>○<
Hhhhh.. Rasanya lelah sekali. Yoko membaringkan tubuhnya di atas kasur setelah selesai mandi. Jam di dinding sudah menunjukkan angka enam sore sekarang dan gadis cantik bertubuh mungil itu baru saja selesai latihan akting dengan seluruh kelompoknya.
Meski memang latihan akting dengan teman-temannya --serta Faye, terasa menyenangkan. Tapi, ia juga sedikit merasa lelah sehingga ia memutuskan untuk istirahat lebih awal daripada biasanya.
Kini, Yoko tengah menikmati suhu udara yang dingin sambil memejamkan mata mencoba untuk mengistirahatkan tubuhnya yang seharian ini terus ia gunakan.
Saat tengah asik menggoyang-goyangkan kaki sambil menggumam, Yoko bisa mendengar ponselnya bergetar dan gadis itu membuka mata untuk melihat layar ponselnya yang menampilkan pesan dari Marissa.
*-*
Marissa Lloyd: *Send a picture*
Marissa Lloyd: Kiw kiw. Ketahuan pegangan ni yee
Marissa Lloyd: Kiw kiw
Yoko Apasra: ASTAGA MARISSA!
Yoko Apasra: DAPAT DARI MANA HEH?!!
Marissa Lloyd: Wkwkwk jangan panggil aku Marissa kalau aku kudet 😏
Yoko Apasra: 🙂
*-*
Dengan kesal, Yoko mematikan ponsel tanpa mempedulikan lagi pesan dari Marissa meski ponsel gadis itu terus-terusan bergetar.
Yoko memutuskan untuk turun ke ruang bawah dan menikmati camilan malam ini. Gadis cantik itu kemudian beranjak ke dapur untuk menemukan isi kabinetnya sudah mulai kosong.
"Loh? Bii" ujar Yoko sedikit berseru kencang.
Terdengar suara langkah buru-buru di kejauhan "Iya, kenapa non?" seorang perempuan senja yang usianya mungkin sekitar empat puluh lima tahunan dengan pakaian daster yang kebesaran serta rambut yang tak tertata rapi menghampiri Yoko.
Perempuan yang sudah berbakti pada keluarga Apasra selama sekitar kurang lebih dua puluh tahun itu mengikuti langkah Yoko yang menuntunnya menuju kabinet dapur.
"Camilanku habis" ia cemberut di akhir kata.
Wanita senja itu terkekeh kecil "Non kan sudah jarang nyemil biskuit lagi sekarang. Makanya bibi nggak beli banyak-banyak waktu ke supermarket. Kemarin bibi beli buat persediaan kalau ada tamu aja" jawabnya.
Dengan malas, Yoko membuka kulkas lantas mengambil beberapa anggur hijau di dalamnya. "Boleh minta tolong siapin buat cemilan?" ujar Yoko pada pembantunya.
"Boleh. Non duduk aja. Nanti bibi anterin ke sofa" ia bergerak cepat mengambil anggur dan berlalu menuju wastafel untuk membersihkannya.
"Makasih bii" Yoko berlalu sambil sedikit berjingkit ketika ia berjalan menuju ruang televisi sebelum kemudian terduduk dengan pelan di atas sofanya yang empuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eldest One [FayeXYoko]
Teen Fiction"Mencintai secara tepat di waktu yang terhambat" -Yoko Apasra