20

6.1K 345 29
                                    

>○<

Yoko meringis ketika ia tak sengaja menggesekkan kedua kakinya saat berusaha untuk duduk di atas kasur yang empuk. Tak ada Faye di sampingnya dan gadis itu melirik tubuh telanjangnya dengan pipi memerah.

Yang semalam itu.. Sungguh menakjubkan.

Meskipun sekarang seluruh tubuhnya dipenuhi oleh hasil jerih payah Faye semalaman, tapi Yoko tetap tersenyum ketika membuka selimut berwarna putih yang menutupi tubuh telanjangnya untuk melirik permukaan kulitnya yang dihadiahi banyak tanda oleh Faye.

Sedikit bersemu karena malu, Yoko memeluk tubuhnya sendiri seraya mengusap bekas ciuman si wanita cantik di seluruh tubuhnya sambil membayangkan bagaimana Faye memperlakukan dirinya tadi malam.

AHHHH! Gila!

"Loh? Sudah bangun?"

Yoko tersentak saat mendengar suara milik Faye dari kejauhan. Dosen cantiknya itu kini tengah menahan nampan di salah satu tangannya dan itu menguarkan aroma sedap.

Yoko tersenyum sebentar ketika ia merasakan usapan lembut di pipinya "Sarapan dulu" ujar si dosen cantik yang tubuhnya menguarkan aroma manis.

Pasti Faye sudah terjaga semenjak tadi. Mengingat bagaimana rambutnya sedikit basah serta tubuhnya menguarkan aroma segar, dan ia juga bahkan menyiapkan sarapan untuknya.

Dengan malas, Yoko melipat kakinya sehingga area kewanitaaan si gadis berdenyut. Tak bisa dipungkiri, ada perasaan sedikit ngilu setiap kali kakinya bersentuhan, dan Yoko kesulitan duduk sekarang.

Faye benar-benar melakukan apa yang ia ucapkan. Wanita itu tak membiarkan dirinya duduk dengan tenang setelah mereka bercinta semalaman.

"Awhh.." Yoko sedikit mendesis ketika ia mencoba duduk dengan tegap meski di atas kasur.

Melihat kekasihnya kesakitan, Faye langsung ikut mendesis "Perih?" ujar wanita cantik itu seraya menaruh nampan dan membawa bantal "Duduk di atas bantal dulu sayang biar nggak terlalu banyak gesekan"

Yoko menggeleng kecil "Nggak kenapa-napa kok. Nggak perih banget. Masih bisa ditahan" jawabnya seraya memiringkan posisi duduk agar area kewanitaannya tak terasa ngilu.

Merasa bersalah, Faye kemudian mendekat setelah ia menyelonjorkan kakinya "Duduk di pangkuan kakak mau?"

Yoko terkekeh "Nggak mau. Nanti di terkam lagi sama kakak. Nggak ada tamatnya. Aku bahkan masih ngantuk karena digempur sampai jam 4 pagi" ujar gadis itu dengan ekspresi polos yang membuat Faye menggaruk belakang lehernya yang tak gatal.

Faye mendecak "Eumm.. makan dulu ya? Kakak suapin"

"Okay" jawab si cantik bertubuh mungil.

Dengan telaten, Faye meniup sup ayam dari mangkuk yang masih mengepulkan asap "Masakan kakak. Sorry kalau kurang enak. Masih belajar bikin sayur" ujar si wanita cantik seraya menyodorkan sesendok kuah tanpa sayuran pada Yoko yang menerimanya.

Gadis itu menyeruput isi sendok dengan pelan sampai terdengar suara 'slurp' ketika bibirnya maju seperti seekor itik. Faye terkekeh. Gadisnya ini terlalu menggemaskan.

"Enak?" ujar Faye penasaran.

Yoko memiringkan kepalanya ke satu sisi seolah tengah berusaha untuk mendeskripsikan rasa sup yang disuapkan Faye terhadapnya "Enak" jawab Yoko setelah ia mengecap-ngecap lagi isi mulutnya "Tapi ayamnya nggak berminyak. Kurang juicy"

Faye memajukan bibir ketika ia memotong kecil wortel-wortel yang ada di dalam mangkuknya "Sengaja. Kamu terlalu banyak makan makanan nggak sehat. Jadi kaldu ayamnya diganti pakai air yang baru"

The Eldest One [FayeXYoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang