>○<
Yoko berjingkit ketika melangkah perlahan ke arah dapur yang berdekatan dengan ruang tempat mencuci dan hampir berdempetan dengan kolam renang.
Gadis cantik itu tengah kabur dari kekasihnya yang sedang mandi dan di sinilah ia sekarang, tengah bersembunyi di dekat kabinet yang bersih.
Yoko membekap mulutnya sendiri, berusaha untuk tidak menimbulkan sedikitpun suara agar Faye tak bisa menemukannya.
"Yoo?" saat Yoko mendengar Faye menyerukan namanya di kejauhan, gadis itu semakin menyembunyikan diri "Sayang, kamu dimana?"
Sejujurnya, Yoko ingin tertawa dengan tingkahnya sendiri. Tapi, ia berusaha sekuat tenaga agar tak mengeluarkan sedikitpun suara agar Faye kepusingan dibuatnya.
"Kalau kamu keluar sekarang, kakak bakal kasih tahu kamar rahasia kakak" ujar Faye menggoda yang langsung membuat Yoko berdiri "Dimana?"
"Ah! Disitu kamu rupanya" ujar Faye seraya terkekeh.
Ah! Sial! Kenapa pula ia terpancing hanya karena sebuah ruangan?
Faye merogoh celana pendek yang ia kenakan lantas mengeluarkan satu buah kartu berwarna merah dan menyerahkan itu pada Yoko "Kuncinya. Ruangannya di belakang sofa tantra yang itu" jemari runcing milik Faye terarah pada sofa yang disimpan di dekat bawah tangga.
Dengan kening mengkerut heran, Yoko melangkahkan kakinya ke sana lantas melirik-lirik pada dinding yang dilapisi HPL berwarna serat kayu.
Apa mungkin wanita cantik itu memiliki pintu kamuflase di bawah tangga yang akan menuntun mereka menuju ruangan lain?
Dengan pemikiran itu, Yoko menaiki sofa tantra yang menghalangi jalan sebelum kemudian ia tersentak ketika merasakan dorongan di bahunya sehingga membuat ia terbaring di atas sofa dengan Faye tepat di atasnya.
Dengan senyuman menyungging, Faye menunduk dan menyatukan kening mereka berdua dengan lembut "Bakar kalori malam ini kan?" ujar si dosen cantik sebelum kemudian menutup jarak di antara keduanya tanpa memperdulikan Yoko yang menatap wanita cantik itu dengan pandangan memprotes.
Faye memejamkan mata saat ia merasakan hangatnya rongga mulut milik Yoko di antara lidahnya yang tengah mengabsen gigi geraham si cantik satu per satu.
Faye bisa merasakan gadis di bawah tindihannya kehabisan napas ketika ia menghisap bibir bawah milik Yoko dengan cukup keras, tapi ia tak memberi Yoko waktu untuk bernapas karena wanita cantik itu justru mengalihkan ciumannya pada rahang si cantik dan kemudian beralih ke lehernya.
"K.. kak" Faye bisa merasakan dorongan dari Yoko, tapi wanita cantik itu tak bergerak dari lekukan leher Yoko yang menguarkan aroma manis.
Wanita cantik itu kemudian beralih ke daun telinga si cantik lantas menjilatnya perlahan "Hhhh.. Kaak. Shhhh hh" tangan Yoko yang sedari tadi mendorong seolah menolak kini berubah menjadi menarik belakang kepalanya seolah melarang Faye untuk beranjak dari titik sensitifnya. Dan Faye justru melakukannya.
Wanita cantik itu mengangkat diri dari atas tubuh si cantik lantas merebut kunci ruang rahasia yang ingin ia beritahu terhadap kekasihnya.
"Well, mungkin ini terlalu dini. Tapi kakak nggak mau menyembunyikan apapun dari kamu" tangan wanita cantik itu bergerak memegang dinding sebelum kemudian meletakkan kartunya di dekat sudut sampai menimbulkan suara 'klek' seolah kunci terbuka.
Yoko yang masih belum bisa mengatur deru napasnya yang tersenggal karena Faye kini dikejutkan dengan sebuah ruangan yang isinya hanya sebuah ranjang.
Gadis cantik itu kemudian berdiri di antara kedua kakinya lantas mengikuti Faye yang sudah melangkah lebih dulu ke kamar rahasia yang disembunyikan di bawah tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eldest One [FayeXYoko]
Teen Fiction"Mencintai secara tepat di waktu yang terhambat" -Yoko Apasra