>○<
Yoko mengerutkan kening ketika ia membaca kembali naskah yang sudah diciptakan oleh kelompok satu. Cerita tentang malam dansa di akhir semester dengan judul 'The Prom' yang memerlukan tiga tokoh utama.
Dua di antara tiga pemeran akan dijadikan sepasang kekasih dan Yoko tengah menunggu dosen cantik itu untuk mengumumkan siapa sekiranya yang akan memerankan tokoh Sloane dan Lilyth serta Eve.
"Marissa. Kemarin kau sudah cukup baik dalam berakting. Tapi saya pikir kau pantas untuk menjadi sosok Eve yang mengganggu Lilyth dengan Sloane karena akting romantismu kurang mendalam" celetuk Faye memecah keheningan yang tercipta di antara kesepuluh anggota.
Yoko melirik sesaat untuk melihat kekasihnya yang tengah mengerutkan kening "Tak ada jalan lain selain menjadikan saya sebagai Sloane dan Yoko sebagai Lilyth. Kemampuan improfisasi orang lain masih di bawah kita bertiga. Jadi, yang lain akan mengurus properti dan kostum untuk drama musikal"
Yoko bergeming ketika Faye mendekat padanya dan memeluk pinggangnya dengan sengaja "Ayo latihan. Kamu harus mulai terbiasa melakukan kontak fisik denganku mulai sekarang. Karena kita memiliki adegan berdansa" ia mulai memapah Yoko untuk berdiri sebelum kemudian membimbing Yoko untuk melangkahkan kaki.
"Kamu bisa berdansa kan?" ujar Faye dengan suara pelan namun cukup lantang hingga semua orang memperhatikan mereka berdua sekarang.
Yoko mengangguk seraya mengikuti langkah pelan Faye yang menuntunnya untuk berdansa meski tak ada musik di antara mereka berdua "Jadi ini rencana kakak?" bisik Yoko pada kekasihnya yang memejamkan mata seraya menempelkan kening di antara mereka berdua.
Yoko bisa meraskan usapan lembut di punggungnya "Biar nanti kalau ketahuan pacaran nggak banyak yang kaget. Jadi kita ancang-ancang romantis dari sekarang" bisik si dosen cantik sebelum memutar tubuh Yoko dan memeluknya setelah si cantik kembali ke dalam lengannya.
"Dansa sudah baik. Tinggal latihan akting dan dialog. Kita mulai saja supaya nggak terlalu membuang waktu" ujar Faye, menghentikan suasana khidmat yang sempat ada di antara mereka.
Faye menuntun Yoko ke tengah-tengah ruangan lantas memberikan gadis itu makalah berisi dialog yang akan mereka latih.
Secara tiba-tiba, Faye menghentakkan naskah ke atas lantai sebelum kemudian menggenggam tangan Yoko tanpa aba-aba "Lilyth. Percayalah, ini aku. Sloane. Aku sudah mengorbankan kehidupan terakhirku dengan menukar tubuh dengan wanita cantik ini" Faye mulai berakting.
Yoko hampir terkekeh ketika ia merasakan cengkraman kekasihnya begitu kuat di pergelangan tangannya. Wajah cantik milik Faye menampilkan ekspresi khawatir dan takut yang tepat sehingga membuat Yoko memejamkan mata lantas menghitung dari satu sampai tiga untuk mempersiapkan diri agar ia bisa berakting menjadi Lilyth.
Sesaat setelah mengerjap, Yoko menepis tangan Faye dengan kuat "Tidak! Kamu bukan Sloane! Sloane sudah meninggal karena kecelakaan beberapa saat lalu! Jangan menghayal!" ia mulai membalas akting kekasihnya sekarang.
Faye menatap Yoko dalam-dalam "Aku memilih untuk reinkarnasi pada tubuh wanita ini agar bisa kembali kepadamu dengan cepat, Lilyth. Kenapa kamu meragukanku?"
Dengan cepat, Yoko menjauh "Sloane tidak mungkin melakukan sesuatu yang bodoh seperti ini! Dia mencintai hidupnya! Ia tidak mungkin berkorban dan menukarkan nyawanya hanya karena ingin kembali hidup!"
Meski pelan, Yoko bisa mendengar Faye terisak "K.. kamu tak percaya kalau aku rela melakukan apapun untukmu?" wanita cantik itu tiba-tiba mendekat dan mengamit pipi Yoko lembut "Aku mencintaimu, Lilyth. Aku mencintaimu lebih dari hidupku sendiri. Dan aku membuktikannya dengan datang padamu sebelum acara dansa spesialmu berlangsung. Aku merelakan nyawa terakhirku untukmu, Lilyth" dan dengan itu, si dosen cantik menutup jarak di antara mereka dengan ciuman yang lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eldest One [FayeXYoko]
Teen Fiction"Mencintai secara tepat di waktu yang terhambat" -Yoko Apasra