>○<
Suara getaran ponsel yang mengganggu dari atas nakas membuat Faye menghentikan kegiatannya yang tengah mengeringkan rambut.
Nama Marissa Lloyd tertera di atas layar ponselnya yang berkedip meminta perhatian dan wanita cantik itu menggeser layar guna menjawab "Kenapa?"
"Kak. Yoko" dengan napas tersenggal, Marissa memulai obrolan.
"Kenapa?" Faye masih berusaha tenang ketika ia menyisir rambutnya ke belakang sehingga itu tampak rapi sekarang.
"Yoko mabuk di bar. Aku lihat di instagram story temenku"
Faye membelalak "Bar mana?"
"Barley, di dekat perempatan ke taman kota" tanpa berbasa-basi lagi, Faye beranjak setelah ia membawa tas berukuran sedang yang warnanya serupa dengan pakaian yang ia kenakan.
Wanita cantik itu memasukkan ponselnya ke sana lantas menyantolkannya di bahu sebelum keluar dengan terburu-buru setelah lebih dulu menginjak sepatunya dengan cepat.
Sedikit meruntuk, Faye kemudian membenarkan belakang sepatunya yang terasa tak nyaman sambil berjalan. Wanita cantik itu menekan tombol kecil yang ia simpan di dekat pintu gerbang lantas membiarkan garasinya terbuka secara otomatis untuk mengeluarkan mobil yang sudah ia simpan rapi beberapa saat lalu.
Dengan tak sabar, wanita cantik itu belalu menuju belakang kemudi lantas segera tancap gas dari kediamannya menuju bar yang sudah ia kenal.
Sedikit kesal, Faye membenturkan telapak tangannya pada setir ketika ia melihat lampu lalu lintas berubah menjadi merah tak jauh dari dirinya.
"Sial!" ia meruntuk saat banyak mobil di hadapannya yang bergerak lamban ketika ia tengah mencoba untuk sampai di tujuan secepat mungkin.
Faye berkali-kali menenan klakson sehingga membuat para pengendara banyak yang melirik padanya. Tapi ia tak peduli, ia hanya ingin cepat-cepat menarik Yoko ke dalam dekapannya lantas menghukum bocah kecil itu dengan jari jemarinya yang sudah tak tahan.
Saat ia memarkirkan mobilnya dengan rapi di antara mobil-mobil yang mewah, wanita cantik itu cepat-cepat keluar dari mobil dan menguncinya lantas berjalan cepat menuju bar.
Ada dua orang lelaki berperawakan tinggi dengan seragam sekuriti di dekat pintu utama. Wanita cantik itu cepat-cepat mengeluarkan kartu identitas agar ia tak dihalangi oleh mereka yang biasanya akan mengecek apakah seseorang yang berkunjung ke bar sudah cukup usia atau tidak.
Wanita cantik itu meninggalkan kartu namanya pada salah satu orang sekuriti berkepala pelontos lantas mendorongnya sedikit karena lelaki itu menghalangi pintu.
Dengan pandangan nyalang, Faye menyusuri seluruh tempat yang penuh oleh remaja mabuk yang tengah menikmati musik menghentak yang bahkan membuat kepala Faye terasa pening sekarang.
Saat ia melihat sosok perempuan bertubuh kecil yang mengenakan tanktop berwarna abu dan rok pendek yang menggantung di atas lutut dengan rambut panjangnya yang dibiarkan terurai dikerumuni oleh perempuan dan lelaki, isi hati Faye terbakar. Ia bukan hanya cemburu, tapi ia juga marah terhadap semua orang yang berani menyentuh perempuan yang sudah ia jadikan miliknya.
Tanpa berpikir panjang, Faye menyingkirkan mereka dengan dorongan kasar hingga mereka melirik padanya secara bersamaan.
"Yoko" Faye berseru sebelum kemudian melirik kekasihnya dari atas sampai bawah. Pakaian terbuka yang dikenakan Yoko bahkan sudah sangat keterlaluan menurutnya. "Lagi ngapain kamu di sini?" ia melipat tangannya di dada seraya menatap Yoko dengan tajam.
Gadis yang tampak mabuk itu memicingkan mata seolah tengah berusaha untuk melihat Faye lebih jelas. Ia tertawa sesaat "Kayaknya aku mabuk sampai-sampai ngebayanyin kak Faye ada di sini" ia melangkah sekali, tubuh kecilnya sedikit sempoyongan ketika ia melangkah dan Faye sudah bisa menebak berapa botol yang sudah gadis itu habiskan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eldest One [FayeXYoko]
Teen Fiction"Mencintai secara tepat di waktu yang terhambat" -Yoko Apasra