keras"
"Enggak ya!"
"Tuh kan?" goda Marissa, lagi untuk yang kesekian kalinya.
Yoko mendecak kesal pada sobatnya "Sok tahu banget sih jadi orang"
Dengan geli, Marissa menoel pipi tembam milik Yoko "Aku lihat kalian jadi deket belakangan ini"
"Astaga Marissa. Kita itu guru dan murid! Ya nggak masalah kalau kita dekat buat membahas pelajaran. Lagipula Miss Faye dekat sama aku karena dia ngajak untuk kompetesi doang. Bukan karena hal-hal yang ada di pikiran kamu"
"Hmm mencurigakan" gadis bergigi kelinci itu melipat tangan di dada.
Meski kesal, Yoko tetap saja melipat tangan di dada dengan tenang sambil lalu melirik ke kejauhan tepat dimana lapangan luas yang biasanya digunakan untuk tempat parkir terihat ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eldest One [FayeXYoko]
Teen Fiction"Mencintai secara tepat di waktu yang terhambat" -Yoko Apasra